7

5K 144 0
                                    

Pukul 7 malam, Fhadil pulang dari kantor. Fhadil langsung masuk ke dalam rumah. Sepi.

Fhadil melihat ke sekeliling ruangan, sangat sepi. Dia tak menemukan bi Ema.

Lalu Fhadil naik ke atas menuju kamarnya. Saat membuka pintu kamar, Fhadil sangat terkejut dengan keadaan kamar yg sangat berantakan.

"Ada apa ini? Apa yg terjadi?"gumam Fhadil.

"Dimana Shella?"

Fhadil pun turun ke bawah. Dan dia melihat bi Ema di bawah. Wajahnya seperti menunjukkan kekhawatiran.

"Bi, Shella mana?"tanya Fhadil.

"Anu tuan--, nyonya Shella......"ucap bi Ema menggantung perkataan nya.

"Kenapa Shella?"

"Nyonya Shella, ada--- ada di rumah sakit."

"Apa? Rumah sakit?! Bagaimana bisa?"tanya Fhadil sangat khawatir.

"Mm... Tuan---"

"Baiklah. Sekarang kita ke rumah sakit."

Fhadil dan bi Ema pun berhenti menuju rumah sakit. Fhadil sangat khawatir dengan Shella. Apa yg menyebabkan Shella masuk rumah sakit, pikir Fhadil.

Tak butuh waktu lama, Fhadil dan bi Ema pun telah sampai di rumah sakit. Fhadil langsung masuk ke dalam rumah sakit dan langsung menuju ruangan Shella berada.

Di sana, Shella tengah berbaring di atas kasur rumah sakit. Fhadil pun mendekatinya.

Sadar akan situasi seperti ini, bi Ema pun memilih keluar dari ruangan ini.

"Sayang, apa yg telah terjadi pada mu?"tanya Fhadil.

Fhadil pun memegang tangan mungil Shella. Dia mengecup nya.

Tak lama kemudian, Fhadil merasakan ada yg bergerak di tangannya. Fhadil pun melihat tangan nya yg sedang menggenggam tangan Shella. Tangan Shella bergerak.

"Sayang, kamu bangun?"tanya Fhadil.

Shella mengerjapkan matanya. Terlihat buram. Tapi, lama-kelamaan menjadi cerah.

"Mas Fhadil? Kamu ngapain di sini?"tanya Shella sambil melepaskan genggaman nya di tangan Fhadil.

"Sayang, aku sangat cemas. Apa yg telah terjadi pada mu?"tanya Fhadil menghiraukan pertanyaan Shella.

"Pergi. Pergi dari sini."usir Shella.

"Sayang, tolong jangan seperti ini. Aku akan menjelaskan semuanya."ucap Fhadil.

"Gak ada yg perlu di jelasin lagi, mas. Aku udah tau semuanya."ucap Shella.

"Shella, tolong dengerin aku sekali ini aja. Yg menempelkan noda di lipstik itu Fina. Fina sekertaris ku. Dia ada niat jahat buat aku. Dia mau misahin aku sama kamu. Jadi, tolong percayalah padaku."jelas Fhadil.

Shella memalingkan pandangannya ke Samping lain. Shella tidak menjawab ataupun merespon penjelajah Fhadil.

"Sayang, tolong percayalah padaku."ucap Fhadil meyakinkan.

"Apa ada bukti yg kuat?. Supaya aku bisa percaya dengan perkataan mu."tanya Shella.

"Ya. Tadi pagi, aku sudah menanyakan semua itu pada Fina. Dan Fina bilang iya. Dia ngelakuin itu semua, karena dia mau pisahin aku sama kamu."jelas Fhadil.

Shella nampak sedang berfikir. Apakah dia harus mempercayai perkataan Fhadil?

"Baik. Aku percaya dengan perkataan mu. Tapi, kalo sekali lagi kamu ngelakuin itu, aku gak percaya lagi sama kamu."ancam Shella.

"Ya, ya. Aku janji."ucap Fhadil.

Shella pun tersenyum. Lalu, Fhadil pun mencium kening Shella dengan sangat lembut.

"Jadi, apa yg membuat mu bisa masuk rumah sakit?"tanya Fhadil.

"Aku-- aku mengguyur tubuhku dengan air dingin yg keluar dari shower."jawab Shella.

"Apa?"ucap Fhadil kaget. "Apa kau sudah gila?"lanjutnya.

"Maafin aku. Itu semua juga gara-gara kamu."ucap Shella.

"Shella, tolong jangan lakuin hal bodoh seperti itu lagi."ucap Fhadil.

"Iya mas."ucap Shella.

"Tapi, apa kata dokter?"tanya Fhadil.

"Kata dokter, aku hanya butuh istirahat total. Besok juga boleh pulang."jawab Shella.

"Oh syukurlah..."ucap Fhadil.

Fadhil akhirnya sangat senang bisa berdamai lagi bersama Shella.

Dalam rumah tangga, memang selalu ada kerikil-kerikil jahat yg akan menganggu nya.

Dengan saling percaya, kerikil itu akan musnah dengan sendirinya. Intinya, dalam rumah tangga harus ada kepercayaan.

______________________________

Eakk... So bijak ya gue...
Maafkan lah jika ada typo...
Vote and comment nya di tunggu...

Salam sayang,
NengTunziah

SheFha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang