15

5.5K 157 0
                                    


Pagi harinya...

Seperti biasa, Shella dan Fhadil sedang sarapan bersama di meja makan.

Shella sangat senang, akhirnya masalahnya telah selesai. Dan, semoga masalah itu tidak akan kembali lagi.

Saat sedang menyantap sarapannya, Shella merasakan perutnya mual dan ingin muntah.

Shella langsung berlari ke arah kamar mandi.

"Huekk... Huekk..."

Fhadil langsung menghampiri Shella di kamar mandi. Fhadil menunggu Shella di luar kamar mandi.

"Sayang, kamu kenapa? Kamu sakit?"tanya Fhadil khawatir.

"Aku gak papa kok. Cuma perut aku mual dan selalu ingin muntah. Dan juga, kepala aku sedikit pusing."jawab Shella.

"Kalo gitu kita harus ke rumah sakit."

"Tidak, mas. Mungkin aku cuma masuk angin biasa. Bentar lagi sembuh kok."

"Sayang, aku tidak mau kenapa-napa. Tolong, menurut lah."

"Baiklah, baiklah."

Shella dan Fhadil pun langsung pergi ke rumah sakit. Sebenarnya, Shella sudah merasakan keadaan ini sejak kemarin lusa.

Shella pikir, ini hanya masuk angin biasa. Shella terus mendiamkan mual dan sakit kepalanya.

*****

Saat tiba di rumah sakit, Shella dan Fhadil langsung menuju ruangan dokter.

"Baiklah nyonya, silahkan berbaring."perintah dokter.

Shella pun berbaring di ranjang rumah sakit. Sementara itu, Fhadil menunggunya di ruang tunggu. Dokter itu memeriksa perut Shella.

Saat sudah selesai, dokter mengajak Shella untuk mengobrol bersama suaminya di ruang tunggu.

"Jadi, istri saya sakit apa dok?"tanya Fhadil.

"Istri bapak tidak apa-apa."jawab dokter.

"Tapi, kenapa istri saya merasakan mual?"

"Itu hal biasa yg di alami ketika hamil."

"Apa?"ucap Shella dan Fhadil berbarengan.

"Istri saya hamil dok?"

"Iya, pak. Usia kandungannya sudah 8 Minggu."

Shella dan Fhadil bengong. Sulit di percaya. Shella hamil setelah pernikahannya berumur 5 tahun.

"Dok, apa dokter tidak becanda?"tanya Fhadil memastikan.

"Saya tidak becanda, pak."

"Alhamdulillah ya Allah..."teriak Fhadil saat bangkit dari duduknya.

"Bapak sepertinya sangat senang?"

"Tentu saya sangat senang, dok. 5 tahun, 5 tahun saya menunggu."

"Ouh... Kalo gitu, selamat ya pak."

"Iya, terimakasih dok."

Akhirnya, Shella dan Fhadil pun pulang. Fhadil sangat senang mendengar kabar ini. Tak henti-hentinya dia mengucapkan rasa syukur.

"Sayang, terimakasih ya."

"Iya, mas. Maafin aku ya kalo ngasih nya lama."

"Itu tidak masalah, sayang."

Saat ini, Shella dan Fhadil sedang berada di dalam mobil.

"Sayang, kita ke supermarket dulu, ya."

"Mau ngapain mas?"

"Kita beli susu ibu hamil, biskuit ibu hamil, vitamin ibu hamil,"

"Mas, tidak perlu berlebihan seperti itu."sanggah Shella.

"Itu tidak berlebihan, sayang. "

"Baiklah, terserah kau saja."

Akhirnya, Shella menurut saja. Fhafip membawanya ke supermarket. Di sana, mereka membeli semua kebutuhan ibu hamil.

Shella pun sampai geleng-geleng kepala melihat kelakuan Fhadil. Shella belum pernah melihat Fhadil sebahagia ini.

______________________________


Vote and comment guys...

Salam sayang,
Neng Tunziah.

SheFha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang