Chapter 4

701 550 184
                                    

"Apa - apaan nih yaa nggak bisa dong, kan dia juga pembantu di rumah ini, kalo dia sekolah jadi yang beresin rumah ini siapa," cibir Citra.

"Cit, kamu itu gak berterima kasih banget sih syukur - syukur Aurel mau jadi tutor kamu coba kalo dia nggak mau, lagian siapa sih yang mau jadi tutor kamu selain Aurel kamu kan rese yaa mana mungkin orang lain sanggup sama kamu," bentak Luna.

"Bodo amat," respon Citra dengan cuek.

"Yaudah Cit mending di terima aja dia jadi tutor kamu lagian benar juga apa kata kakak kamu," saran Mona.

"Tuh mama aja setuju sama kakak masa kamu nggak," kata Luna.

"Oh iya kamu kan mau jadi tutor Citra saya bersedia kalo kamu sekolah, saya menyuruh kamu sekolah itu agar kamu nanti di sekolah juga bisa ngebantu Citra dalam mengerjakan soal - soal latihan,"
jawab Mona menatap dengan sinis.

"Makasih yaa tante,"
kata Aurel lalu mencium tangan Mona.

"Tangan kamu kotor kan lagian nggak usah pakai cium - cium tangan segala," bentak Mona.

"Iya tante," jawab Aurel lalu tersenyum.

"Jadi gimana nih lo terima nggak Cit," tebak Luna.

"Yaudah deh dengan terpaksa gue terima," jawab Citra dengan rasa cuek.

"Dan satu lagi kalo tugas rumah yaa harus tetap kamu kerjakan setelah kamu pulang sekolah kamu harus tetap kerja seperti biasa," ketus Mona.

"Iya tante," Aurel tersenyum.

Pagi hari di Ruang makan

"Pagi Rel akhirnya kakak senang banget lihat kamu pakai putih abu - abu lagi," kata Luna.

"Alhamdulillah ini semua karena kak Luna, tante Mona, dan Citra tanpa kalian aku nggak bisa tinggal di sini dan sekolah lagi," jawab Aurel.

"Gak usah ke GR an deh lu," sindir Citra.

"Oh iya Luna lupa, Ma, Cit, Rel, Luna pergi sekolah dulu yaa soalnya harus pergi pagi karena ada kepengurusan OSIS lagi," kak Luna terburu - buru keluar rumah.

"Hati hati yaa Lun," kata Mona.

"Eh Aurel mentang - mentang ada kak Luna lo seenak - enaknya yaa hidup senang tiap hari, lo di belain sama kakak gue, lo tau nggak semenjak ada lo kak Luna tuh beda banget," ketus Citra.

"Mama juga heran banget kenapa Luna malah ngasih perhatian lebih ke Aurel," jawab Mona.

"Gue minta sama lo tolong deh nggak usah dekat - dekat sama kak Luna karena dia bukan kakak lo dan dia bukan superhero lo yang setiap hari di belain," bentak Citra.

"Iya Cit," kata Aurel ia merasa gugup.

"dan satu lagi gue mau di sekolah nanti lo nggak usah dekat - dekat sama gue karena lo bukan level gue level kita tuh beda banget ngerti nggak lo," kata Citra dengan menatap Aurel sinis.

"Iya ngerti Cit," jawab Aurel.

"Yaudah yukk ma kita pergi," kata Citra lalu beranjak dan mengambil tas sekolah.

"Oke sayang," jawab Mona.

Di luar rumah

Lalu Aurel membuka pintu mobil

"eh, eh ngapain lo buka pintu mobil nyokap gue" celetuk Citra

"Kan kamu mau pergi sekolah jadi kita perginya sama - sama," jawab Aurel.

"Yaelah eh gue nggak mau yaa mobil nyokap gue ini nanti bau nya kamseupay yaa lo berusaha dong naik apa gitu atau nggak lo jalan kaki," ketus Citra.

Teman Tapi MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang