Chapter 15

101 36 25
                                    

SELAMAT MEMBACA 🤗

Gengsi hanya mengajarkanmu sombong
Dan juga membuatmu rugi.

Bagai di sambar petir dengan pertanyaan ucapan Aurel tadi. Kevin binggung dan menjadi salah tingkah. Pertanyaan Aurel itu membuatnya kebinggungan. Alasan Kevin untuk keluar dari kelas juga bersangkutan untuk membela Aurel tetapi Kevin berusaha untuk membantah pertanyaan dari Aurel.

"Lo Nggak usah terlalu percaya diri jadi manusia," sindir Kevin kesal.

"Habisnya kamu ikut-ikutan aku keluar lagi," ucap Aurel dengan serius.

"Gue keluar dari kelas tadi karena gue bosan sama soal matematika, makanya gue keluar fresh otak dulu," ungkap Kevin bersikap datar.

"Yaa nggak sampai segitu lah kali kamu sampai-sampai keluar kelas karena bosan sama matematika," tutur Aurel perhatian.

"Bodo amat, itu bukan urusan lo, ngapain juga lo ikut campur urusan gue," bantah Kevin.

"Yaa kamu kan teman sekelas aku, mana mungkin aku tega ngelihat kamu mempunyai sifat malas berhitung," peduli Aurel kepada Kevin dengan tulus.

"Emang lo siapa sok-sok ngatur hidup gue, lo hanya musuh gue dan lo orang yang gue benci," bentak Kevin kepada Aurel dengan serius.

Kevin sempat melirik wajah Aurel. Ada rasa tidak tega di benaknya ketika melihat ada benjolan di kepala Aurel. Ia sempat menggungkapkan di hati nya begitu baik dan mulia nya Aurel. Kemudian Kevin menyadari Aurel meliriknya juga, seketika itu juga Kevin beralih pandangan ke arah lain dan ia pun mulai menyadari ada Aldi di sampingnya dari tadi.

"Woii diam-diam wae lo," bentak Kevin kepada Aldi.

"Habisnya lo emosi terus sih makanya gue diam saja, percuman kalau gue bicara sama lo di saat lo lagi emosi, bisa-bisa gue di terkam harimau jinak lagi," ungkap Aldi yang sedari tadi hanya diam saja.

"Yaa nggak sampai segitu juga gue sama lo, gila amat gue kayak gitu," ucap Kevin menahan tawanya.

"Eh lo nggak tega apa lihat Aurel masih benjol kayak gitu, sakit tahu," ungkap Aldi peduli. Ia melirik ke Aurel.

"Biarin, dia kan emang nggak tahu diri dan nggak tahu malu," sindir Kevin kepada Aurel.

"Ini nggak apa-apa kok Aldi, cuman hanya sakit sedikit saja," balas Aurel ramah.

"Syukurlah kalau begitu," jawab Aldi.

Tiba-tiba datanglah Olla dan Tika lalu mereka menghampiri Aurel dan begitu kagetnya mereka kepada Aurel.

"Lo kenapa Rel?"
"Lo nggak apa-apa kan"
"Sakit gak Rel"
"Kita obatin yaa Rel"

Begitulah pertanyaan dan pertanyaan yang di ucapkan Oleh Olla dan Tika. Olla dan Tika mempunyai sifat peduli dan perhatian kepada Aurel.

"Gue jawab dulu nih, gue nggak sengaja nginjak batu terus gue tendang batunya, eh ternyata kena Aurel lagi," ucap Kevin dengan santai nya.

"Udah gue tebak kan, ini semua pasti gara-gara lo," kesal Olla.

"Iya, emang gara-gara gue kok," balas Kevin santai.

"Kenapa sih lo hobby banget cari masalah sama Aurel, setiap hari dan setiap waktu hidup lo cuman ganggu kehidupan Aurel," sindir Olla ketus. Ia merasa tidak tega melihat sahabat nya, Aurel.

"Lo siapa nya Aurel, sok-sok ngatur kehidupan dia lagi," ucap Kevin dengan bencinya.

"Gue sahabatnya Aurel," ungkap Olla kesal.

Teman Tapi MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang