Chapter 11

234 149 89
                                    

Seperti biasa di pagi hari langit masih kelabu. Udara di sekitar terasa dingin menyentuh kulit. Burung - burung terdengar riang bernyanyi. Kicauan nya menemani aktivitas di pagi hari.
Seperti hal nya dengan Aurel ia berjalan menuju meja makan lalu membuka tudung saji. Tak lama kemudian datanglah Luna.

"Aurel, pagi banget lo bangun", kaget Luna.

"Iya kak, lagian ini hari minggu, libur atau nggak nya aku harus bangun pagi kak karena ini adalah tugas ku juga pekerjaan ku," jawab Aurel di iringi senyum manisnya.

"Gimana kita jogging dulu Rel, keliling - keliling perumahan aja, hitung - hitung olahraga dan menghilangkan kejenuhan Rel," pinta Luna.

"Tapi kak, aku mau siapin sarapan pagi dulu, kayaknya aku nggak bisa kak," kata Aurel khawatir.

"Yaa gimana Rel, masa kamu tega banget sama gue jogging sendirian nggak seru tahu," ungkap Luna tak terima.

"Tapi kak," omongan Aurel di jeda oleh Luna.

"Udah lo tenang aja Rel, kalau urusan sarapan kita beli bubur aja, Nanti biar kakak aja yang bayarin nya," ucap Luna perhatian.

"Oke kak," ucap Aurel senang.

"Yaudah kalau begitu sekarang kamu siap - siap dulu deh," guman Luna.

"Siap kak," jawab Aurel.

Lalu Aurel kembali ke kamar untuk siap - siap jogging. Setelah lima menit ia di kamar, akhirnya ia keluar menggenakan baju kaos lengan pendek dengan trening berwarna biru dan memakai sepatu nike warna biru.

"Lo udah siap kan Rel," kata Luna menyakinkan nya.

"Udah kak," jawab Aurel.

Mereka berdua pun melangkahkan kaki keluar rumah. Di perjalanan mereka lari - lari kecil. Keringat di antara mereka berdua mulai membasahi seluruh tubuh mereka. Luna yang berada di posisi depan masih bersemangat lari - lari. Aurel yang berada di belakang Luna mulai merasa letih, tetapi ia tetap semangat berlari.

"Ayoo Rel semangat," ucap Luna mempelankan lari nya dan menghadap belakang melihat Aurel.

Luna terus mendukung Aurel, jarak Luna dan Aurel tidak begitu jauh.

Dari arah yang berlawanan datanglah mobil sport dengan kecepatan tinggi melintasi becek nya jalan, sehingga bagi siapa saja yang dekat dengan becek itu akan basah, dan itu terjadi pada Aurel.

"Sial!! Itu orang ngendarai mobil nggak punya perasaan apa," dengus kesalnya Aurel.

Sedangkan pengendara mobil Sport itu melampiaskan senyum licik dengan gadis yang berpakaian telah basah tersebut. Lalu ia pun melajukan mengendarai mobil sport tersebut.

Luna yang menyadari peristiwa tersebut memberhentikan lari nya dan segera menghampiri Aurel.

"Lo kenapa Rel?" tanya Luna heran dengan marah nya Aurel.

"Itu kak tadi mobil sport  warna biru lewat sini terus dia mengendarainya ngebut banget kak, mana ngelintasi jalan becek sialnya malahan yang kena aku kak, baju dan sepatu aku jadi basah kayak gini kak," gerutu Aurel kesal.

"Kalau gitu kita pulang aja yaa Rel, tapi sebelum nya kakak mau beli bubur nih, jadi kamu tunggu sebentar ya,"

"Oke kak" jawab Aurel.

                                 🏘️
Sesampai mobil sport warna biru itu di perumahan Asri no 35, ia memakirkan mobil nya di depan rumah no 35. Cowok bertubuh tinggi itu keluar dari mobil dan berjalan memasuki rumah tersebut. Ia tak lupa merapikan dan memperhatikan gaya nya lagi, setelah menurut dia gaya nya telah keren. Ia mengklik bel rumah tersebut.
Tak lama kemudian pintu itu terbuka dengan sambutan dari Citra.

Teman Tapi MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang