Chapter 9

329 231 49
                                    

Tatapan sinis antara Kevin dan Aurel membuat detak jantung Aurel dag dig dug. Bagaimana tidak Kevin di anggap sebagai cowok misterius dan ia yang telah membuat Aurel kesal kemarin. Namun Aurel berusaha cuek dengan Kevin.

Tiba - tiba datanglah Citra sambil menggenakan helm nya.

"Lo udah siap kan Cit? Tanya Kevin.

"Udah vin," Jawab Citra. Ia lalu menaiki motor ninja merah.

"Oke," ucap Kevin.

Kevin sempat melirik Aurel dengan sinis.
Lalu Kevin pun mengendari laju motornya.

"Sombong banget tuh cowok," gerutu Aurel kesal.

Tak lama berlalu datanglah taksi kemudian Aurel membuka pintu taksi dan masuk ke dalam taksi.
Perjalanan menuju ke SMA Nusa Indah memerlukan waktu tiga puluh menit menit di sepanjang perjalanan pun tidak begitu macet sehingga ia sampai di sekolah dengan cepat. Sesampai ia di depan pintu gerbang, Aurel membayar uang dan tak lupa juga ia mengucapkan terimakasih kepada sopir taksi tersebut.
Di depan pagar sekolah Aurel melihat Pak Anton.

"Hallo Pak Anton," sapa Aurel ramah.

"Eh, nak Aurel," balas Pak Anton.

"Aurel masuk dulu yaa pak, semangat bekerja pak," ucap Aurel lembut.

"Oke nak," jawab Pak Anton.

Aurel pun masuk ke dalam sekolah, lalu ia berjalan di koridor menuju ke kelasnya. Sesampai ia di kelas Aurel pun duduk dan bertemu dengan teman - temannya

"Rel lo udah ngerjain pr matematika kan," selidik Olla.

"Udah kok," jawab Aurel santai.

Aurel membuka resliting tasnya dan mengambil buku bersampul batik dengan nama pr matematika lalu ia mengeluarkan buku tersebut.

Tiba- tiba datanglah Citra menyenggol Aurel.

"Eh, sorry nggak sengaja," ucap Citra.

"Bisa nggak sih lo nggak usah cari masalah," cibir Olla kesal lalu ia mendorong meja dengan kuat.
Seketika itu juga Citra mengambil buku pr matematika Aurel dan mengoper ke Cindiy secara diam - diam.

"Udah stop jangan ribut, gue lagi nggak mood bermasalah sama kalian," kata Citra.

"Udah La mereka itu nggak usah kamu
Ladenin," saran Aurel.

"Iya Rel," jawab Olla.

Bel telah berbunyi menanadakan telah masuk, tak lama setelah berbunyi bel datangkah Bu Anisa.

"Selamat pagi anak - anak," ucap Bu Anisa.

"Pagi bu," jawab seluruh murid.

"Silahkan kumpulkan buku pr matematika kalian," tegas Bu Anisa.

"Iya bu," jawab seluruh murid.

Lalu Aurel kebinggungan. Ia juga tak lupa memeriksa tasnya lagi. Olla dan Tika dari tadi memperhatikan gerak Aurel seperti kebinggungan.

"Lo kenapa Rel? Tanya Tika heran.

"Ini Tik aku lagi cari buku pr matematika, perasaan itu buku udah aku keluar kok dan aku juga taruh di atas meja ini," ucap Aurel cemas.

"Coba kamu periksa lagi siapa tahu itu buku masih di dalam tas," ucap Tika.

"Nggak kok beneran aku taruh di atas meja ini buku nya," tutur Aurel.

"Gimana nih Rel, padahal udah mau di kumpul bukunya, kalau gitu gue kumpul buku Tika sama gue dulu nih, kalau emang buku lo udah ketemu lo langsung nyusul kumpul aja Rel," ucap Olla.

Teman Tapi MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang