Memejamkan mata sejenak menghilangkan beban dan pikiran itulah yang di rasakan Aurel. Sunyinya UKS menandakan bahwa UKS sedang sepi hanyalah Aurel dan Tika yang sedang menikmakti sunyinya UKS itu.
"Tik,"
Aurel memulaikan pembicaraan karena dari tadi mereka memejamkan mata di kasur UKS."Kenapa Rel," ia bangun dengan posisi kaki di luruskan.
"Olla kemana sih, kok aku nggak lihat dia di sini emangnya dia nggak mau nyusul kita ke sini?" Ia menanyakan karena ia merasa binggung.
"Nggak tau tuh, palingan tuh anak masih di wc kayaknya dia masih ada urusan sama Citra," jawab Tika sambil melirik jam.
"Rel bentar lagi kita udah masuk, mendingan sekarang kita ke kelas yuk," ia beranjak dari tempat tidur."Nggak mau ah, aku lagi malas ke kelas rasanya mau di sini terus," jawab Aurel
"Ahh Aurel nggak boleh kayak gitu ayoo bangun," menarik tangan Aurel
"Iya, iya deh," bangun dari tempat tidur dan mengambil posisi berdiri. "Tik mau bantu aku nggak".
"Apaan," jawab Tika dengan serius.
"Gendongin aku dong sampai ke kelas soalnya aku lagi malas gerak nih?" Tanyanya dengan manja.
"Enak aja lo, lo itu berat Rel gue nggak akan kuat," ketus Tika.
"Iya, iya aku tau kok, yuk kita ke kelas," ajakan Tika.
Seketika itu mereka meningglkan UKS.
"Tik kayaknya kamu ke kelas duluan aja deh, soalnya aku masih mau cari plastik dulu baju aku basah Tik nggak mungkin kan aku taruh di tas basah kan, nah makanya aku mau cari plastik dulu nih" kata Aurel.
"Yaudah deh, tapi kamu jangan lama-lama lima menit lagi kita akan masuk," seru Tika.
"Iya, iya janji kok," Aurel meyakinkan.
"Oke gue tinggal dulu yaa," jawab Tika
"Oke," ia memperhatikan Tika masuk ke kelas. Ketika Aurel berbalik badan tak sengaja ia bertabrakan dengan seorang cowok.
"Maaf yaa, aku nggak sengaja,"
Jawab Aurel menundukkan kepala dengan raut wajah gugup."Maaf, maaf! Kata-kata lo itu kayak anak kecil,"
Seketika itu pula Kevin menatap Aurel."Kamu," Aurel meyakinkan.
"Iya gue cowok yang tadi,"
jawab Kevin dengan serius."Ya ampun maaf yaa mas, aku benar-benar nggak sengaja,"
"Woii bisa nggak sih lo manggil gue Kevin bukan mas, gue bukan mas jualan bakso, telinga lo di mana sih kan tadi pagi gue udah bilang nama gue Kevin," kata Kevin dengan nada bicara yang ketus.
"Iya, maaf soalnya tadi aku nggak kedengaran pas kamu bilang nama kamu, itu jugq lagi di jalan kan," jawab Aurel.
"Gue udah bosan dengar kata maaf dari lo, seratus kali lo udah berucap kata maaf itu," tegas Kevin.
"Bukannya kata maaf itu penting kan bila kita melakukan suatu kesalahan dan bisa nggak sih kamu ngehargai untuk mengucapkan kata maaf itu" kata Aurel.
Tiba-tiba keluarlah bunyi bel yang menandakan istirahat telah berakhir seketika itu mereka mengakhiri perdebatan.
"Udah masuk nih, dan aku berharap semoga aku nggak pernah ketemu lagi sama cowok misterius kayak kamu ini," cibir Aurel.
Sedangkan Kevin hanya tersenyum sinis ketika Aurel berkata seperti itu, lalu mereka pun menuju ke kelas bersamaan seketika itu Aurel merasa binggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Musuh
Teen FictionMungkin kita tak pernah akur, kita seperti Tom & Jerry kita tidak mungkin bersahabat melainkan kita hanya permusuhan.