Chapter 14

86 45 28
                                    

SELAMAT MEMBACA 🤗

Fitnah dan caci maki sangat berbahaya.
Bahayanya bisa menyakiti diri seseorang.
Dan hanya seorang pengecut menyebarkan tanpa tahu kebenaran.

Setiap orang pasti sering merasakan marah, bisa di sebabkan oleh berbagai sumber dan hal ini tidak dapat kita hindari. Marah ialah sebuah reaksi yang kita terima atas apa yang telah terjadi.

Beginilah situasi keadaan yang di rasakan bu Anisa. Ia sedang marah kepada Aurel. Informasi dan bukti yang ia dapatkan dari Citra begitu meluapkan amarahnya.

Olla yang melihat dan menyadari sahabat barunya itu sedang di marah dengan bu Anisa. Bahkan ucapan dari bu Anisa mengusir Aurel dari kelas, membuat jiwa dan perasaan Olla tidak terima. Ia segera bangkit dari tempat kursinya dan mengatakan juga membela sahabat barunya itu, Aurel.

"Benar apa kata Aurel bu, bisa jadi Aurel di fitnah dan di jebak sama Citra bu," Ucap Olla membela.

"Olla, kamu tahu apaan tentang Aurel, jelas-jelas terbukti ini kertas contek kan nya, ini sudah jadi bukti yang cukup kuat," ungkap bu Anisa kesal.

"Ibu juga jangan begitu percaya sama Citra bu, bisa jadi ia menjebak Aurel bu," kata Olla membela.

"Percuman saja kamu membela Aurel, kalau bukti nya sudah ada, saya tidak akan percaya ucapan bela kamu Olla," tegas bu Anisa.

"Tapi bu," ucapan Olla di potong bu Anisa.

"Sekarang Aurel cepat kamu keluar dari ruangan kelas ini dan nilai ulangan kamu akan saya kosongkan," tegas bu Anisa kesal.

"Baik bu," ucap Aurel. Ia pun melangkahkan kaki keluar dari ruangan kelas.

"Kalau Aurel di keluarkan dari kelas, saya juga mau bu dikeluarkan dari kelas, saya juga ikutan sama dengan Aurel," ucap Olla. Lalu ia pun merobek lembar kertas ulangan matematika tersebut.

"Saya juga bu, saya pantas di keluarkan dari kelas ini sementara," ucap Tika.

"Saya juga bu, saya mau di keluarkan dari kelas ini," ucap Aldi serius.

"Saya juga bu," ucap Kevin.

"Apa-apaan ini kenapa kalian ikut-ikutan," ucap bu Anisa tegas. Ia tidak suka dengan perilaku murid-muridnya itu.

"Karena Aurel adalah sahabat kita bu, dia keluar kami pun keluar," ucap Tika tidak terima.

"Baiklah, kalau itu mau kalian, silahkan saya izinkan kamu Olla, Tika, Kevin, dan Aldi keluar dari ruangan ini sementara, tapi setelah istirahat ini kalian harus ke ruangan BK," ucap bu Anisa tegas.

"Baik bu," ucap mereka berempat secara bersamaan. Lalu mereka berempat pun keluar dari ruangan kelas.

"Baiklah anak-anak silahkan kalian kumpulkan lembar kertas ulangan kalian sekarang," ucap bu Anisa tegas.

"Baik bu," ucap seluruh murid.

Murid-murid pun dengan secara bergantian maju ke depan untuk mengumpulkan lembar jawaban ulangan matematika. Setelah lembar ulangan tersebut sudah cukup jumlahnya dengan jumlah murid di kelas ini, barulah bu Anisa berdiri dan bersiap-siap untuk keluar kelas.

"Baikalh anak-anak cukup sekian partisipasi kalian untuk ulangan ini, saya harap di ulangan berikutnya jangan ada yang berbuat curang, jika kata-kata saya salah dan kurang berkenan saya mohon maaf, silahkan waktunya kalian istirahat," ucap bu Anisa. Lalu di anggukkan oleh murid nya.

"Baik bu," ucap seluruh murid.

Lalu bu Anisa pun keluar dari kelas dengan tegas dan gagahnya.

Di sisi lain Citra, Cindiy dan Rika masih terdiam di dalam kelas, di saat siswa  siswi keluar istirahat. Di dalam kelas hanya menyisahkan mereka bertiga yang dari tadi diam. Tak dari salah satu mereka bertiga untuk memulai pembicaraan. Akhirnya Cindiy pun memulai pembicaraannya.

Teman Tapi MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang