Pagi hari yang begitu cerah di hiasi suasana yang indah beserta embun-embun pagi yang membuat dinginnya hati suasana yang begitu menyetuh palung hati.
Seperti halnya dengan gadis remaja berambut panjang dengan warna rambutnya sedikit kemerahan, ia sedang mempoleskan liptint di bibirnya, memakai parfum, memakai bedak, dan mengoles handbody di tangan juga lehernya dan yang tak kalah penting nya ia menata rambut nya dengan sisir serapi mungkin. Setelah semua nya selesai ia langsung mengambil tasnya dan tergesa-gesa menuruni anak tangga."Selamat pagi anak-anak kesayangan mama," sambut Mona dengan penuh kehangatan.
"Pagi mama" jawab Citra sambil memasang kaos kaki dan sepatu nya.
"Pagi juga mama" jawab Luna di iringi senyuman nya.
"Pagi-pagi seperti ini terus lihat para bidadari-bidadari mama ini, jadi tambah semangat beraktivitas di pagi ini" gombal Mona kepada anak-anaknya.
"Mama bisa aja sih gombal nya kita-kita ini kan putri nya mama," ucap Luna.
"Iya, iya sayang," ucap Mona dengan lembut.
Mona dan Luna beralih ke pandangan Citra. Ia sedang sibuk menbuka tasnya dan membongkar isi tas nya. Tampak nya Citra sedang mencari sesuatu dan begitu pun raut wajahnya sedang kebingunggan dan khawatir.
"Lo lagi cari apaan Cit?" tanya Luna penasaran.
"Ini gue lagi cari ponsel gue," jawab Citra khawatir.
"Ponsel? Coba deh lo ingat-ingat lagi terakhir lo naruh ponselnya di mana?" tanya Luna dengan serius.
"Iya gue ingat kok, terakhir gue naruh hp nya di meja belajar, terus nggak ada lagi di meja belajar, dan gue cari di tas juga nih nggak ada," jawab Citra dengan serius.
"Terus kalau nggak ada di meja belajar dan di tas kamu, ponsel nya kamu kemana Cit?" tanya Mona dengan menatap Citra serius.
"Citra takut nya ada orang jaim gitu yang masuk ke kamar dengan niat mau mencuri ponsel," ucap Citra dengan sorot mata tajam.
"Iya betul itu, mama juga sependapat sama kamu Cit," ucap Mona sambil mengancungkan jempolnya.
"Terus yang lo tebak itu siapa Cit, di rumah ini kan ada empat orang, kalau pun ada maling beneran yaa pastinya ninggalin jejak dong di sini," cerca Luna.
"Terus ini gimana kalau Citra tanpa ponsel dunia Citra terasa hampa, dan juga jadi nggak bisa update di sosial media," jelas Citra dengan kesal.
"Kamu bisa sabar nggak Cit, kakak juga lagi berpikir kalau ponsel kamu itu dimana," sergah Luna kebinggungan.
"Kalau menurut mama nih yaa mama curiga sama Aurel, bisa jadi dia yang mencuri ponsel Citra," tebak Mona.
"Yaa nggak mungkin lah ma, Aurel itu orangnya baik dan dia juga nggak ada ponsel mana mungkin dia tahu sama ponsel," desah Luna tidak terima.
"Kak, belain terus tuh si Aurel, kok lo begitu bela banget sama Aurel jadi lo lebih percaya sama Aurel daripada gue dan mama," celetuk Citra kesal.
"Luna, mama ingatkan sekali lagi sama kamu, lebih baik percaya dengan keluarga sendiri daripada orang asing, dan mama yakin Aurel itu niatnya jahat sekali," duga Mona dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Musuh
Teen FictionMungkin kita tak pernah akur, kita seperti Tom & Jerry kita tidak mungkin bersahabat melainkan kita hanya permusuhan.