#26: Ketupat

42 3 0
                                    

Tempat: Rumah Sule
Waktu: Siang hari

***

Puasa hari ke-21.

Danang dan Vincent tengah berjalan-jalan di sekitar komplek sambil menikmati teriknya sinar matahari. Tetapi, di tengah perjalanan, Sule memanggil mereka dari dalam rumahnya.

"Woy, kalian berdua! Sini!" teriaknya.

Danang dan Vincent langsung menghampirinya.

"Ada apaan, Kang?" tanya Danang.

"Kan bentar lagi Lebaran, nih. Bantuin gue bikin ketupat, yuk. Sekalian nunggu buka, walau masih lama" jawab Sule.

"Boleh, tuh. Kebetulan lagi gabut nih kita, hehe" kata Vincent.

"Yaudah. Kalo gitu, masuk kuy"

Mereka mulai memasuki rumah temannya itu, dan akhirnya sampai ke dapur. Di meja sudah disediakan berlembar-lembar janur dan seember beras.

"Wuih, banyak juga, yak" kata Danang.

"Iya, dong. Keluarga gue pada ke sini sehari sebelum Lebaran. Makanya gue bikin sekarang" ujar Sule.

"Oh, begitu. Bentar, deh. Berarti, Kang Sule nggak mudik, dong?"

"Ya enggak, lah. Orang semuanya pada ke sini--"

Perhatian Sule tiba-tiba beralih kepada Vincent yang sedang menghitung beras per butir dengan teliti.

"293, 294, 295, 296.. Tadi itung berapa butir, ya?" gumamnya.

"Eh, Pinsen. Kalo beras mah jangan diitung berapa butir, apalagi beras seember kayak gitu. Buang-buang waktu" kata Sule.

"Hehe, udah geregetan, Kang, ngeliat beras segitu banyaknya" kata Vincent malu-malu.

"Keseringan ngitungin mantan, sih. Jadinya kebiasaan, deh. Wkwkwk" ejek Danang.

"Itu mah lu, kali" ejek balik Vincent.

"Udah, udah. Kita langsung aja bikin ketupatnya!" sahut Sule meredam kebingungan.

Pertama-tama, janurnya dianyam. Ini tugasnya Danang dan Sule. Sementara Vincent, tugasnya mencuci beras.

"Kang, berasnya dipakein detergen juga, nggak?" tanya Vincent bercanda.

"Ya kagak, lah! Emangnya baju?!" jawab Sule kzl.

"Hehe. Canda doang"

Setelah dicuci, beras direndam dengan air garam di wadah yang baru. Setelah beberapa menit, air bekas rendaman beras dibuang. Anyaman ketupat sudah jadi, begitupun juga berasnya. Masukkan beras ke dalam anyaman. Jangan lupa tambahin daun pandan, biar wangi.

"Sekarang, kita rebus ketupatnya. Airnya setengah aja, yang penting ketupatnya kerendem semua" kata Sule.

"Kira-kira, berapa jam rebusnya?" tanya Danang.

"4 sampai 5 jam"

"Oh, ok!"

Udah deh tuh, ketupatnya direbus. Lagi nungguin ketupat, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah. Mau tidak mau, sang pemilik rumah alias Sule membuka pintunya yang berada di ruang tamu, tak jauh dari dapur. Rupanya Andre, solpetnya yang datang sambil bawa empat buah ketupat.

"Assalamu'alaikum" sapanya.

"Waalaikumsalam" balas Sule.

"Ngapain lu, Sul?"

"Nungguin ketupat, Ndre"

"Dih, ketupat ditungguin. Emangnya ojek online?"

"Hehe, lagi masak ketupat, Ndre"

"Masak ketupat? Yah, padahal udah gue beliin ini ketupat buat lu"

"Lah? Lu beli darimana?"

"Bu Nunung. Barusan jual dia"

"Oh gitu. Ngapain juga ya, gue udah susah-susah bikin ketupat sendiri. Mending beli, ya?"

"Nah"

Di dapur, sambil nungguin ketupat jadi, Vincent berniat pengen ngusilin Danang. Pertama-tama, dia mengikat tali sepatu Danang ke gagang rak dapur paling bawah. Belum juga dia mengikatnya, tiba-tiba aksinya itu diketahui oleh Sule dan Andre.

Yah, tercyduk, deh.

"Ehem" sahut Sule mendehem.

Vincent terkejut, lalu berkata, "E-eh, Kang Sule.."

"Ngapain?"

"Ini.. Em, ini lagi ngerapihin tali sepatunya Danang"

"Nggak usah bohong. Jujur aja"

Lalu Vincent berdiri, dan berkata, "Maaf, Kang. Abis, males dari tadi nungguin ketupat"

Danang yang sedari tadi mandangin panci menoleh ke arah mereka.

"Ada apaan?" tanyanya bingung.

"Nggak. Nggak ada. Udah, tatapin aja tuh panci" jawab Vincent.

"Oke"

Singkatnya, udah 5 jam nih. Baru deh, ketupatnya diangkat dengan hati-hati dan penuh perasaan, lalu disimpan untuk berbuka nanti.

***

"Maghrib masih lama, ya? Udah laper duluan nih, gue"
- Danang











Ga kerasa ya, bentar lagi Lebaran 😄
Enjoy gaes!

Geledek SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang