#30: Ke Pasar Beli Daging (Cakeeep~)

38 2 1
                                    

Bintang Tamu: Faank "Wali"

***

Tempat: Pasar
Waktu: Pagi hari
Suasana: Cukup ramai

Puasa hari ke-28, H-2 Lebaran.

Pagi ini, Danang sedang menemani Abby ke pasar untuk membeli kebutuhan berlebaran nanti. Terlihat banyak sekali orang-orang, terutama ibu-ibu, yang berbelanja di sana. Sesampainya di depan pasar...

"Mas, kamu mau beli apa nanti? Biar aku yang beliin" tanya Abby menawarkan.

"Mm.. Aku mau beli daging ayam, Beb. Bukan buat aku, tapi buat Darto. Tadi, dia nitip ke aku" jawab Danang.

Merekapun mulai memasuki area dalam pasar. Karena saking banyaknya orang, mereka rela berdesak-desakan. Bahkan, kaki ibu-ibu berdaster polkadot sampai diinjek oleh Danang. Ibunya kesakitan sekali, karena kakinya abis diinjek pake sepatu gunung tadi. Yaelah, ini mau ke pasar atau mau camping, sih?

Pertama, mereka ke tempat menjual daging sapi. Awalnya, mereka kaget karena harga daging yang sangat tinggi. Ya iyalah, bentar lagi kan Lebaran, ya pasti pada mahal, laah. Akhirnya, mereka jadi membeli daging tersebut, meskipun harganya bikin asam lambung naik.

Kedua, mereka ke tempat penjualan daging ayam. Berbagai jenis ayam tersedia, mulai dari ayam kampung, ayam negeri, hingga ayam swasta. Lah, kayak sekolahan. Terlihat seorang pedagang tengah mijitin daging ayam bagian paha sambil dengerin lagu "Lagi Syantik" milik Siti Badriah. Sebut saja nama pedagang itu Faank.

"Bang, itu paha ngapain dipijit?" tanya Danang.

Faank menoleh ke arah Danang dan Abby, dan menjawab, "Hehe, biar nanti pas digoreng cepet mateng"

Apa hubungannya, malih?

"Ih, si Abang ada-ada aja" sahut Abby.

"Hehe, sorry, Neng. Abang bercanda" kata Faank.

Lalu Faank mencuci tangannya dengan sebaskom air kobokan yang warnanya sudah keruh. Setelah itu, baru deh dia nyopotin earphone dari kupingnya.

"Mau beli apa, Neng?" tanya Faank.

"Ayamnya sekilo, Bang" jawab Abby.

"Ini cowoknya nggak ditanyain, Bang?" sahut Danang.

"Enggak, ah. Kamu nggak mirip Jungkook BTS" ujar Faank.

Etdah, Baang..

"Neng, ini siapa sih, Neng? Supir? Pembantu?" tanya Faank kepada Abby.

"Bukan, ini pacar saya, Bang" jawab Abby.

"Eh, Neng, ini kan bulan puasa. Jangan berpacaran. Nanti ketiganya se-- eh nggak jadi, deh. Ntar dikatain lagi"

"Eh, ketiganya kenapa, Bang?"

"Eng.. Anu.. Nggak papa, hehe"

"Ih, si Abang, mah"

Usai obrolan panjang x lebar x tinggi itu, akhirnya mereka jadi membeli ayam tersebut, walau sedikit jengkel sama pedagangnya lantaran ngoceh mulu dari tadi. Setelah itu, barulah mereka pulang.

***

Tempat: Rumah Darto

"Nang, mana ayamnya?" tanya Darto.

Sambil pasang muka sebel, Danang memberikan sekantong ayam kepadanya. Darto pun heran.

"Lah, Nang? Kok mukanya sebel gitu?" tanyanya.

"Gue sebel banget, Pak! Huh!" jawab Danang.

"Iya, gue tau lu sebel, tapi sebel karena apa? Cerita ke gue, coba"

"Tadi, gue sama Abby ke pasar, terus ke tempat yang ngejualin daging ayam. Tau nggak? Pedagangnya bawel banget, dah. Mana nggak penting lagi, ceritanya"

"Hah? Nggak penting gimana?"

"Ya gitu. Ceritanya soal mantannya yang putus gara-gara cowoknya bukan vegetarian. Mana diulang-ulang mulu, lagi. Kan bosen"

"Ya udah, sih. Lu lagi puasa, kan? Mending tahan, deh, emosi lu. Ntar pahalanya berkurang, lho"

Tiba-tiba, dateng seseorang yang menggunakan jaket ojek online beserta helmnya, membawa sebuah paket.

"Permisi. Ehem, ehem. OOOOOOOOOH JEEEEEEEEEEEK!!!" teriaknya.

Ketika menoleh, Danang terkejut melihat wajahnya yang tidak asing baginya. Setelah diliatin selama sepuluh menit, barulah dia menyadari.

"Nah! Ini, nih. Ini orangnya, nih!" serunya sambil menunjuk-nunjuk wajah tukang ojek tersebut.

Darto cuma melongo, sedangkan tukang ojeknya malah bingung.

"Ini orang yang bikin gue sebel! Eh, lu tau nggak? Gue sebel sama lu gara-gara lu ngoceh mulu dari tadi! Huh, panaaaas kuping gue!" lanjut Danang.

Ternyata bener, tukang ojek tersebut adalah kang daging ayam barusan.

"Hehe, ketahuin, deh" gumam Faank.

Sudah sekian menit Darto bengong mulu. Bukan tanpa alasan, melainkan dia seperti mengenalinya.

"Eh, bentar. 'Kue cubit'?" tanya Darto.

"Eh, 'telor gulung'. Apa kabar? Lama nggak ketemu" kata Faank.

Darto dan Faank kemudian berpelukan. Kini, giliran Danang yang bengong.

"Nang, ini mah temen gue dulu waktu SMA. Kalo nggak salah, dulu dia HRD di kantor sebelah gue" ungkap Darto.

"Hah? HRD?" sahut Danang bertanya-tanya.

"Iya, Bang. Tapi dulu. Perusahaannya udah bangkrut" jawab Faank.

Danang jadi malu.

"Oh ya, bener lu ngoceh-ngoceh mulu pas dia beli dagangan lu?" tanya Darto.

"Iya, bro. Nggak salah, kan, kalo gue berbagi cerita ke pelanggan-pelanggan gue?" jawab Faank.

"Iya, sih, emang nggak salah. Ngulang ceritanya yang salah besar"

"Ehehe, maaf deh kalo kelakuan gue bikin si Abang sebelah lu ini nggak betah"

"Yaudah, nggak papa. Eh bentar, deh. Lu bukannya dagang ayam, ya? Kok sekarang jadi tukang ojek?"

"Biasa, bro. Nyambi. Nambah penghasilan, pula"

"Lah terus, tuh jualan siapa yang jagain?"

"Ada lah temen gue"

"Eh btw, maafin temen gue ya, bro. Tadi sempet marah-marah sama lu"

"Oh itu temen lu, bro? Hehe, nggak papa, kali"

Kemudian, Faank memberikan paket itu kepada Darto. Diketahui paket itu berisi 3 toples kue nastar dan 3 toples rengginang.

"Kebetulan yang ngasih HRD-nya. Katanya, sih, dapet dari bosnya, terus disuruh anter ke rumah lu" katanya.

"Ya Allah.. Masih sempet-sempetnya nih, bos gue" ujar Darto.

Akhirnya, Faank berpamitan kepada Darto dan Danang. Setelah dia pergi pake motor, Danang masih ae bengong.

"Pak, itu 'kue cubit' sama 'telor gulung' maksudnya apa, dah?" tanyanya.

"Biasa, Nang. Panggilan akrab. Udaah, yuk kita bikin opornya sekarang!" jawab Darto.

Akhirnya mereka berdua berjalan ke dapur untuk memasak opor ayam.

***

"Udah pake helm, masih aja tercyduk gue sama si Abang itu. Hadeeh.."
- Faank











Gak kerasa bentar lagi Lebaran, guys! Ada yang udah beli baju Lebaran? Atau ada yang sudah mudik hari ini? Aku enggak hehe *ga ada yg nanyain lu*

Btw, enjoy, gaes!

Geledek SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang