#21: Open House

49 4 0
                                    

Tempat: Rumah Desta
Waktu: Dini hari
Suasana: ...

Jam 3 pagi.

Desta tengah tertidur di sofa ruang santai dalam keadaan TV masih menyala dan tengah menayangkan acara "Ini Sahur". Tiba-tiba, dia terbangun gara-gara bunyi notifikasi yang dateng dari smartphone-nya. Dia langsung membuka kunci layarnya meskipun matanya sedikit terbuka.

Begitu dibuka, rupanya ada pesan dari grup chat Geledek Squad.


GELEDEK SQUAD (6)

Darto

Darto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gaes. Kita diundang sm pak ustad di acara open house + buka puasa bersama di rumahnya

Sule
Siyap!

Danang
Ol
*ok

Setelah membacanya, Desta meletakkan kembali smartphone-nya dengan posisi terbalik dan kembali tidur. 15 menit kemudian, dia terbangun lagi gara-gara mendengar suara ketukan pintu.

"Masuk ajaa~ nggak dikuncii~" katanya.

Pintu itu dibuka, dan yang membukanya adalah Vincent, tetangga dekatnya.

"Des? Tumben nggak bangunin sahur orang-orang di masjid" katanya.

"Hng.. Enggak. Lagi diganti sama orang lain" kata Desta.

"Eh, nanti sore lu ikut kita, kan, ke rumah Pak Ustad?"

"Iyaaa.. Ikuut.."

"Nanti kita jalan bareng, ya. Sekarang, lu sahur, gih"

"Hng.."

Kemudian Vincent menutup pintu dan pulang. Dalam keadaan mengantuk, Desta bangun dari sofa dan berangkat ke dapur.

***

Sore harinya, jam 4 sore.

Tok.. tok.. tok..

Vincent yang sudah berpakaian rapih mengetuk pintu rumah Desta berkali-kali.

"Dees! Desta! Bukain pintu, dong!" serunya.

Tak lama kemudian, akhirnya Desta keluar juga. Dia juga sudah rapih dan siap OTW.

"Haai~" ujarnya.

"Jadi, nggak?"

"Jadi laah.. Ini udah rapih"

"Yaudah. Sekarang jalan"

Dan mereka berdua jalan bersama.

Sesampainya di rumah Pak Ustad, lebih tepatnya di taman belakang, mereka berdua langsung bertemu Darto, Sule, dan Andre yang lebih dulu tiba di sana. Terlihat taman itu sudah ramai didatangi para warga, termasuk Bu RT.

"Danang belum dateng?" tanya Desta.

"Belum. Tau tuh, jam segini belum dateng-dateng juga" jawab Darto.

"Wiih, baju kokonya bagus banget, Pak Haji! Beli dimana?" puji Vincent.

"Oh, dibeliin sama Sule, di Tanah Abang" kata Andre.

"Iya. Kan gantian. Andre ngasih gue sarung, gue ngasih dia baju koko" ujar Sule.

Di sela-sela obrolan, datanglah Danang bersama pacarnya, Abby. Darto dkk dibuat heran dengan pakaian yang dikenakan Danang.

"Nang, lu kesini mau ikut open house atau acara wisuda kampus, sih? Pake jas segala" sahut Darto.

"Hehe, biar kece aja" kata Danang.

"Kece sih kece. Tapi kurang pas sama tema acaranya. Ini kan acara sederhana, ya harusnya pake pakaian biasa aja, asal sopan dan rapih" ujar Sule.

"Oh gitu.. Hadeh, padahal baru beli lagi" keluh Danang.

"Ya udah. Ayo kita duduk dulu. Udah pegel nih kaki gue, dari jam 2 berdiri mulu" kata Darto.

Merekapun langsung duduk di kursi yang sudah disediakan. Tepat 30 menit kemudian, Pak Ustad datang. Dia terlihat tampan dengan baju koko + celana panjang + peci putihnya. Setelah ambil mic, dia langsung menyapa semua tamu yang hadir.

"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh" sapanya.

"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh~" jawab seluruh tamu serentak.

"Bapak-bapak, Ibu-ibu, para warge yang hadir.. Ibu-ibu, Bapak-bapak, siapa yang punya anak bilang aku-- eh, maaf, jadi nyanyi, hehe. Terima kasih untuk semue warge yang hadir di open house kami. Mudah-mudahan, setelah acare ini kite bisa menjalin tali silaturrahim untuk seterusnye. Aamiin. Oke, Bapak-Ibu sekalian.."

Di tengah-tengah pidato Pak Ustad, terlihat Desta yang duduk di antara Vincent dan speaker tengah mengantuk. Berkali-kali dia menguap. Untung tidak sampai mengeluarkan bau kabel kebakar. Vincent yang melihatnya langsung menyenggol bahu temannya itu.

"Eh, eh. Pak Ustad lagi pidato, jangan tidur, nape!" ujarnya.

"Hooaaaam... Ngantuuuuuk" ujar Desta.

"HEEEEEEH!!!!"

Tiba-tiba, Desta dikagetkan oleh suara kencang yang keluar dari speaker. Pas banget di depan kupingnya.

"Astaghfirullah, Paaaaak! Pengang nih kuping!" serunya sambil menutup kuping sebelah kanan.

"Hehe, kaget ye? Salah sendiri, kenape ente ngantuk?"

Rupanya Pak Ustad yang ngagetin.

"Mampus lu!" bisik Vincent.

Usai pidato selesai, sambil menunggu adzan Maghrib, para tamu dihibur oleh musik marawis dari tim marawis SMP Harapan Jaya. Setelah itu, sang MC yaitu Bu RT mempersilakan para tamu untuk menyumbang satu lagu.

"Buat Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu yang ingin menyumbangkan sebuah lagu, boleh kok naik ke atas panggung" katanya.

Para anggota Geledek Squad pada kompak teriakin nama Darto. Yang jadi korban malu-malu.

"PAK DARTOOOO!!"

"DARTO, BU, DARTOOO!!"

"Eh, Pak Haji aja, nape? Kan dia mantan vokalis" kata Darto.

"Ih, nggak mau! Lu aja" ujar Andre menolak.

Pak Ustad pun ikut turun tangan. Dia langsung menarik tangan Darto.

"Udeh, nggak ape-ape. Bentaran doang, kok" katanya.

"Ih, saya nyanyi lagu apaan, Pak? Helm Proyek?" tanya Darto bingung.

"Terserah ente. Boleh religi, boleh pop"

Sambil tersenyum malu-malu, akhirnya Darto naik ke atas panggung dan disambut dengan tepuk tangan para tamu. Karena bingung mau nyanyi apa, akhirnya dia memilih menyanyikan lagu sholawat badar. Seluruh tamu seketika jadi adem karena suara merdunya. Kipas angin outdoor mah lewat.

Alhamdulillah, hati jadi adem rasanya, batin Pak Ustad.

Awalnya gue udah niat pengen ledekin si Darto, eh nggak jadi gara-gara denger dia sholawatan, batin Desta.

Andre kalah nih dari Darto, batin Sule.

Desta lebih kalah lagi, batin Vincent.

Darto sudah selesai bernyanyi. Semua tamu serentak berdiri dan bertepuk tangan dengan meriah. Darto yang awalnya malu-malu kini jadi bahagia. Diapun turun dari panggung dan kembali ke tempat duduknya.

Alhamdulillah, waktu Maghrib sudah tiba. Acara open house diakhiri dengan berbuka puasa bersama.

***

"Untung lu nggak sampai jatuh dari kursi kayak kemarin"
- Vincent

"Diem lu!"
- Desta














Enjoy!

Geledek SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang