#25: Ketika Bos Bertemu Mantan Karyawannya

44 2 0
                                    

Bintang Tamu: Cak Lontong

***

Tempat: Rumah Darto
Waktu: Siang bolong

Pada saat itu, Darto dan Yuki tengah mengatur susunan toples berisi kue Lebaran yang baru saja dibuat untuk difoto dan di-upload di toko olshop-nya. Tiba-tiba, mereka mendengar suara ketukan pintu.

DUG DUG DUG

"Bentar" kata Darto singkat.

Kemudian dia membuka pintu tersebut. Dia terkejut, karena yang mengetuk pintunya adalah Cak Lontong, mantan bosnya. Dia datang sambil membawa sepaket parsel berisi sirup marjun, minuman soda, sekaleng biskuit, dua bungkus makanan ringan, hingga setoples rengginang. Bahkan, toples rengginangnya lebih cantik daripada toples kue milik Darto.

"Assalamu'alaikum" ucap Cak Lontong.

"Waalaikumsalam" balas Darto.

Darto lalu mencium tangan mantan atasannya itu. Mereka terlihat gugup. Mungkin ini adalah pertemuan pertama kali setelah dirinya memutuskan untuk mengundurkan diri dari kantornya tempat ia bekerja.

Lalu dia mempersilakan Cak Lontong masuk.

"Silakan masuk, Pak" kata Darto.

"Aduh, maaf ya. Bukannya saya nggak mau, tapi.. Saya kesini cuma sebentar aja, karena hari ini saya harus buru-buru ke Jogja
Mau pulang kampung" ujar Cak Lontong.

Merekapun saling tatap-tatapan.

"Em, Darto. Kan sebentar lagi Lebaran. Saya mau minta maaf karena kelakuan jelek saya hingga menyebabkan kamu keluar dari kantor saya" katanya.

"Iya, nggak papa, kok, Pak. Saya juga mau minta maaf sama Bapak, barangkali saya ada kesalahan sama Bapak" kata Darto sambil menundukkan kepala.

Cak Lontong menepuk-nepuk pundak mantan bawahannya itu sambil berkata, "Iya, saya maafkan"

Duh, jadi baper, deh. Eh, kayaknya author doang, deh, yang baperan, hehe :v

"Oh ya, sekarang kamu kerja dimana?" tanya Cak Lontong.

"Kerja di rumah aja. Kebetulin, eh, kebetulan saya buka toko online" jawab Darto.

"Oh. Kamu.. Nggak ada niatan kembali ke kantor saya?"

Seketika hatinya Darto nyesek.

"Em.. Gimana ya.. Bukannya saya nggak mau kembali ke kantor Bapak. Emang pengen sih, balik. Tapi, saya udah nyaman sama pekerjaan baru saya"

"Oh, ya sudah. Saya tidak memaksa kamu, kok"

Di tengah-tengah obrolan, Enyak datang.

"Eh, ade Pak Thanos--"

Darto tiba-tiba nyenggol bahunya Enyak sambil berbisik, "Ih, Enyak! Pak Lontong! Bukan Pak Thanos!"

Cak Lontong hanya tertawa saja.

"Hehehe, nggak papa, To. Itu kan sapaan akrab Ibu sama saya" katanya.

"Eh, Pak Lontong. Ape kabar? Tumben maen dimari. Silakan masuk" kata Enyak.

"Oh, baik, kok, Bu. Em, mohon maaf sebelumnya, saya kesini cuma bentar aja, kok. Karena saya abis ini udah langsung berangkat ke Jogja"

"Lah, ade ape emangnye?"

"Biasa. Lebaran di sana"

Cak Lontong kemudian menatap arloji mewahnya di tangan kirinya, menunjukkan jam 2 siang. Sudah waktunya berangkat ke bandara. Dia langsung memberikan parsel tersebut kepada Darto.

"Ini buat kamu. Saya pamit dulu ya" kata Cak Lontong.

Sebelum pergi, dia diberi sebuah kotak warna hijau tosca berisi tiga toples kue oleh Darto. Masing-masing toples berisi nastar, kastangel, dan putri salju.

"Ini juga buat Bapak. Salam buat keluarga Bapak di Jogja. Selamat Lebaran" ujarnya seraya memasang senyum.

"Iya, selamat Lebaran juga" kata Cak Lontong.

Dia langsung berangkat meninggalkan Darto dan keluarganya menggunakan mobil. Suasana semakin melankolis ketika ada yang muterin lagu "Happy Birthday".

Kagak nyambung, samsul.

***

Tempat: Masjid Al-Barokah
Waktu: Malam hari
Suasana: Lumayan sepi

Darto dkk berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat Tarawih di hari yang ke-20 ini. Namun, yang memenuhi masjid ini cuma 4 shaf saja. Biasa lah, di pertengahan Ramadhan, jamaah sholat Tarawih mulai berkurang. Tapi, semangat buat sholat jangan sampai berkurang juga :)

Pada Tarawih kali ini, yang jadi imam adalah Andre. Mungkin Ustad Apoy lelah kali ya, jadi imam mulu. Makanya, tukeran sama Andre jadi muadzin.

Singkatnya, di tengah perjalanan usai sholat Tarawih, Darto memaparkan peristiwa yang dia alami tadi siang kepada teman-temannya. Semua terkejut mendengarnya.

"APA?!" sahut Andre sok dramatis.

"Nggak usah lebay, Pak Haji. Orang biasa aja" kata Darto.

"Terus gimana? Lu dendaman, nggak?" tanya Danang penasaran.

"Nggak, tuh. Gue nggak ngerasa dendam sama sekali pas lagi ngobrol. Karena, asal lo tahu aja, Nang. Sejelek-jeleknya kelakuan bos gue, lebih jelek lagi kelakuan lu. Dateng-dateng udah nyomot nastar gue aja. Huft" ujar Darto.

Danang tersipu malu.

"Nah, gitu dong, To. Nggak dendaman sama atasan lu, walaupun dia pernah bikin kesalahan sekalipun" sahut Sule.

Buat yang lain, contohlah Danang, eh, Darto. Meskipun atasannya suka bikin kesel, tapi dia tidak merasa dendam sama sekali kepadanya.

***

"Saya kira, dia dendam sama saya. Nggak tahunya, tidak. Senang rasanya pernah punya karyawan seperti dia"
- Cak Lontong










Enjoy, gaes!

Geledek SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang