[SERI PANDORA #2]
[TAMAT]
Obi Ardiansah Wiantono (27) menghilang ketika liburan ke Southamptons bersama sahabat dan kekasihnya, tetapi anehnya Obi tidak meninggalkan jejak apa pun. Rupanya Obi terlempar ke tahun 1979 akibat mencoba mainan lamanya.
B...
Lastri datang ke rumah Dhani dengan penampilan yang jauh lebih rapi. Karena, kencan kali ini lebih spesial. Entah ada angin apa, Dhani ingin bertemu dengan kedua orang tuanya secara resmi. Dhani sebenarnya ingin datang sendiri, menaiki kendaraan umum, tetapi Lastri melarangnya karena area rumahnya berdekatan dengan rumah keluarga presiden. Lastri tidak mau membuang-buang waktu pertemuan kedua belah pihak hanya karena harus melalui pemeriksaan berlapis-lapis. Jadilah dia disini sekarang, sedang menonton acara televisi.
Dhani menyambutnya dengan kecupan di pipi. "Sebentar ya, sayang. Aku ganti baju dulu." Lelaki itu meninggalkan Lastri sendirian di ruang televisi.
Lastri yang tidak betah berdiam diri mengelilingi rumah Dhani. Sejenak, dia kagum atas interior rumah Dhani yang masih mempertahankan khas rumah lama zaman Belanda. Hal yang berubah disini adalah beberapa cat telah di cat ulang atau perabotan yang sudah berganti.
Langkah Lastri terhenti karena ada pantulan cahaya dari sebuah pintu. Wanita itu melangkah perlahan, lalu menarik pintunya sedikit. Pemandangan yang dilihatnya sungguh tidak bisa dipercayanya.
"Oh mijn God, ik vergis me. Dit is onmogelijk (Oh Tuhan, aku pasti salah lihat. Ini tidak mungkin)," gumamnya.
Ada sebuah cahaya yang berasal dari benda yang dipegang Obi. Lastri terus memperhatikannya di balik pintu. Cahaya itu perlahan menghisap tubuh lelaki itu sampai hilang seutuhnya. Lastri menahan napas, ini benar-benar aneh tapi nyata.
"Dugaan aku selama ini benar. Hij is geen bewoner (Dia bukan pendatang)." Pikiran wanita itu bercabang lagi, membuat Lastri mengusap dagunya. "Siapa dia sebenarnya? Apa yang dia mau dari Dhani?" Lastri menghembuskan napas, terlalu banyak cabang di pikirannya saat ini, "Aku harus cari tahu lebih banyak tentang dia. Kalau dia makhluk ajaib, Misschien helpt dat mijn plan (Mungkin itu bisa membantu rencanaku)."
"Jadi pergi bertemu orang tua kamu, sayang?" Dhani muncul dari pintu kamarnya dengan pakaian rapi dan suspender. Lastri sungguh menyukainya, membuat sudut bibirnya tertarik ke atas dengan cepat.
"Ja, liefje. Ik kan niet wachten (Iya, sayang. Aku sungguh tak sabar)." Wanita itu berjalan dan menarik tangan Dhani cepat-cepat menuju mobil. Dhani tidak menjawab, hanya pasrah mengikuti langkah wanitanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tunjungan Plaza Surabaya, 2021
Seorang lelaki yang mengenakan pakaian polo lengan pendek dan celana panjang jins warna biru muda, di tutup oleh jaket jeans serta paduan sepatu vans warna hitam sedang mencari tempat duduk. Walau sudah banyak sekali gerai makanan yang tersedia di berbagai gedung berbeda, tetapi tetap saja foodcourt ini makin ramai. Ada meja kosong, akhirnya bisa membuat acara makan lelaki itu menjadi tenang.
Tidak hanya agenda makan saja yang ada pada rencana hari ini, tetapi dia sedang menunggu seseorang. Tidak menunggu lama, karena ada seorang wanita berjilbab melambai kencang kepadanya lalu berlari tergupuh-gupuh menuju mejanya.