Di hotel bintang lima, Lexha dan keluarga menginap untuk sementara disana selama berada di Korea.
Sebenarnya Lexha sudah bangun, namun dirinya malas untuk bangkit. Karena menurut Lexha kasur yang ia tiduri mengandung gravitasi magnet yang sangat kuat, yang membuatnya malas untuk bangkit.
Drrttt drttt
Ponsel Lexha seketika bunyi karena ada panggilan di ponselnya. Yang membuat Lexha binggung adalah, nomornya tidak di kenal.
"Hallo, ini siapa ya?" suara orang di sebrang
Sana seperti, seseorang yang habis berlari?"Siapapun kamu, tolong saya. Saya butuh sekali bantuan kamu, toling selamatkan saya" suara pria di sebrang sana seperti seseorang yang ketakutan.
"Saya harus tolong kamu gimana? Saya aja ga tau lokasi kamu" ada sedikit rasa khawatir di diri Lexha, ingat sedikit.
"Kamu orang Indonesia kan? Kamu sedang liburan ke Korea" Lexha menyeritkan keningnya, bingung.
"Kamu kok bisa tau saya? Jangan-jangan kamu penguntit saya ya?" bayak fikiran negative di kepala Lexha.
"Tidak, tidak seperti itu. Saya tau karena kamu bisa berbahasa Indonesia, dan nomor yang saya ketik asal. Itu adalah nomor Indonesia, tolong saya. Saya mohon" suara orang tersebut seperti memelas, yang membuat Lexha tidak tega. Walaupun hanya mendengarnya saja.
"Oke saya akan bantu, share lokasi kamu sekarang" pria di sana mematikan sambungan telfonnya, dan tidak ada lima menit ada pesan yang masuk ke ponsel Lexha. Setelah itu Lexha langsung bergegas.
Lexha tidak mandi, ia hanya mengganti pakaiannya saja, mencuci muka, dan sikat gigi. Karena satu semboyan dia, orang cantik mau di apain tetep aja cantik, mau mandi ga mandi sama aja.
Lexha keluar dari kamarnya, dan di sana masih sepi. Mungkin masih tidur? Lexha menuju meja makan untuk menuliskan note yang akan di tempelkan di kulkas.
Dear semuanya,,,
Lexha ga ninggalin kalian lagi kok, Lexha cuma keluar sebentar buat nemuin temen Lexha. Dia lagi butuh bantuan Lexha, Lexha harus bantu dia. Jadi jangan khawatir, jangan telfon Lexha sebelum Lexha telfon kalian. Kalo kalian telfon Lexha, itu sama aja kalian ngebunuh Lexha.
Setelah itu Lexha keluar dari hotel dan dia menaiki mobilnya. Ceritanya pas tiba di Korea, mereka beli mobil dua. Satu sport satu lagi alphard, tau kan yang sport buat siapa? Lexha mengendarai mobilnya di atas rata-rata. Karena dia tau pria yang tadi menelfonnya dalam bahaya.
Lexha menelusuri gedung yang terbilang cukup lama kosong, mengikuti kemana arah kakinya berjalan. Hingga kakinya membawa dia menuju rooftoop, disana Lexha menemukan pria tersebut dalam keadaan terikat dan babak belur, jangan lupakan lima orang berbadan besar yang masih memukuli pria tersebut.
"ekem, gwichanhgehaeseo mianhae, naneun hante mul-eobwa"(Ekhem, maaf ganggu, saya minta kalian lepasin dia) lima orang berbadan besar tertawa, sedangkan pria tersebut bernafas lega dan khawatir? Dia saja yang pria kalah sama mereka, apalagi Lexha?
"nuguya?!" (anda siapa?!) Lexha tersenyum, bukan senyum manis atau apapun itu. Tapi senyum yang mengandung banyak makna di dalamnya.
"naneun naega nugunji al pil-yoga eobsda! gajang jung-yohage dangsin-eun geuleul gagehaessseubnida!"(Kalian ga perlu tau siapa saya! Yang terpenting kalian lepaskan pria itu!) lima orang berbadan besar menghapiri Lexha bermaksud ingin melumpuhkan Lexha.
"Kamu, pergi saja. Saya tidak apa-apa, jangan cari mati sama mereka!" lima orang berbadan besar menghentikan langkahnya, pasalnya mereka ga tau itu bahasa apa. Sedangkan Lexha terus berjalan sambil tersenyum smirk.
"naneun nega mesinjeolago hwagsinhanda. eolmana manh-eun don-eul badneunga? don-i pil-yo hasingayo? pyeonghwaleul wonhandamyeon naneun jul geos-ida" (Saya yakin kamu orang suruhan, berapa uang yang kamu terima? Kamu butuh uang kan? Saya akan berikan, jika kamu mau berdamai) lima orang berbadan besar tertawa.
"ineun naui chungsilhan chungsilhan salam-ibnida. uli sangsaga geuleul jug-ila go malhaess-eo. geulaeseo uliga geuleul jug-ilgeoya" (Kami setia sama boss kami. Boss kami menyuruh kami membunuh dia, jadi kami akan membunuh dia) Langsung saja Lexha melayangkan pukulannya ke pria yang berhadapan dengan Lexha.
Dan Lexha melumpuhkan semuanya, membuat pria tersebut Ngeri.
"Cepat, kita harus pergi dari sini" Lexha membantu pria tersebut berjalan.
Setelah sampai di mobil, Lexha tidak langsung menjalan mobilnya tapi dia memegang perutnya yang terkena sasaran empuk musuhnya.
"Kamu ga apa-apa?" Lexha menggeleng lalu tersenyum, senyumnya tidak seperti tadi.
"Kamu saya bawa ke tempat saya tinggal dulu. Untuk di obati, jika mereka tanya. Kamu jawab aja seadanya, dan bilang kalau kita adalah seorang teman" Lexha melajukan mobilnya, sedangkan pria tersebut mengangguk.
"Oh iya, kita kan belum kenalan. Nama saya Andre Jonathan, nama kamu?" Lexha masi fokus sama jalanan.
"Lexha, Stephanie Alexander Landgree" pria tersebut melongo.
"Kamu Lexha? Seriusan?" Lexha tertawa.
"Itulah tujuan gue ga mau nyebutin nama gue, tapi kalo ga gue sebut. Lu juga bakal tau gue" pria tersebut mengangguk.
"Emm gue manggil lu Joe boleh ga?" Joe mengangguk.
"Boleh kok, saya suka kamu manggil saya seperti itu" Lexha terkekeh.
"Jujur ga enak bahasa formal, setuju ga kalo lu-gue aja?" Joe mengangguk.
"Oh iya, boleh ga kita temenan beneran?" Lexha mengangguk.
"Boleh kok" Joe mengangguk, namum matanya melihat ada cairan berwarna merah di lengan Lexha.
"Em... Lex, itu lengan lu luka?" Lexha meminggirkan mobilnya lalu dia melihat lengannya.
"Nanti aja lah, di rumah. Gue ga bawa kotak P3K" Joe mengulurkan tanggannya, ia mengambil kain di saku celananya.
"Maaf, setidaknya di tutupin dulu biar ga infeksi" Lexha hanya diam di tempat.
Perasaan apa ini? Aneh -Lexha.
Tbc...
Salam author aka istrinya Kai
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple S 2 [The END]
Teen FictionLanjutan cerita dari Triple S, bagi yang belum baca Triple S di sarankan baca terlebih dahulu. Bahasa non baku, mengandung kata-kata kasar, julukan, dan perkataan yang kurang enak di baca. Jadi mohon di maafkan. Mungkin akan banyak typo