Pindah Ke Jerman?

1.5K 75 12
                                    

"Operasinya berjalan lancar, tinggal tunggu Lexha sadar aja" Harry bernafas lega.

"Kapan di pindahin ke ruang rawat bang?"

"Nanti sore, tunggu tekanan darahnya normal dulu. Untung gue udah banyak nyetok darah AB- buat jaga-jaga kalo Lexha masuk rumah sakit lagi, dan bener kan dugaan gue" bunda, ayah, Harry, dan om William berjalan memasuki ruangan om William.

"Coba kamu jelaskan, gimana ceritanya sampe adik kamu masuk rumah sakit?" Harry menunduk.

"Harry ga tau, tiba-tiba banyak orang yang ngumpul di deket kantor. Pas Harry cek ternyata Lexha kecelakaan" bunda membuang nafas kasar.

"Bukan gara-gara kamu sama Lexha berantem kan?" teggorokan Harry terasa kering.

"Bunda kata siapa?" Harry mencoba agar tidak gugup di depan kedua orang tuanya dan omnya.

"Lee tadi cerita sama bunda, kalo kamu tadi pagi sama Lexha beratem. Benar atau tidak?" Harry diam seribu bahasa.

"Jawab pertanyaan bunda Harry!" Harry menunduk.

"I... It-" omongan Harry di putus.

"Iya atau tidak!" -ayah.

"Iya! Tadi pagi Harry sama Lexha berantem"

"Di bibir Lexha ada lebam, seperti bekas tamparan. Terus matanya sembab, itu bukan ulah kamu kan?" Harry diam seribu bahasa.

"Kenapa kesannya kalian kayak mojokin Harry ya?" kalo Harry udah ngomong begitu, ga bakal ada yang komen. Kecuali Lexha dan ayah.

"Yaudah nanti kita tanya langsung sama anaknya" bunda mengangguk setuju.

***

07.56

"Engh" bunda dan ayah langsung menghampiri ranjang Lexha, dengan Harry yang hanya berada di ujung ranjang Lexha.

Lexha membuka matanya secara perlahan, lalu ia melihat ke arah sekeliling. Dan matanya tertuju ke arah Harry yang menatapnya cuek.

"Hufft" suara desahan nafas Lexha.

"Kamu ga papa sayang? Kamu mau minum? Kamu mau apa? Bilang sama bunda biar bunda kasih" Lexha terdiam.

Semoga jalan yang gue pilih adalah jalan terbaik, jika gue dan Joe berjodoh. Gue dan Joe akan di pertemukan -Lexha.

"L-Lexha haus" ayah membantu Lexha mengubah posisinya menjadi duduk, sedangkan bunda memberikan segelas air putih dan langsung di tenggak habis oleh Lexha.

"Bunda" bunda menaruh gelas ke atas meja.

"Apa princess? Kamu nyari Lee? Lee sebentar lagi ke sini kok, dia lagi di jalan sama Nah" Lexha menggeleng.

"Lexha punya satu permintaan, dan Lexha mau permintaan Lexha yang satu ini harus di kabulkan" Harry menatap tajam Lexha.

"Mau minta apaan si lu? Kesannya kayak maksa banget!" Lexha diam.

"Kamu diam!" kali ini Harry yang diam.

"Kamu mau apa sweetheart?" ayah mengelus puncak kepala Lexha.

"Umm... Lexha mau tinggal di Jerman, Le-" omongan Lexha diputus.

"Engga!" Lexha berdecak.

"Ck, tadi katanya mau di kabulin. Lexha mohon, Lexha capek. Biarin Lexha di Jerman, biarin Lexha yang ngunjungin kalian. Asal jangan kalian kunjungin Lexha, karena percuma. Seberapa besar kalian usaha untuk menemukan Lexha, kalian ga bakal nemuin Lexha" Harry diam mematung di ujung ranjang Lexha.

"Bunda dan ayah kasih waktu untuk kalian berdua bicara. Dan kamu Lexha pikirkan baik-baik!" Lexha mengangguk, ayah dan bunda keluar. Setelah pintu benar-benar tertutup Harry berjalan kesamping ranjang Lexha.

"Lu beneran mau ke Jerman?" Lexha mengangguk, namun tatapannya lurus.

"Lu marah sama gue?" Lexha menggeleng.

"Terus kenapa mau ke Jerman?" Lexha membuang nafas kasar.

"Capek" singkat, jelas, dan padat.

"Di Jerman emang lu ga capek?" Lexha menganggkat bahunya.

"Seenggaknya disana bisa tenang. Terus kalo di sini, ada yang risih kalo ketemu saya. Saya ga mau buat orang itu risih, saya cuma pengen orang itu kayak dulu" Lexha tersenyum miris.

"Siapa yang bilang kalau orang itu risih kalo lu ketemu sama dia" Lexha terkekeh.

"Dia emang ga pernah ngomong, tapi saya merasakannya. Dia juga jijik sama saya, karena dia bilang kalau saya itu wanita ga bener" Harry tercekat.

"Kalo Lee nanyain lu gimana?" Lexha tersenyum.

Ngubah topik -Lexha.

"Tinggal tanya, dia mau ikut saya atau mau tetep di sini. Saya bisa kok biayain Lee, tapi jika dia tidak mau ikut sama saya juga ga papa. Tapi lebih baik Lee tetap di sini, nemenin abangnya, ayah, dan bunda" Harry duduk di sebelah ranjang Lexha.

"Maafin kata-kata gue waktu itu, maafin gue karena gue udah kasar sama elu" Lexha terkekeh.

"Memangnya anda ngapain sampai minta maaf sama saya? Saya ga pernah merasa bertemu sama anda"

Ini orang ga amnesia kan? - Harry.

"Lu lupa sama kejadian kemarin pagi?" Lexha menggeleng.

"Memangnya kemarin pagi ada kejadian apa?"

Dia yang minta gue begini -Lexha.

"Lu ngelupain gue?" Lexha mengangguk.

"Sedang mencoba" Harry menganggkat sebelah alisnya.

"Maksudnya?" Lexha terkekeh.

"Abang labil ya? Kemaren abang bilang abang ga bakal nganggep Lexha! Sekarang abang malah peduli sama Lexha. Lexha capek bang! Lexha mau nyusul Adyt aja!" Lexha mencoba melepas selang infusnya namun di tahan Harry.

"Maafin gue, kemaren gue emosi. Maafin gue, gue ga bisa jauh dari elu" Harry memeluk Lexha yang sedang terisak.

"Ini jalan terbaik, gue ga mau nyusahin elu lagi. Biarin gue pergi" Harry menggeleng.

"Lu pergi gue ikut! Anggap aja kejadian waktu itu ga pernah kejadian" Harry mengelus rambut Lexha.

"Temenin gue di sini, gue butuh elu" Lexha diam.

"Kalo lu mau pergi juga, gue bakal kayak dulu saat gue dan Jessica putus!"

Tunggu, gue kayak kenal namanya. Tapi siapa? Gue lupa, dia siapa si? Namanya ga asing banget di telinga gue -Lexha.

"Gue akan stay di sini, dengan satu syarat" Lexha menatap Harry.

"Apa?"

"Anggap gue ga ada" Lexha berbicara dengan Watadosnya.

"ENGGA!" Harry ngegas.

"Apapun gue turutin asal ga itu" Lexha menggeleng.

"Gue cuma mau itu, ga ada yang lain" kali ini Harry yang menggeleng.

"Ga bisa" akhirnya Lexha menyerah dan membuang nafasnya kasar.

"Yauda ga jadi, syaratnya gue simpen aja. Buat nanti kalo gue butuh" Harry menganggkat kedua alisnya.

"Maksudnya?" Lexha menjitak kepala Harry.

"Lexha akan tetap di sini, tapi syaratnya Lexha simpen buat nanti. Deal?" Harry mengangguk.

"Deal" Lexha dan Harry saling berjabat tanggan.

Tbc...

Bosen ya?

Iya si cerita ini ngebosenin, author paham kok.

Salam author aka istrinya kai

Triple S 2 [The END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang