"YON!!!!" ayah dan Harry yang sedang duduk di sofa terkejut.
"Apa si bun? Dateng-dateng langsung teriak" bunda memeluk ayah.
"Yon kita bakal punya cucu Yon!!!" ayah tersentak begitupun Harry.
"Dari siapa?" bunda melongo tak percaya.
"Yon, anak kita yang udah gede cuma dua doang Yon. Ga mungkin kalo Lexha yang hamil, nikah aja belom" Harry yang menyadari sesuatu langsung menghampiri Nah.
"Beneran?" Nah mengangguk lalu ia mengelus perutnya yang masih rata.
"Wellcome Harry junior" Harry mengelus perut rata Nah.
"Ciee yang bakal jadi ayah" ayah menepuk punggung Harry, dengan sedikit kencang... Mungkin¿
"Yah sakit yah, ya allah" Harry memegangi pundaknya yang habis di tepuk oleh ayahnya.
"Yon kasar ih sama anaknya" ayah malah menendang bokong Harry sampai jatuh.
"Bunda ayah tuh!!!" bunda menjewer kuping ayah, sedangkan Harry menjulurkan lidahnya.
"Awas ya kamu! Ayah pecat jadi anak baru tau rasa kamu" setelah itu mereka semua tertawa, tertawa bahagia. Tanpa mereka sadari sedari tadi ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka.
***
"Loh kenapa lu balik lagi?" Lexha menggeleng.
"Temenin gue ke taman yuk, gue bosen di rumah" Joe hanya mengangguk.
"Eh iya Lex, motor lu di apart gue ga papa?" ya, memang mereka menaiki mobil Joe. Karena Joe takut dengan keadan Lexha. Sedangkan motor Lexha di tinggal di apart Joe.
"Lex?" masih ga ada jawaban dari Lexha, sehingga Joe memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Lex? Are u okay?" Lexha masih menatap ke luar jendela.
"Lex? Lu kenapa? Jangan bikin gue khawatir dong" Joe menggoyangkan punggung Lexha.
"Ah iya kenapa?" Joe membuang nafasnya kasar.
Ternyata dari tadi dia ngelamun? -Joe.
"Lu kenapa si? Cerita sama gue" Lexha tersenyum, seperti senyum yang di paksakan.
"Gue ga papa kok, gue cuma lagi liat jalan aja. Pemandangannya bagus" Joe berdecak.
"Ga usah sok tegar, gue tau kalo lu itu tegar di depan doang. Tapi dalemnya? Lu itu rapuh banget" Lexha terkekeh.
"Sok tau luh" Lexha memutar tubuhnya, namun di tahan sama Joe.
"Ga usah sok tegar! Ga usah sok kuat! Ga usah sok bahagia! Kalo lu pengen nangis ya nangis aja, kalo lu ga kuat ya bilang! Jangan di pendem sendiri. Lu itu ga sendiri Lex, seengaknya di sini lu punya gue! Gue siap dengerin curhatan elu, gue bisa kok jadi pendengar yang baik" Lexha mencoba melepaskan tangan Joe yang berada di pundaknya, namun tenaga Joe lebih kuat di banding Lexha. Apalagi saat ini Lexha masih lemas.
"Gue capek Joe, capek jadi orang yang pura-pura bahagia, capek jadi orang yang selalu terlihat tegar, padahal kenyataannya? Gue tuh rapuh Joe! Gue butuh orang yang ngertiin perasaan gue, gue seperti hidup sendiri, entahlah kayaknya mereka berubah, semenjak gue dinyatakan meninggal. Mereka berubah Joe! Mereka lupa sama gue Joe! Mereka lupa" Lexha memukul dada Joe dan dipeluk oleh Joe.
"Gue paham kok, gue tau posisi lu. Gue paham Lex, lain kali kalo ada apa-apa cerita sama gue. Kapanpun dimanapun lu butuh bantuan gue, gue bakal dateng. Dalam keadaan apapun gue bakal dateng, jadi jangan bilang lu itu sendiri Lex" Joe mengelus rambut panjang Lexha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple S 2 [The END]
Teen FictionLanjutan cerita dari Triple S, bagi yang belum baca Triple S di sarankan baca terlebih dahulu. Bahasa non baku, mengandung kata-kata kasar, julukan, dan perkataan yang kurang enak di baca. Jadi mohon di maafkan. Mungkin akan banyak typo