tenang

191K 20.6K 5.6K
                                    

"Haechan?" , "Jaemin!" Pekik mereka bersamaan.

Haechan yang menyadari tubuhnya terekspos dan sekarang menjadi objek penglihatan Jeno pun segera membenahi seragamnya, dan Mark yang sangat malu akan kedua adik kelasnya ini berusaha tetap terlihat cool, dia membisikkan sesuatu dan dibalas anggukan oleh Haechan. Dengan santai dia melewati mereka lalu pergi meninggalkan keheningan diantara dua sekawan tadi.

"Ehm." Jaemin berdehem, "jadi apa yang gue lewatkan Lee Donghyuck?" Jaemin memanggil Haechan dengan nama lengkap, ini membuat Haechan cukup sadar bahwa sahabat kecilnya itu sangat marah atas kejadian barusan.

Haechan hanya menunduk dan memainkan ujung seragam nya, baru disadari bahwa disitu ada seorang lagi selain mereka berdua, Jeno. Haechan menatap Jeno dan memberi kode agar menolong nya, namun Jeno yang tidak mengerti hanya menggelengkan kepala. Haechan membuat mimik seakan akan ingin menangis, namun Jaemin dengan cepat menghentikan tingkah kekanakan Haechan.

"Lu harus ikut gue pulang sekolah, dan jangan lupa hutang cerita dari awal sampai hari ini. Inget itu!" Cerca Jaemin yang penuh penekanan pada sahabat nya.

Lalu Jaemin menoleh pada Jeno dan tidak mengatakan apapun, Jaemin langsung keluar dari kamar mandi dan berlari menuju parkiran. Jeno hanya melihat Haechan sekilas dan langsung mengikuti Jaemin. Haechan mendesah frustasi, menyesali ajakan Mark untuk melakukan hal itu tadi. Sehingga membuat sahabat kecilnya itu marah pada dirinya.

Lagipula memang salah Haechan yang tidak terbuka pada Jaemin, dan pasti itu membuat hati Jaemin sakit. Haechan paham itu.

'
'

Jaemin masih berlari ke arah parkiran dan masuk ke mobil nya, tidak lama kemudian Jeno sampai dan mencoba mencari Jaemin, dan dia menemukan Jaemin di dalam mobil milik laki-laki kecil itu.

Jeno membuka pintu mobil Jaemin dan duduk di kursi kemudi, karena kursi penumpang di sampingnya sudah diisi oleh Jaemin. Untuk sesaat mereka berdua masih diam. Melihat wajah Jaemin yang cemberut dan tidak enak dipandang, Jeno berusaha membuat keadaan senyaman mungkin.

"Jaem, itu tadi temen lu ya? Si Haechan?" Jeno basa-basi agar suasana tidak terlalu canggung.

Tanpa diduga Jaemin menghadapkan badannya ke arah Jeno dan langsung mencengkram rambut Jeno- ah lebih tepatnya menjambak lalu menggoyangkan kepala Jeno dengan brutal.

"HUWAA KENAPA ECHAN GAK CERITA KE GUEE JENNNNN, HUAAAA KENAPAA?!" Jaemin terus mejambak seakan-akan Jeno adalah Haechan yang bersalah. Tapi Jeno paham dengan yang terjadi pada Jaemin, jadi dengan santai Jeno berpindah tempat ke kursi yang ditempati Jaemin, pemuda yang satu itu tidak sadar bahwa Jeno sedang berusaha untuk merubah posisi mereka. Jeno mengangkat Jaemin lalu mendudukkan Jaemin di pangkuannya dengan tubuh yang saling berhadapan.

"Auh, Jaem lepasin anjir sakit tau!" Jeno mencoba melepas tangan Jaemin dari rambutnya, kalau tidak maka bisa dipastikan akan banyak helai rambut Jeno yang rontok dengan sialnya.

"KENAPA SIH ANJIR ECHAN HARUS DEKET SAMA BERANDAL MACEM KAK MARK, KENAPAA JELASIN KE GUE JENOO! HUAA." Dengan menggertakkan gigi-giginya Jaemin masih menahan kesal dan tidak sadar bahwa sekarang dia berada di pangkuan Jeno.

Jeno hanya mengusap punggung Jaemin pelan, "Mungkin karena dia jarang ketemu lu kali, Jaem. Kan lu sibuk terus tuh sama kegiatan OSIS." Ujar Jeno mencoba membuat Jaemin tenang.

Benar saja, Jaemin sudah tidak sebrutal tadi. Yang ada sekarang malah semburat merah di pipinya menyadari bahwa daritadi dirinya berada di atas Jeno. Jaemin membelalakkan mata dan "LEE JENO! KOK KITA PANGKU-PANGKUAN SIH BANGSAT!?" teriak Jaemin yang mulai lupa akan masalah dengan sahabatnya barusan.

Saking malunya, Jaemin menyembunyikan mukanya di ceruk leher Jeno agar tidak bisa dilihat oleh pemuda yang sekarang terkekeh karena tingkah Jaemin.

Jeno membisikkan kata-kata pada telinga Jaemin, yang membuat Jaemin semakin menjadi-jadi malunya.

"Titit gue enak Jaem, Bhahahaha."

Dan saat itu pula Jeno mendapat serangan cubit dari Jaemin, ya meskipun Jaemin mencubit nya dengan sedikit tertawa dan menahan malu sekaligus.

•••

Lemes banget mulut Jeno emang :) Anyway jangan lupa vote sama comment

RATA ; nomin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang