Sesampainya di sekolah, Jeno turun dari kursi kemudi dan berlari ke koridor kelas XII. Meninggalkan Haechan dan Jisung yang juga ikut mengejarnya, tujuannya hanya satu. Menghajar Mark yang sudah berbuat sebiadab ini.
Hanya berbekal tau bahwa kelas Mark berada paling ujung, Jeno melewati semua kakak kelasnya tanpa permisi. Beberapa ada yang bisik-bisik karena adik kelasnya yang tampan tumben bermain-main ke area kelas XII. Namun saat sampai di kelas yang ditujunya, Jeno tidak melihat keberadaan namja bajingan itu. Hanya beberapa antek-anteknya saja.
"Heh, mana Mark sialan?" Jeno bertanya dengan nada sengit pada salah satu anak buah Mark.
"Weh, santai bos! Kita gak ada hubungannya sama urusan yang ini." Namja ber nametag Wong Yukhei itu hanya mengangkat tangannya lepas dan tidak tau-menau masalah ini. Karena memang ini adalah urusan pribadi Mark. Dan tidak ada orang yang tau.
"Gausah banyak bacot lu pada! Gue tanya Mark dimana?" Tegas Jeno sekali lagi pada beberapa orang yang berada disana.
"Eh, Jen asal lu tau Mark baru aja dibawa bokapnya Lele ke ruangannya. Dan kita-kita sama sekali gatau kenapa." Giliran namja ber nametag Park Woojin berusaha menenangkan adik kelas nya yang sedang mengamuk.
Tanpa berterima kasih Jeno segera berlari ke Ruang Kepala sekolah, berpapasan dengan Haechan dan Jisung yang ternyata membuntutinya. Dengan menahan malu, Jisung yang tidak menggunakan seragam seperti lainnya berbalik untuk mengikuti Jeno lagi. Mengejar namja tampan itu ke arah Ruang Kepala Sekolah.
Sesampainya disana Jeno tidak melihat tanda-tanda adanya guru. Dengan kurang ajarnya Jeno membukan pintu yang tidak terkunci itu. Disana dia menemukan Mark yang hampir saja di tampar oleh Ayahnya, Tuan Lee. Namun ketiga orang didalam ruangan menoleh saat Jeno berteriak.
"Berhenti!!"
Jeno mendekat ke kursi yang diduduki Mark. Berdiri tepat disamping Ayah Mark. Lalu salim kepada dua pria dewasa disana. Mata Jeno merah, menampakkan sirat kebenciannya. Nafasnya pun tidak biasa. Setelah salim dengan kedua orang tua tersebut. Jeno angkat bicara.
"Mohon maaf Pak Dubes, saya ijin memukul anak bapak." Ucap Jeno dengan menahan amarah.
Diambang pintu Jisung hampir saja kelepasan tertawa kalau tidak disikut Haechan. Dia rasa tulang rusuknya patah terkena hantaman induk banteng yang satu ini.
Disana Jeno diangguki oleh Ayah Mark, tanpa banyak bicara lagi Jeno berbalik menghadap Mark. Mencengkram kerah kakak kelasnya itu lalu mengangkat Mark hingga wajahnya sejajar dengan Jeno yang berdiri.
"Jaemin gak salah anjing!" Bisik Jeno tepat dihadapan wajah Mark, yang hanya berjarak 2 centi didepannya.
Jeno menghempaskan tubuh Mark kembali duduk, anehnya namja yang lebih tua itu tidak membalas sama sekali. Pengecut. Hanya karena ada Ayahnya dia jadi pendiam seperti ini. Jeno mulai melayangkan pukulan seperti saat dirinya memukul Jisung di Rumah Sakit tadi. Berkali-kali tinjunya dia layangkan untuk biadab yang sudah menyakiti kekasihnya. Juga terlebih menyakiti sahabat kekasihnya.
Ayah Mark hanya diam melihat anaknya dipukuli, beliau rasa ini tidak ada apa-apanya dibanding Jaemin yang sudah hampir meregang nyawa. Sekali-kali Mark harus dihadapkan dengan masalah yang dibuatnya sendiri. Biar kali ini dia dapat pelajaran untuk hidupnya. Karena Tuan Lee tidak ingin kedua anaknya menjadi seseorang yang tidak berguna kelak. Ayah Chenle selaku kepala sekolah terkejut dengan semua kejadian ini, beliau baru saja akan memisahkan Jeno dari Mark. Namun ditahan oleh Tuan Lee. Memberikan isyarat untuk membiarkan saja.
Kini diluar ruangan tersebut, bukan hanya Haechan dan Jisung saja yang berdiri disana. Beberapa siswa dan siswi yang kebetulan kelasnya dekat dengan Ruang Kepala Sekolah juga ikut menyaksikan bagaimana Jeno menghajar Mark dihadapan ayahnya sendiri juga kepala sekolah. Beberapa dari mereka ada yang bingung juga ada yang biasa saja. Karena mereka tidak tau masalah apa yang sedang melibatkan dua orang namja tampan di dalam.
Tetap seperti tadi, Mark masih diam saja saat Jeno memukul rahangnya dengan keras. Wajahnya sudah tidak terasa, karena hantaman yang didapat dari kepalan tangan adik kelasnya itu. Jeno yang lengah karena sibuk melampiaskan amarahnya, tidak tau bahwa diam-diam Mark mengeluarkan sesuatu dari saku nya. Gerakan namja berdarah Kanada itu sangat lihai hingga tidak bisa dilihat oleh kedua pria dewasa disana.
Ternyata yang dikeluarkan Mark adalah sebilah pisau. Pisau yang digunakan untuk menyayat tangan Jaemin. Pisau yang menyebabkan Jeno semarah ini hingga menjadi orang gila di ruang Kepala Sekolahnya sendiri.
Semuanya tejadi begitu cepat, Mark yang tadinya pasrah dipukuli Jeno kini keadaan berbalik saat pisau telah menancap di bahu kirinya. Pukulan Jeno seketika terhenti. Tubuhnya menegang dan mundur beberapa kali. Matanya membelalak menunjukkan rasa sakit yang dirasakannya secara tiba-tiba. Darah mengucur deras dibalik seragamnya yang berwarna putih. Haechan segera berlari menghampiri Jeno diikuti Jisung.
"JENOO!!" Haechan menatap Mark tidak percaya. Namja yang masih berstatus sebagai kekasihnya itu tega mencelakai Jeno juga. Dia kira Mark sudah sadar karena mendapat pelajaran atas perbuatannya. Namun semua dugaannya salah. Mark tidak akan pernah sadar apapun yang diperbuatnya adalah salah. Semua siswa diluar berteriak kaget dan ada beberapa siswi yang menangis ketakutan. Karena melihat secara langsung bagaimana Mark menusuk Jeno tepat di bahu.
Tuan Lee juga ternganga dan reflek menampar wajah lebam Mark sekeras-kerasnya. Duta besar itu tampak frustasi dengan kebodohan anak tertuanya. Beliau menangis karena merasa gagal menjadi ayah yang baik bagi anaknya. Sedangkan Mark hanya terkekeh senang sambil memandang Jeno yang sudah tidak sadarkan diri di kerubung oleh beberapa siswa.
"Lee Somi, adikku. Dendammu masih belum terbalas. Tunggu aku menghabisi bocah itu." Lirih Mark yang hanya didengar oleh dirinya. Pandangan Mark beralih ke Jisung yang berusaha menggendong Jeno keluar. Hm, tampaknya Mark masih belum sampai inti ya..
'
'
'
'
'
HADUH NO COMENT GUE SAMA MARKEU. NANTI YANG ADA GUE DIHUJAT READERS. BYE JANGAN LUPA VOMENT ♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
RATA ; nomin ✔
Fanfiction'Jaem dada lu rata banget! Mau gue munculin kaga?' -Jeno, bangsat version 2018. 'Kan gue cowok Jen, anjirlah.' -Jaemin, menolak rated 2018. ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ 17/06/2018 rank #1 on Nomin 06/08/2018 rank #2 on Nomin ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ (start)...