Setelah kejadian macet beberapa hari lalu, hubungan antara dua anak adam itu semakin erat. Jaemin yang dasarnya manja, menjadi lebih clingy setelah berpacaran dengan Jeno. Jeno juga tidak masalah, dia malah lebih suka Jaemin yang manja daripada tsundere seperti kemarin-kemarin.
Sekarang adalah hari ulang tahun Chenle, Jaemin rasa siswa dan siswi SMA Samudera pasti akan ribet juga seperti dirinya. Sekarang Jaemin tengah sibuk bersolek dengan pakaian yang dibelinya bersama Jeno beberapa hari lalu. Jaemin terlihat senang dengan pakaian couple yang dipakainya sekarang, dia berdiri berjam-jam di depan kaca hanya untuk memandangi pantulannya. Sebentar lagi Jeno akan datang untuk menjemputnya. Dia harus terlihat perfect dihadapan kekasihnya itu, karena menurutnya Jeno terlalu tampan untuk disandingkan dengan dirinya, jadi Jaemin tidak mau kalah.
Tiba-tiba pintu kamar Jaemin terbuka, menampakkan sosok adiknya yang terlampau tinggi. Jisung masuk dan duduk di ranjang Jaemin, memperhatikan kakaknya yang sibuk merapikan baju yang bahkan sudah sangat rapi.
"Kak, rapi amat lu? Mau kencan?" Tanya Jisung dengan nada sedikit naik.
Iya, Jisung sudah tau kalau kakaknya itu jadian dengan temannya, si Jeno. Mama Papa juga sudah diberi tau oleh Jaemin. Laki-laki kecil itu menceritakan semua kepada keluarganya, sesaat setelah diantar Jeno karena kejadian terjebak macet. Disana juga ada Jisung, yah Jisung berpura-pura belum tau padahal dia menguntit saat Jaemin dan Jeno berbelanja.
"Mau ke ultah temen, yaa itung-itung sekalian kencan, hehe" Jawab Jaemin canggung. Bagaimanapun, Jaemin tau bahwa adiknya itu sakit hati mengetahui bahwa Jaemin sudah memiliki kekasih. Tapi semua ini harus dihentikan, mereka sudah sama-sama beranjak dewasa. Tidak ada lagi ceritanya bahwa Jaemin adalah princess seorang Jisung.
Dulu memang Mama dan Papa membiarkan saat Jisung terlalu terobsesi pada kakaknya, tapi itu dulu saat mereka masih di sekolah dasar. Namun sekarang? Tidak boleh! Itulah sebabnya Mama dan Papa mengirim Jisung ke Kanada, untuk belajar disana. Di tanah kelahiran Mama Jisung.
Itu semua dengan tujuan agar Jisung bisa lupa akan ketertarikannya pada Jaemin, namun tidak bisa dipungkiri bahwa sampai sekarang Jisung masih memiliki sedikit rasa pada Jaemin.
"Kak, kayanya gue suka sama seseorang dah"
Jaemin menegang, pasalnya ia takut kalau yang disukai Jisung adalah dirinya. Bahaya kalau Jisung tetap memiliki perasaan itu. Dia tidak mau Jisung semakin menderita kalau harus dikirim ke Kanada lagi untuk waktu yang lebih lama. Mama sudah berjanji, kalau selama 3 tahun Jisung belum bisa melupakan perasaan terlarangnya pada Jaemin. Maka Jisung akan selamanya di Kanada, menetap disana dan tidak boleh bertemu Jaemin.
"Siapa?" Tanya Jaemin lirih.
"Namanya Renjun, kayanya dia seumuran sama lu" Jawab Jisung sambil mengedikkan bahu, helaan nafas lega keluar dari bibir Jaemin. Jisung merebahkan dirinya di kasur Jaemin. Menggunakan kedua lengannya untuk bantal. Kakinya dia biarkan terjuntai di pinggiran kasur.
Jaemin melirik jam tangannya, sekitar 30 menit lagi Jeno sampai, cukuplah untuk mendengar curhatan sang adik. "Gimana ceritanya?" Jaemin mendekati ranjang, dan duduk di samping Jisung.
"Ambigu, gue ketemu sama dia pas ujan. Di taman kota. Lu inget waktu lu belanja sama Jeno? Waktu itu gue juga jalan-jalan di taman kota.." Jisung sedikit berbohong untuk kelengkapan ceritanya "..kita berteduh di satu tempat, dia lucu, cantik" Mata Jisung menerawang ke langit-langit.
"Berarti baru beberapa hari yang lalu?"
"Iya, 3 hari yang lalu. Tapi gue udah ngerasa kangen aja, dia cerewet kaya lu, gue suka pas dia ngobrol selalu senyum, kaya lu" Jaemin sadar, Jisung masih tidak bisa membedakan mana Renjun mana Jaemin. Tapi Jaemin memaklumi, bagaimanapun juga susah melupakan seseorang yang pernah kita sukai dalam waktu yang sangat lama.
"Jadi lu suka sama orang asing yang baru beberapa hari lu kenal?" Jaemin mencoba mencari topik.
"Ya kenapa engga, daripada yang kenal lama tapi gak bisa gue miliki! Haha" Jisung tertawa kecut, dia tidak bermaksud menyindir. Tapi memang seperti itulah nyatanya.
Jaemin tertohok mendengar ucapan adiknya, dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sakit hati Jisung ketika dipisahkan dengan Jaemin saat sedang sayang-sayangnya.
Jaemin merebahkan dirinya di samping Jisung, memeluk perut sang adik dan menyembunyikan wajahnya dipinggangnya. Laki-laki kecil itu sudah tidak peduli dengan dandanannya yang akan kacau kalau berlama-lama seperti ini.
"Jisung, sekarang kita udah sama-sama gede. Gabisa terus-terusan maen princess kaya dulu lagi. Nana udah jadi punya Jeno, jadi tolong Sungie relain Nana ya? Kita jadi sodara aja cukup! Nana gamau liat Papa sama Mama kecewa, jelas?" Suara Jaemin tercekik, bulir bening mulai menetes dari ujung mata indahnya.
Tidak jauh beda, Jisung juga menangis. Melepas semua rasa sedih yang dia tahan selama 3 tahun ini. Yang lebih muda itu menghadapkan tubuhnya pada Jaemin
Tangannya terulur untuk menyentuh pipi Jaemin, menghapus air mata yang terus mengalir. Dia paling tidak tega saat kakak kesayangannya menangis. "Stt, udah! Gue udah lupain semua itu kok, bahkan sekarang gue udah coba buat suka sama orang lain. Ya meskipun kaya kata lu tadi, dia orang asing. Tapi gue nemu sosok yang gue butuhin ada di dia"
"Iya adek gemesnya Nana, semangat! Kita bikin cerita baru yang lebih indah, oke?" Jaemin mengeratkan pelukan pada perut Jisung. Dan dibalas rengkuhan oleh adiknya.
Sedikit perbincangan di waktu itu membuat keduanya bertekad, untuk saling menguatkan satu sama lain. Sebagai saudara, sebenar-benarnya saudara.
•••
Udah ya cung, mending jadi adek yang baik. Kak Nanamu udah punya mas mas ganteng bernama Lee Jeno!

KAMU SEDANG MEMBACA
Rata (NoMin) ✔
Fanfiction'Jaem dada lu rata banget! Mau gue munculin kaga?' -Jeno, bangsat version 2018. 'Kan gue cowok Jen, anjirlah.' -Jaemin, menolak rated 2018. ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ 17/06/2018 rank #1 on Nomin ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ (start) 080618 - (finish) 050818