Hampir saja wajah Jisung menjadi samsak kalau tangan Jeno tidak ditahan oleh Haechan. Sahabat Jaemin itu terlihat hampir sama kusutnya dengan Jeno. Bekas air mata masih memenuhi wajahnya, Jeno ditarik berdiri oleh Haechan agar Jisung bisa membenahi bajunya yang sudah tidak karuan. Lebam diwajahnya memang belum terlihat, tapi rasanya sakit sekali. Algojo benar kekasih kakaknya ini.
"Jen, udah Jen. Kita bicarain baik-baik! Kasian Jisung, dia udah hampir kehilangan sodaranya dan sekarang kamu mau ngehajar Jisung lagi? Hah?!" Haechan baru kali ini terlihat marah. Biasanya pemuda gempal itu terlihat kalem dan sangat lembut.
Jisung berdiri membenahi pakaian dan rambutnya yang berantakan sambil menatap Jeno, laki-laki yang lebih tua itu sedang mengatur nafas memburunya karena meluapkan emosi tadi.
"Bang, maafin gue bang. Gue gak ada maksud bikin celaka kak Nana. Gue janji bakal cerita semuanya, gue janji bakal ngurusin masalah ini. Tapi please! Kasih gue kesempatan buat cerita, setelah itu lu bebas mukulin gue!" Jisung memegang lengan Jeno. Dengan keadaan bahu Jeno ditahan oleh Haechan.
"Gue gak sudi denger ce- "
"JENO DIEM! " Haechan memotong omongan Jeno yang hendak menolak penjelasan Jisung.
"Kita dengerin dia cerita dulu, aku juga ada yang mau disampein ke kalian semua!" Haechan menangis, membuat kedua lelaki dominant disana menjadi panik. Karena tiba-tiba tangis Haechan pecah.
Jeno menyentak tangan Jisung dan berbalik untuk menghadap Haechan. Jeno memeluk Haechan dan mencoba untuk menenangkan sahabat kekasihnya itu. Setelah Haechan sedikit tenang, ketiga lelaki itu memutuskan untuk pergi ke cafe terdekat untuk membicarakan masalah ini. Dan tentunya mendengar penjelasan Jisung.
'
'"Jadi gitu ceritanya? Lu emang bajingan Sung!" Jeno menggebrak meja setelah Jisung menyelesaikan cerita tentang bagaimana dirinya di Kanada dan di kejar-kejar oleh kakak kelasnya, Lee Douma.
"Santai Jen!" Haechan masih tetap menahan Jeno agar tidak brutal dan berakhir memukul Jisung lagi.
Jisung kembali menimpali ceritanya tadi "Bukan salah gue sepenuhnya, emang Somi yang jebak gue buat tidurin dia. Dan gue gak tau kalo masalah ini sampe ke telinga kakaknya, Lee Minhyung ato yang lu kenal sebagai Mark. Pacar Echan."
"Ya tetep aja, lu yang salah sampe Jaemin kena imbasnya!" Jeno masih tidak terima dan berusaha mencari kesalahan Jisung. Karena bagaimanapun ini semua berawal dari masalah pribadi Jisung. "Orang tua lu tau masalah ini?" Tanya Jeno tidak santai.
Jisung menggeleng lemah menandakan kalau kedua orang tuanya tidak tau masalah ini. Dan tiba-tiba laki-laki tinggi itu tersadar akan sesuatu. "Gak ada yang tau masalah ini kecuali kita bertiga, Gue, Somi, Mark. Dan lu..? Kok lu bisa tau Chan?" Jisung baru sadar bahwa Haechan tau semua masalah ini.
Haechan hanya tersenyum tipis, terkesan menyedihkan. Dan tanpa menjawab pertanyaan Jisung, Haechan membuka beberapa kancing seragam sekolahnya. Disana nampak beberapa bekas kehitaman. Seperti bekas pecutan, Jeno yang melihat dari dekat bergidik. Merasa kasihan pada Haechan yang memiliki luka seperti itu.
"Kenapa Chan?" Tanya Jeno dan Jisung bersamaan.
Haechan mulai bercerita bagaimana sebenarnya selama ini.
"Jadi sebenernya aku tau ini udah lama. Pas pertama kali Mark pindah ke sekolah. Sebelum ada kamu Jen! Waktu itu aku sama Nana masih kelas X dan dia udah kelas XI. Dia anak pindahan dari Kanada, ayahnya seorang duta besar Kanada untuk Indonesia. Beberapa hari Mark jadi murid SMA Samudera, aku gak sengaja mergokin dia di kamar mandi lagi nelpon seseorang. Kira-kira isinya gini, dia bilang udah nemuin kakak dari Park Jisung disini dan bahkan mereka satu sekolah. Otomatis aku kepikiran Nana dong! Dari situlah aku terus berusaha cari tau kenapa Mark ngomongin Nana padahal dia baru beberapa hari disini. Aku gak berani cerita sama Nana karena emang belum ada bukti konkrit. Sampe akhirnya aku ke-gep sama Mark waktu dia nyusun rencana jahat buat nyelakain Nana..hiks" Jeno dan Jisung terus mendengar cerita Haechan dengan seksama. Sampai-sampai tidak menyadari kalau Haechan menangis lagi. Mungkin ini akan jadi bagian tersulit untuk Haechan ceritakan.
"..sejak saat itu juga Mark selalu berusaha deketin aku. Dia ngekang aku biar gak terlalu deket sama Nana. Supaya rencana jahatnya berjalan dengan lancar. Kalau aku ngelanggar? Cambuk yang jadi hukuman aku, kaya yang kalian liat tadi! Selama aku disamping Mark. Nana aman, karena aku selalu berusaha nenangin Mark biar dia lupa sama tujuan jahatnya dateng kesini. Dan cara itu berhasil, tapi tetep ada hukuman kalo aku melanggar aturan-aturan Mark. Salah satunya kalo Mark lagi needy, aku harus siap ngelayanin dia dimana aja. Termasuk di sekolah! Itu alasan kenapa kamu sama Nana mergokin kita di kamar mandi beberapa waktu lalu Jen. Hiks aku emang lemah, aku gak berani ngelawan Mark. Aku gak mau Nana yang jadi sasarannya, aku selalu berusaha ngelindungin Nana. Bahkan meskipun aku gatau apa yang bikin Mark kaya gitu. Hiks.." Haechan menatap Jisung dengan tatapan lemah. Sedangkan kedua laki-laki lainnya menunggu Haechan untuk meneruskan ceritanya.
"Sampe akhirnya, aku tau ini berakar dari masalah kamu sama adiknya Mark, Lee Douma atau Somi. Mark gak terima perempuan terdekatnya disakiti sama kamu, Sung. Dan bodohnya aku mulai terbuai sama semua kata-kata Mark. Aku percaya kalo dia gak akan ganggu Nana lagi kalo aku jadi pacarnya. Hiks. Ternyata Mark bohong, dia tetep sakitin Nana dibelakang aku, bikin Nana gak mau cerita karena Nana mau ngelindungin aku sama hubungannya dengan Jeno. Sedangkan disisi lain dia tetep manfaatin aku buat hasrat bejatnya dia, dan juga jadi tameng kelakuannya selama ini. Dia selalu ancam aku, mukul aku kalo aku berusaha ngasih tau ini semua ke Nana. Tapi sekali lagi, aku lemah. Aku udah terlanjur cinta Mark. Hiks..Apa aku salah? Jelasin! Apa aku salah disini? Seharusnya dari awal aku bilang ke Nana! Hiks.."
Tangis Haechan kembali pecah, Jeno menatap Jisung tajam. Masih tidak terima karena mengetahui fakta bahwa Haechan yang notabenenya orang luar dari masalah ini ikut tersakiti.
Jisung meremas rambutnya, menangis sejadi-jadinya dalam lipatan tangannya sendiri. Dia tidak menyangka perbuatan nya selama ini banyak merugikan orang lain. Laki-laki paling muda itu bangkit dari duduknya lalu bersimpuh di bawah Haechan. Menempelkan kepalanya di paha sahabat kakaknya itu. Bergumam minta maaf karena semua kebodohannya.
Haechan yang masih belum tenang segera bersandar di bahu Jeno. Menumpahkan semua tangisnya disana, lelaki tampan yang paham akan keadaan langsung memeluk Haechan dan menenangkan dua orang yang sedang menangis di tempat umum itu. Pasalnya mereka sedang dilihat oleh beberapa pengunjung di cafe.
Jeno segera membayar bill dan membawa dua orang itu ke mobil Haechan. Karena tadi mereka kesini menaiki mobil Haechan. Tujuan nya sekarang hanya satu. SMA SAMUDERA.
•••
Gimana? Kalian emosi ga sih? Aku ngetiknya nangis dikit :(

KAMU SEDANG MEMBACA
Rata (NoMin) ✔
Fiksi Penggemar'Jaem dada lu rata banget! Mau gue munculin kaga?' -Jeno, bangsat version 2018. 'Kan gue cowok Jen, anjirlah.' -Jaemin, menolak rated 2018. ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ 17/06/2018 rank #1 on Nomin ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ (start) 080618 - (finish) 050818