RATA ; nomin ✔

terkuak

Jeno panik, setelah dia meninggalkan Jaemin sebentar untuk membeli minum. Jaemin yang berada di UKS sudah terkapar tidak sadarkan diri, dan tangan dari namja kecil itu mengeluarkan darah. Memang bukan di nadi, tapi tetap saja luka itu posisi nya dekat dengan nadi Jaemin. Luka menganga di tangannya tampak mengerikan dan pasti rasanya sakit. Jeno yang tadinya hanya bengong di depan pintu, segera berlari untuk membopong Jaemin. Berteriak memanggil petugas UKS namun tidak ada jawaban. Namja tampan itu langsung membawa kekasihnya ke ruang guru. Membuat guru-guru disana panik, dan mengusulkan segera dibawa ke Rumah Sakit.

"Na Jaemin, dengerin gue. Lu harus bertahan, gue sayang lu." Jeno berkata lirih, tidak ingin di dengar oleh kedua gurunya yang berada di kursi depan.

Saat ini Jeno duduk di kursi belakang dengan posisi memangku Jaemin menyamping. Dari tadi Jeno hanya bisa menangis dan membisikkan kata-kata bertahan untuk kekasihnya itu. Memang sudah beberapa hari ini, semenjak pulang dari ulang tahun Chenle. Jaemin menjadi pendiam dan murung. Di sekolah apabila tidak dipaksa keluar oleh Jeno, maka Jaemin akan lebih memilih di kelas. Namun Jeno tidak tau penyebab semua itu. Namja tampan ini menganggap semuanya biasa saja. Mungkin karena Jaemin memang tidak mood. Tapi Jeno tidak pernah menyangka Jaemin akan sedesperate ini. Padahal saat tadi Jeno meninggalkan Jaemin di UKS untul membeli minum Jaemin. Namja kecil itu masih baik-baik saja. Apa yang membuat kekasihnya seperti ini? Pikir Jeno.

Mobil pun sampai di rumah sakit, setelah turun dari mobil Jeno berlari lebih cepat sambil membopong tubuh ringan Jaemin agar segera mendapat pertolongan. Brankar datang untuk membawa Jaemin ke ruang Instalasi Gawat Darurat. Jeno hanya boleh mengantar sampai depan pintu saja, bersama dengan dua orang gurunya. Wali kelas Jeno langsung bertanya bagaimana kejadian tersebut terjadi dan Jeno menjelaskan dari awal dia bertemu Jaemin di perpustakaan dengan keadaan dahi terluka hingga saat dirinya pergi membeli minum.

Wali kelasnya tampak sedang menghubungi seseorang, mungkin orang tua Jaemin. Jeno menangis sambil berjongkok di dinding dekat ruangan Jaemin dibawa masuk tadi. Penampilannya sangat buruk dengan air mata yang terus mengalir. Yang gurunya tau Jeno seperti ini karena Jaemin adalah sahabatnya, tidak tau bahwa perasaan sakit yang dirasakan Jeno adalah karena Jaemin kekasihnya. Kedua orang yang lebih dewasa itu berusaha terus menenangkan Jeno. Sampai orang tua Jaemin dan adiknya Jisung datang dengan wajah panik. Jeno bersalaman dengan keluarga Jaemin.

Keenam orang tersebut berkumpul untuk membicarakan masalah ini, dengan Jeno sebagai saksi. Karena hanya Jeno lah yang tau bagaimana keadaan Jaemin saat ditemukan di UKS. Mama Jaemin tidak henti-hentinya menangis, Papa nya berusaha terlihat tenang meskipun raut khawatirnya tidak bisa ditutupi. Sedangkan Jisung hanya menatap kosong entah kemana, mendengar penjelasan Jeno dari awal.

Setelah Jeno selesai bercerita, Papa Jaemin berterima kasih pada Jeno karena sudah menolong anaknya. Kedua orang tua Jaemin tau bagaimana perasaan Jeno melihat kelasihnya terluka seperti itu, karena mereka berdua juga merasakan apa yang Jeno rasakan. Jadi beliau tidak memaksa Jeno untuk bercerita lebih lanjut.

Jisung yang sedari tadi diam saja, langsung menarik Jeno pergi dari keempat orang dewasa disana. Membawa Jeno ke taman rumah sakit, sesampainya disana Jisung berteriak kencang. Beruntunglah disini cukup sepi, karena bangunan utama yang agak jauh dari taman ini.

"Gue tau, hyung. Gue tau bajingan itu yang bikin Nana hyung kaya gini..ARGHHH" Jisung berteriak sambil menangis sekencang mungkin. Menjambak rambutnya sendiri dan mengabaikan Jeno yang terlihat sangat bingung dengan ucapan Jisung.

"Bajingan? Jelasin Sung! Gue gak ngerti, siapa? Siapa yang berani bikin Jaemin kaya gini? Hah?"

Jisung tidak menjawab Jeno yang sedang panik, namja tinggi itu hanya mengeluarkan handphone dan mengotak atik sebentar lalu menyerahkan kepada Jeno. Disana Jeno ternganga membaca chat Jisung dengan seseorang.

Sialan

Halo bro, masih gak mau minta maaf?
Apa jangan-jangan lu seneng
hyung cantik lu gue bikin mainan?
12.31

Wkwk dia jalang, mau aja gue grepe!
12.35

HEH ANJING, MINTA MAAF SAMA
ADEK GUE ATAU GUE BUNUH HYUNG
LU SAMA PACARNYA SEKALIAN!!!
12.40

Wkwk gue sangsi biadab kaya lu
berani nyentuh Nana hyung. Kan
ada Jeno.
12.50 read

Ngeremehin gue? Liat aja ntar
gue bakal bikin lu berlutut di
hadapan adek gue!
13.01

Coba aja kalo bisa.
13.05

Jeno masih belum begitu paham dengan chat ini. Namun tidak lama kemudian ada sebuah notif yang masuk ke handphone Jisung. Jeno terbelalak, ini semua direncanakan oleh seseorang di balik chat ini.

Sialan

Tada surprise!! Gimana?
Padahal gue pake pisaunya gak
begitu tajem
Cuma hyung lu aja banyak gerak
14.32

Tanpa pikir panjang, Jeno membanting handphone Jisung. Dan menerjang tubuh tinggi itu, kepalan tangan Jeno menghantam pipi kanan adik dari kekasihnya itu. Jisung terhuyung ke belakang, dan jatuh. Jeno yang kalap segera menduduki perut Jisung lalu melayangkan tinju nya beberapa kali. Jisung pasrah saat merasakan sakit di wajahnya. Karena dia tau ini tidak seberapa dengan sakit yang di terima Nana hyung nya.

"INI BUAT LU YANG SIALAN!" Jeno menonjok Jisung tepat di pipi kirinya, tidak peduli wajah Jisung yang sudah babak belur.

"INI BUAT SAKIT YANG DITERIMA NANA!" Kepalan tangan Jeno mendarat lagi di pipi kanan Jisung.

"INI BUAT SAKIT YANG GUE RASAIN LIAT NANA SEKARAT!" Hampir saja Jeno mendaratkan tinjunya lagi kalau tangannya tidak ditahan oleh seseorang.

'
'
'
'
'
HUUUU, SAKID LIAT NANA ANAKKU DIGINIIN. DIA HARUSNYA DISAYANG, TOLONG HENTIKAN AUTHOR YANG MENULIS CERITA LUCKNUT INI /GASADAR DIRI/ HEHE BTW MALEM YA GAES, INI PERTAMA POST SETELAH PERJANJIAN DENGAN IBLIS, EH MAKSUDNYA PERJANJIAN DENGAN READERS, KALO RESMI DUA HARI SEKALI UP NYA IYAAA ♡ UDAH GITU AJA, JANGAN LUPA VOMENT GAES