Ruangan bernuansa putih ini daritadi senyap, meskipun banyak orang. Namun mereka semua terlarut dalam pikiran masing-masing. Menanti sadarnya dua orang yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Hanya satu sih, yang satu sudah sadar dari tadi hanya saja sekarang sedang tidur karena lelah dan tubuhnya masih lemah untuk digerakkan.
Keluarga Jeno tidak keberatan kalau mereka harus berbagi ruang dengan Jaemin. Karena tadi namja kecil itu merengek minta di satu kamarkan dengan Jeno-nya. Akhirnya mau tidak mau pihak rumah sakit membawa ranjang Jaemin ke kamar Jeno setelah beberapa jam Jeno melakukan penjahitan pada bahunya yang sobek. Untung saja pisau itu tidak menancap terlalu dalam. Jadi beruntunglah Jeno tidak sampai meregang nyawa.
Saat ini Mama Jeno sedang termenung dalam pelukan sang suami. Mereka berdua terus memandang ke ranjang Jeno. Berharap anaknya segera sadar dan sehat seperti semula. Di sisi lain ruangan, tampak Mama Jisung tertidur di sofa dengan pangkuan Papa Jaemin sebagai bantalnya. Yang terjaga juga sedang berkecamuk dalam pikiran. Apa yang sudah terjadi pada dua orang remaja ini. Sedangkan Jisung sendiri sedang duduk di sofa lain sambil memainkan benda persegi empat yang selalu dikantonginya. Sibuk menghubungi Haechan yang sedang mencari informasi bagaimana Mark sekarang. Sebab tadi mereka panik menyelamatkan Jeno sampai lupa kepada biang kerok semua ini.
'
'
Jeno sedang memandang ke arah Jaemin yang asik bermain dengan kucing menggemaskan di taman rumah sakit. Dengan sabar namja tampan itu mendorong tiang infus mereka berdua. Mengantarkan kemanapun si submissive minta. Jaemin yang masih belum begitu pulih terlihat gembira dengan kehadiran beberapa kucing di sekelilingnya. Sedangkan Jeno hanya tersenyum tipis, membayangkan bagaimana bisa kejadian mengerikan seperti kemarin terjadi pada namja yang sangat dicintainya itu. Jeno bergidik menghilangkan semua pikiran buruknya. Dan juga bersyukur baik dirinya dan Jaemin masih diberi hidup oleh yang maha kuasa.Namja kecil itu asik memberi makan kucing-kucing liar yang tinggal di lingkungan rumah sakit. Jaemin terlalu bersemangat memainkan mereka, hingga tidak jarang pula kucing-kucing itu lari ketakutan. Jaemin tidak bisa lari karena infusnya yang menggantung pada satu tiang dengan Jeno. Yang entah kenapa Jeno hanya diam saja. Seperti tidak mood melakukan sesuatu seperti Jaemin. Yang sekarang sudah berlari mengejar kucing kecil berwarna hitam polos.
Jeno terkejut mendapati Jaemin bisa berlari kencang, namja tampan itu menoleh ke atas dan melihat hanya satu infus yang tergantung dengan gerakan tidak teratur. Pasti tadi Jaemin menarik infusnya untuk dia bawa lari. Buktinya selang yang menghubungkan tangan Jaemin dan botol infus terleler begitu saja di tanah. Mengikuti arah Jaemin berlari.
Jantung Jeno berdegup kencang. Entah kenapa punya firasat yang buruk dengan kucing berwarna hitam legam yang dikejar Jaemin. Baru saja pikirannya berhenti bicara. Jeno terkejut melihat Jaemin terlilit selang infusnya. Lalu jatuh tepat di depan kucing hitam tadi. Namun yang membuat Jeno lebih terkejut adalah seseorang yang kakinya sedang diusak oleh kucing itu.
Seorang namja dengan hoodie bertudung. Hitam legam pula seperti warna kucing nya. Jeno tau betul siapa namja di hadapan Jaemin. Namun sialnya Jaemin belum menyadari karena sibuk membersihkan lututnya yang terluka dan tertempel pasir. Setelah selesai Jaemin mengangkat wajahnya untuk melihat bayangan siapa yang menghalanginya ini.
"AAAAAAAAAAAAA~ " Namja bersurai coklat itu berteriak ketakutan. Pasalnya namja itu berdiri sambil tersenyum miring dan juga membawa pisau ditangannya.
Terlihat dari posisi Jeno saat ini namja hoodie itu akan menusuk kepala Jaemin dari atas. Dalam fikirannya Jeno berusaha lari sekencang-sekencangnya untuk menyelamatkan Jaemin. Sambil meneriakkan satu nama.
"MAAAAAARRRRKKKK!!"
Seketika semuanya terang, dengan nafas ngos-ngosan namja dominant itu mencengkram sisi kasur sangat erat. Posisi duduknya membuat semua orang di ruangan itu kaget. Terlebih suara teriakannya yang tidak bisa dibilang pelan.
Jeno masih berusaha mengumpulkan nyawanya saat semua orang berkumpul mendekatinya. Semua memandang Jeno dengan khawatir. Namun Jeno masih belum cukup sadar apa yang sudah terjadi barusan. Bagaimana bisa dia melihat Mark menusuk Jaemin. Padahal tadinya mereka sedang bermain di taman. Kenapa ini jadi dikamar? Tidak ada satupun yang bisa menjawab pertanyaan Jeno.
Mama Jeno yang paham anaknya kebingungan, langsung memeluk Jeno dengan erat. Namun masih berhati-hati pada bagian Jeno yang baru dijahit.
"Tenang sayang, Jeno mimpi buruk? Jeno baru sadar sayang." Suara lembut mamanya menyadarkan Jeno. Benar dia hanya mimpi buruk. Buktinya sekarang Jaemin sedang duduk di samping nya dengan seragam dan kasur yang sama khas rumah sakit. Kemudian mama melepaskan pelukannya pada Jeno.
Namja kecil itu bengong menatap Jeno yang masih linglung. Jaemin hendak memeluk Jeno namun masih ragu. Namja kecil itu menatap keempat orang tua disana dan mendapat anggukan dari keempatnya. Segera saja Jaemin menempel pada Jeno.
"Jeno-yaaa, tenang. Jaem disinii~" Ucapnya sedikit manja dan langsung mendapat atensi Jeno sepenuhnya. Jeno mengecup puncak kepala Jaemin. Tidak peduli bahwa ada lima pasang mata yang melihat disana. Interaksi sepasang kekasih ini membuat kelimanya hanya bisa tersenyum. Manis sekali mereka berdua, pikir kelimanya.
'
'
'
'
'
HNGGG KAGET TYDA? PADAHAL BUKAN JADWAL UP TAPI GATEL PENGEN UP BIAR CEPET TAMAT ^^ NGEHE NGIRAIN MARKEU MUNCUL BENER YA :ㅇ GUE GAK SEJAHAT ITU MUNCULIN TUYUL DISAAT SUAMI DAN MADU GUE DALAM KEADAAN SUCKID. NTARAN AJA GUE MUNCULIN /DIHANTAM READERS/ .GOH YA SEKALIAN MAU NANYA DUMS. CHAP DEPAN MINTA GIMANA INI? END AJA APA GIMANA? WKWK
YAUDAH BYE, VOMENT!! ♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
RATA ; nomin ✔
Fanfiction'Jaem dada lu rata banget! Mau gue munculin kaga?' -Jeno, bangsat version 2018. 'Kan gue cowok Jen, anjirlah.' -Jaemin, menolak rated 2018. ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ 17/06/2018 rank #1 on Nomin 06/08/2018 rank #2 on Nomin ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ (start)...