3

995 96 8
                                    

Dahyun POV

Aku dan kedua saudaraku mendengar sesuatu terjatuh dilantai dasar. Kami pun saling pandang hingga akhirnya.

"Eomma?" Serempak kami.

Aku, eonni dan chaeyoung pun berlari menuruni anak tangga mencari sumber suara, dan kami menutup mulut terkejut melihat eomma yang sudah tergeletak didekat sofa ruang tamu.

Kami pun bergegas mengangkatnya dan membawanya ke kamarnya yang kebetulan berada dilantai 1.

Aku menahan tangisan ku melihat keadaan eomma yang semakin parah. Menyedihkan ia harus menderita penyakit ini selama 11 tahun.

Rasanya ingin sekali aku gantikan dirinya agar aku merasakan apa yang ia rasakan. Namun apalah daya ini

Eonni pun mengambil minyak kayu putih dan mengoleskannya pada telapak tangan dan kaki eomma. Yang ia butuhkan saat ini adalah kehangatan.

Aku memeluknya, mataku terasa perih melihatnya seperti ini terus. Aku ingin mengulang waktu Tuhan.

Ku lihat Chaeyoung menangis dengan mata yang memerah. Wajahnya kini tampak pucat. Akupun beranjak menghampiri nya.

"Chae-ya, apa kau baik baik saja???" Aku memeluknya dari samping. Chaeyoung memelukku dan menangis sesegukan.

"Eomma terlihat sangat memprihatinkan hyun-ah." Lirihnya.

Aku mengangguk dan memeluk nya. Aku dan chaeyoung lahir pada tahun yang sama. Hanya kami berbeda 1 bulan, dirinya lahir bulan April dan aku Mei.

Akupun melepaskan pelukanku saat mendengar rintihan suara eomma. Kami pun (aku dan chae-ya) menghampirinya.

"Eomma"

Eomma menatapku dengan sinis lalu menepis tangan ku yang menyentuh telapak tangannya.

"Lepaskan aku!!"

"Chae-ya, kemarilah" lanjutnya. Eomma memanggil Chaeyoung untuk duduk disebelahnya. Perasaan sakit hati ku selama ini kembali muncul.

Aku menarik nafas ku berat lalu memberikan senyum sebelum aku meninggalkan kamar eomma.

Aku mendengar eonni memanggil namaku. Namun aku memilih untuk mengabaikan dan kembali ke kamarku.

Setelah mengunci pintu ku rapat, aku melempar bantal dengan emosi yang meluap.

Aku tidak munafik, aku memiliki rasa iri pada chaeyoung sejak dulu. Tapi rasa sayangku padanya melebihi segala perasaan burukku terhadapnya.

Aku benci jika aku harus hidup seperti ini. Dahyun yang sekarang berbeda dengan dahyun yang dulu. Aku sesosok yang ceria dan memiliki hidup yang berwarna.

Namun semenjak appa meninggal saat usiaku 5 tahun, aku merasa kehilangan separuh jiwaku. Dan yang kupunya hanya lah eomma dan kedua kakakku.

Namun semenjak appa meninggal, eomma berubah ia lebih sering memarahiku ketimbang mengajakku main seperti sebelum appa meninggal.

Selang beberapa bulan, pamanku datang bersama anak dan istrinya.

Itu chae-ya! Aku sangat merindukan dirinya saat itu.

Kami pernah bermain bersama saat usia kami 4 tahun

Kehadiran nya dan kedua orangtuanya membuat kebahagiaan ku kembali.

Terlebih aku kembali merasakan kasih sayang dari seorang ayah dari uncle poochi.

Aunty Wina, istri dari uncle poochi bahkan menyayangiku layaknya aku anak kandungnya. Sangat berbalik dengan eomma yang sudah tidak memperhatikan ku lagi.

Love & Tears •DAHMIN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang