25 Bag 2

498 51 3
                                    

Maaf lupa up yang bagian 2 nya karna aku baru masuk kuliah lagi😂
































Jika ditanya apa yang dirasakan dahyun saat ini? Jawabannya adalah gelisah.

Rasa takut dan panik bercampur menjadi satu dan berputar putar dalam fikirannya.

Jimin masih diperiksa, Dan yang bisa dilakuin si gadis Kim hanya berdoa dalam hati sambil muter muter didepan pintu ruangannya jimin.

"Kamu gak pusing muter muter kayak gitu terus? Aku Tau kamu panik sama jimin, tapi gak harus gitu."

Deg.

Dahyun terdiam dan matanya sedikit melirik kearah pria yang duduk sambil menatap dirinya. Darimana dia tau nama jimin?

Pria yang membantu jimin tadi berdiri kemudian berjalan mendekati dahyun sambil mengeluarkan sebuah kartu.

"Aku karyawan di perusahaannya kakak nya jimin, park taemin. Jadi kamu gausah kaget aku tau nama jimin darimana," Ujar pria tersebut sambil tersenyum sangat manis lalu menyimpan kartu identitasnya di kantor kembali kedalam dompetnya.

Dahyun mengusap wajahnya kasar dan duduk di kursi panjang didepan Kamar jimin, disusul si pria yang ikut duduk disebelahnya.

"Makasih." Ucap dahyun tanpa melihat ke arah pria itu, justru cenderung membelakangi.

"Samasama, dan----- dahyun. Maaf." Lirih pria tersebut. Dahyun menggigit bibir bawahnya tanpa sadar, entah kenapa sesak didadanya mencuat begitu saja, sehingga kedua bola mata hitamnya terasa panas dan mulai mengeluarkan liquid bening dari dalam.

Dahyun menarik nafasnya dalam dalam kemudian tersenyum, menatap pria disebelahnya dengan hati hati.

"Gak Ada yang harus dimaafkan kak saat ini, aku udah maafin kak eunwoo sejak kejadian itu."

Pria bermarga Cha ini mengangguk dan dengan tanpa seizin si gadis Kim, tangannya meraih tubuh mungil gadis Kim dan membawanya kedalam pelukannya.

Dahyun Tak menolak dan juga tak membalas pelukan eunwoo. Ia hanya ingin meluapkan apa yang terasa sesak didadanya dengan menangis hingga membuat jas bagian bahu eunwoo terasa basah.

"Jangan nangis, jimin butuh kamu."

Suara berat ini.

Suara yang sangat amat dahyun rindukan sedari dulu. Sosok pria yang selalu menemaninya disaat sedih. Sosok pria yang selalu melindunginya --selain Jin dan chae-- disaat teman"nya mem-bullynya. Sosok yang selalu menjadi tempat dahyun meluapkan kesedihan dan emosinya. Dan juga sosok yang pergi meninggalkannya tanpa seiizinnya dan juga tanpa pamit padanya.

Eunwoo melepaskan pelukan nya Dan mengusap bawah mata dahyun dengan jempolnya, membersihkan aliran liquid bening yang membasahi wajah cantik itu. Eunwoo Tak ingin melihat dahyun nya menangis lagi. Sudah cukup dulu ia meninggalkannya dahyun tanpa sepatah maupun duapatah kata.

Cklek.

Suara pintu yang terbuka menyadarkan dahyun dan membuat si gadis Kim segera menghampiri dokter yang baru saja keluar.

"Bagaimana dok? Jimin baik baik aja kan?" Tanya dahyun Dan sedikit melirik kedalam Kamar.

"Jimin baik baik saja, ia hanya kelelahan dan faktor infusnya yang terlepas begitu saja. Lain Kali jangan bawa dia keluar dulu tanpa seiizin dokter ya nak, dan jimin sudah boleh ditengok. Jangan berisik. saya permisi..."

Love & Tears •DAHMIN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang