16

683 74 19
                                    

••••

Jimin dan gadis yang selalu bersamanya ini memasuki parkiran rumah sakit.

Setelah memarkirkan mobilnya jimin melangkah masuk diikuti gadis tadi.

'ini kan?'

Gadis itu berhenti dan mengetuk ngetuk jarinya di dagu, berusaha mengingat apakah ia pernah kesini atau tidak? Karena ia tipikal gadis yang suka lupa tanpa sadar.

Jimin yang merasakan sang Adik tidak dibelakang nya inipun menoleh, ia menghela kan nafasnya dan melangkahkan kaki mendekati adiknya.

"Jihyo-ya, kajja, kenapa kau diam disini?" Ucap jimin lalu meraih tangan jihyo.

(Hayo siapa yg nebak" cewek yg Selama ini sama jimin itu bukan adiknya?:v dan siapa yg nebak juga selain jihyo?:v you got wrong gaes wkwk, btw yg nebaknya bener, chukkae nde:v)

"Aku seperti pernah kesini, oppa"

"Aish, dasar pelupa! Kemarin kau ku marahi karna apa hah?! Karena kau kesini kan? Tanpa memberitahu ku, Untuk menjenguk eomma nya temanmu?"

"Ah iya!hehe" jihyo hanya menyengir tak jelas karena malu, sebenarnya ia selalu merasa malu jika tiba-tiba sifat menyebalkan nya ini keluar.

Jimin berdecak lalu menggandeng sang adik masuk kedalam rumah sakit.

Jimin dan jihyo berjalan sedikit cepat dari sebelumnya karena jimin yang menarik jihyo untuk berjalan lebih cepat.

Sampai didepan pintu ruang rawat Heechul, sebelumnya jimin bertanya terlebih dahulu pada resepsionis karena ia tak tau kamar baru eommanya dahyun itu. jimin bertemu dengan jin, dahyun dan Jennie yang saat ini dahyun sedang dalam pelukan jin.

"Hyung" lirih jimin. Ketiga kakak beradik itu sontak menoleh bersamaan. Entah mengapa tiba-tiba mata dahyun terarahkan pada tangan jimin yang dikaitkan dengan tangan seorang gadis.

Dahyun mengalihkan pandangannya kepada gadis disamping jimin, dan mata sipitnya membulat karena yang ia lihat saat ini adalah gadis yang sama saat ia melihat jimin berpelukan diparkiran.

"Ck" dahyun berdecak malas dan kembali menenggelamkan wajahnya di dada bidang jin. Jin terus mengusap rambut sang adik Sambil berbicara dengan jimin.

"Kenapa kau bisa ada disini?" Tanya jin. Jimin mendudukkan dirinya disebelah kanan jin dan menyuruh adiknya untuk duduk disebelah kanannya.

"Ji---"

"Aku mendapat kabar dari orang itu lagi hyung, maka dari itu aku kesini." Ucap jimin, jin yang merasakan deruan nafas sang adik yang teratur menundukkan wajahnya, mengintip untuk melihat wajah dahyun dan benar, adiknya itu sudah tertidur.

Jin mengangkat kepala dahyun dan memindahkannya ke atas pahanya, jimin memegang tangan jin dan menatap seolah berkata 'biar aku saja' awalnya jin ingin menolak kala melihat seorang gadis yang jimin bawa, tapi ia urungkan niatnya karena wajah jimin menunjukkan raut khawatir.

Setelah itu jimin dan jin bertukar posisi, jimin menahan kepala dahyun dan menaruhnya diatas pahanya, sedangkan jin mengangkat Kaki sang adik untuk berselonjor diatas kursi.

Jennie masih tak menghilangkan pandangannya dari jihyo, berbagai pertanyaan Muncul dibenaknya, ingin sekali ia bertanya pada jin dan jimin,---ya tentu Jennie mengenal jimin, pria yang selalu bersama adiknya--- tapi sekali lagi ia tidak bisa bertanya saat ini karena jin dan jimin sedang berbicara.

Jimin mengelus kepala dahyun berserta surai hitamnya. Menatap mata yang sudah seminggu ini tak ia tatap, jimin menghela kan nafasnya mengingat kejadian lampau itu.

Love & Tears •DAHMIN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang