02; pemilihan ketua kelas.

2.1K 290 96
                                    


"Mohon perhatian sebentar. Dikarenakan selama enam bulan ini, kelas kita belum memilih ketua kelas maupun wakil ketua kelas. Hari ini, bapak akan memilihnya," ujar pak Jaehwan, alias wali kelas 10 IPA2.

"Okey, mulai dari sekarang. Sehun, kamu menjabat ketua kelas 10 IPA2, yaa!" lanjut pak Jaehwan.

Seketika, sekelas bertepuk tangan tia, tak lupa dengan Nable yang sedang senyum manis melihat ke arah Sehun. Ya bangga, lah doi gue jadi ketua kelas. Ujar Nable di dalam hati.

Sehun mengangkat tangannya. "Pak... saya nggak mau jadi ketua kelas."

Senyuman yang terukir jelas di wajah Nable seketika luntur. "Lah, kok nggak mau sih dia, Som? Bingungin deh tuh anak."

"Boleh kasih alasan, nak?" tanya pak Jaehwan.

"Saya tidak berhak menjadi ketua kelas, pak. Saya belum cukup bertanggungjawab. Apalagi, kita akan menjalani selama tiga tahun. Jadi, ketua kelas diganti saja, jangan saya," alasan Sehun.

Mendengar alasan Sehun, seketika membuat Nable tertohok. Dia emang suka sama Sehun. Karena alasan ini, dia semakin suka sama Sehun. "KIYOT BANGET SIH NIH ANAK! GIMANA GUE NGGAK GEMES COBA!"

Seketika, sekelas menatap Nable dengan tatapan heran. Termaksud Sehun. "Kenapa, nak? Pagi belum makan obat? Butuh saya asupin ikan lele?" tanya pak Jaehwan nggak santai. Oh iya, selain pekerjaannya menjadi guru. Pak Jaehwan juga memelihara ikan lele. Jangan meremehkannya. Berkat beternak ikan lele, Pak Jaehwan menjadi sangat sukses, loh.

"Nggak papa kok, Pak hehehehe. Saya bangga aja sama Sehun. Keren gituu," kata Nable membuat Sehun mendengus sebel.

Pak Jaehwan menghela napasnya pelan. "Ya udah, karena Sehun nggak mau menjabat tugasnya sebagai ketua kelas. Emm... tunjuk tangan deh, siapa yang ingin menjadi ketua kelas. Gimana?"

"Tunjuk tangan, Na! Biar Sehun makin terpukau sama lo!" kata Somi sambil berusaha mengangkat tangan Nable dengan semangat.

Nable menatap Somi dengan lesu. "Akademik gue jelek, gue kurang bertanggungjawab, dan gue nggak pinter. Sehun pasti nggak mungkin terpukau sama gue, malahan dia ngakak kalau gue tunjuk tangan."

Baekhyun yang duduk di belakang Nable dan Somi, memajukan badannya. "Lo mau jadi ketua kelas, Na? Tunjuk tangan aja, gue bakal pilih lo!"

"Ishh, lo lama!" dengan cepat, Somi mengangkat tangan Nable. "Pak, si Nable mau jadi ketua kelas!"

"SOMI!!!"

Sekelas menatap Nable dengan tatapan heran. Ya, semuanya bingung. Sekelas udah tau, kalau akademik Nable tuh nggak bagus, masih mau jadi ketua kelas. Nggak tau lah, nasib kelas 10 IPA2 bakal gimana kalau Nable jadi ketua kelas. Mungkin, hancur?

"Pak, saya juga ingin menjadi ketua kelas," ujar temen sekelas Nable, yaitu Cindy.

Seketika, tatapan Sehun melihat ke arahnya.

×××

"Ke kantin yuk, Hun?" ajak Nable ke Sehun saat istirahat kedua.

"Boleh ganggu sebentar nggak, Hun?" tiba-tiba, Cindy muncul di belakang Nable dan sedikit mendorongnya. "Aku ada satu soal matematika yang kurang ngerti, nih. Kamu ada waktu luang untuk ajarin aku, nggak?"

Sehun melirik Nable sebentar, lalu dia mengangguk kepalanya ke arah Cindy. "Yang mana nggak bisa?"

"Nomor 4 sama 8. Boleh kan ajarin aku?"

Sehun ngangguk kepalanya pelan. "Hm. Belajarnya di belakang sekolah aja."

Seketika, senyuman lebar terukir jelas di wajah Cindy. Lalu, dia menarik tangan Sehun dengan cepat. "Ayok. Keburu bel bunyi, nih."

Saat Sehun dan Cindy sudah hilang dari pandangan Nable, cewek itu menghela napas pelan. "Sehun mah selalu gitu. Dia semakin misterius, jadi semakin sayang kan. Arghh!"

"Woi, ngapain dah lo?" Baekhyun merangkul pundak Nable sambil ketawa. "Kuy lah, kantin? Gue yang traktir lo. Gimana?"

"Kuy," ujar Nable lesu.

×××

"Lo ambil tempat duduk dulu, Na. Gue pesan makanan. Btw, lo mau makan apa?" tanya Baekhyun saat sudah sampai kantin.

"Kayak biasa," kata Nable.

"Lah? Gue mana tau makanan 'kayak biasa' lo apa, jirr? Lo kira gue dukun?" tanya Baekhyun nggak santai.

"Idih najis, katanya mau kayak friendship goals. Masa nggak tau, makanan biasa gue kayak apa. Cih," cibir Nable kesel.

"Gue maunya mah relationship goals sama lo," lirih Baekhyun pelan. "Ya udah, gue pesenin ayam kremes sama teh pucuk buat lo, yaa?"

"Serah lo, Baek."

Sembari menunggu Baekhyun dan pesanan datang, Nable menatap seisi kantin. Tiba-tiba, Nable memicingkan kedua matanya karena melihat Sehun dan Cindy berada di pojokan sana sedang makan sambil ngobrol mesra?

Nggak tau keberanian Nable dari mana. Cewek itu beranjak dari kursi lalu menghampiri kedua manusia itu. Dengan cepat, Nable menendang meja kantin yang mereka tempati dengan kasar, membuat seisi kantin melihat ke arah mereka dengan tatapan bingung.

"Oh, jadi ini yang namanya belajar?" tanya Nable. Tatapannya berubah menjadi sinis.

"Urusan lo?" tanya Sehun nggak kalah sinis.

"Jadi karena lo mau makan sama Cindy, lo tolakin gue dengan alasan mau belajar. Gitu?" tanya Nable.

"Pergi sana. Jangan kayak bocah."

Singkat. Pedes. Nyelekit.

Tapi cukup membuat Nable merasakan rasanya sakit hati dan kecewa terhadap Sehun.

×××

Kang Daniel:
mba, saya sudah sampe di gerbang sekolah ya.

Nable:
bang daniel, saya sakit hati:(

LAH KOK?!!!

LAH KOK?!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2] 𝑺𝒂𝒌𝒊𝒕 𝑩𝒆𝒈𝒐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang