Gue menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya perlahan. Setelah itu, gue mengetok pintu kamar kak Jaemin.
Tok tok tok.
Hening. Nggak ada balasan sama sekali dari kak Jaemin. Apa kak Jaemin udah tidur? Apa kak Jaemin nggak kedengaran? Atau emang kak Jaemin sengaja?
Perlahan, gue membuka pintu kamarnya. Pandangan pertama yang gue lihat adalah, kak Jaemin sedang duduk di ujung kasurnya sambil menundukkan kepalanya. Melihat gue datang, kak Jaemin menatap gue datar.
"Keluar." ujar kak Jaemin pelan.
Deg!
Hati gue seketika mencelos. Ini seriusan kak Jaemin yang gue kenal? Tatapan matanya, nada bicaranya, bahkan sifatnya berubah seketika.
"Kak Jaemin... ke--"
"Keluar, Na. Sebelum gue yang paksa lu keluar dari kamar gue." ujar kak Jaemin dingin.
Gue membuang napas kasar. "Apasih, kak? Emangnya aku salah apa? Kalau aku salah, kak Jaemin kasih tau dong ke aku? Aku nggak bakal tau aku salah apa, kalau kak Jaemin pendemin cerita sendiri!"
Kak Jaemin diam dan membuang muka ke asal arah. "Apa karena masalah Baekhyun? Aku boleh sumpah kak! Aku nggak main bareng Baekhyun. Aku cuma nemenin dia doang. Dan satu hal lagi, masalah Baekhyun itu privasinya, aku nggak boleh asal cerita ke orang lain. Jadi--"
"Jadi gue orang lain bagi lu?" potong kak Jaemin.
"Anjir, maksud aku bukan gitu, kak!" mampus lah, gue kehilangan kata-kata sekarang karena kak Jaemin. "Maksud aku tuh, ini privasi Baekhyun, dan aku nggak boleh asal cerita ke orang lain. Jadi... maaf kak."
Kak Jaemin tetap diam. Dan suasana di kamar juga sangat hening. Jujur aja, gue takut banget sekarang. "Kak? Jangan marah lagi, ya? Aku minta maaf deh sama kakak. Tapi janji, jangan marah lagi ya?" tanya gue sambil senyum canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] 𝑺𝒂𝒌𝒊𝒕 𝑩𝒆𝒈𝒐
Fiksi Penggemarft. oh sehun, 吴世勋. [completed] /i/ we are come from different world. /ii/ i wake to another day without you. /iii/ take me far away someplace nice, where the sun always shines, and there's no goodbyes. ©jaeminmoon, 2018.