06; ketemu masalah sama cindy.

1.8K 235 78
                                    


"Ah, gue puyeng anjirr! Kimianya nanti aja dah," kata gue capek sambil tepar di sofa. Btw, gue sekarang di rumah Sehun. Tepatnya, di kamar Sehun. Kamar Sehun tuh maskulin banget. Semuanya serba hitam dan abu-abu. Manly banget, kan? Huhuhu.

Sehun tersenyum tipis. "Sini, gue ajarin " kata Sehun tapi dibales gelengan kepala dari gue. Capek lah, udah tiga jam berkutat sama buku Matematika.

"Gue bingung, hun!" ngeluh gue.

"Bingung kenapa?" tanya Sehun bingung.

"Gue yang kerjain soal Matematika. Tapi kenapa gue malah ngerasa, soal Matematika yang ngerjain gue sih? Kan sialan banget!" kata gue kesel.

Sehun ketawa, nyaring banget. "Iya lah. Lu males begitu, soal Matematika pun pasti suka ngerjain lu."

"Ihhh nyebelin!" jawab gue kesel. Tapi Sehun tetap ketawa ganteng aja. Unch, makin sayang.

"Btw, lu laper nggak?" tanya Sehun saat gue mulai fokus dengan soal Matematika yang super duper nyebelin itu.

"Emm... agak sih. Kenapa emangnya? Lu mau masak?" tanya gue. Tapi Sehun malah ngambil ponselnya yang terletak di kasurnya.

"Gue nggak bisa masak," jawab Sehun singkat. Oh iya, Sehun kalau masak, rumahnya jamin meledak dah.

"Gue mau Go-food. Lu mau makan apa? Gue sekalian pesen," tanya Sehun, tapi kedua matanya masih fokus ke ponselnya. "Ayam gepuk, gimana?" saran gue. Sehun hanya ngangguk kepalanya pelan sebagai tanda setuju.

Grab

🏠NAMA RESTORAN Order 69690
Ayam Gepuk Pluit Mas.
Indonesian.
48 mins = 1.9km.
LIHAT PESENAN.

📍ANTAR
Oh Sehun.
Dada ayam 2, pedesnya sedang.
Jalan Menuju Cinta Pertama Q.

"Gimana? Ada yang terima pesenan kita?" gue nyamperin Sehun yang berada di balkon kamarnya. Buat kalian yang nggak tau, rumah Sehun tuh tiga tingkat. Sedangkan gue, dua tingkat.

"Ada. Namanya Kang Daniel," kata Sehun.

Deg!

"Wtf," tanpa sadar gue berkata kasar. Eh, jangan-jangan ini Bang Daniel yang kemarin anter gue ke rumah Baekhyun?

Sehun menyentil bibir gue, tapi pelan. "Jaga omongan. Lu cewek, inget."

Gue hanya bisa memanyunkan bibir gue, sebel.

×××

"Totalnya Rp 36.000,00 ya, Mas," kata Bang Daniel sambil menyodorkan pesenan yang kami pesan. Tuh kan, beneran Bang Daniel yang kemarin anter gue ke rumah Baekhyun!

Kenapa gue tau? Iya lah, gue ngintip lewat gorden rumah Sehun di lantai satu. Huft, dunia sempit banget ya? Cem lubang hidung.

"Nable, ambilin dompet gue!" teriak Sehun dari luar rumah. Shit. Benci gue kalau begini.

Dengan rasa amat terpaksa, gue mengambil Rp 36.000,00 dari dompet Sehun, lalu nyamperin dia di luar rumah. "Noh, pas-pasan uangnya. Nggak usah kembalian," kata gue.

"Makasi," ujar Sehun ke gue sambil senyum. "Nih, Bang. Makasi ya udah anterin makanannya," kata Sehun ke Bang Daniel.

Bang Daniel senyum, nyaris kedua matanya sampe nggak kelihatan. "Iya, Mas. Sama-sama— EH, KETEMU LAGI NENG?" teriak Bang Daniel ke gue. Semangat gitu pula.

[2] 𝑺𝒂𝒌𝒊𝒕 𝑩𝒆𝒈𝒐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang