part #8 Adik kelas

18 4 0
                                    

Setelah tadi jam istirahat pertama telah Dara gunakan untuk belajar dengan ditemani oleh Arda. Sekarang jam istirahat kedua Dara gunakan untuk mengisi perutnya di kantin bersama Lusi.

Kini dia tengah duduk berhadapan dengan Lusi. Dara yang mennyantap nasi gorengnya dengan lahap dan Lusi hanya menyemili makanan ringan yang dia beli tadi.

Dara termasuk anak yang populer di sekolah ini. Walaupun dia tidak pintar parasnya yang terpancar dan yang membuat kaum adam terkena pasti akan tertarik itulah yang membuat dia populer. Tidak hanya itu keramahannya juga yang membuat nya mendapatkan banyak sapaan.

Banyak senyuman yang menyapanya dari kaum adam bahkan tidak hanya kaum adam tapi kaum hawa pun juga. Dara pun hanya membalasnya dengan senyuman yang ramah. Dia masih tergolong anak yang pemalu sih.

Tapi yang namanya manusia pasti sifatnya berbeda, ada yang berpikiran baik dan juga ada yang berpikiran buruk. Terkadang ada yang menganggap Dara itu hanya cari-cari perhatian dan hanya ingin tenar di sekolahnya. Dan kadang ada yang memberinya tatapan tak suka dan Dara hanya membiarkannya. Toh yang tau dalamnya kita itu hanya kita sendiri dan Tuhan. Bukannya mereka yang hanya asal berkomentar.

Ting!

Line masuk di ponsel Dara, dari Arda. Membuatnya menghentikan aktivitas makannya sejenak.

Arda<3 :

Dimana?

Kantin

Gue kesana

Terserah lo


Kini keheningan menyelimuti mereka sampai Lusi membuka suara nya yang membuat Dara mengernyitkan kening dan menoleh.

"Tuh Arda." Tunjuk Lusi dengan dagunya.

"Mana? Cepet amat." Dara pun menoleh ke arah dimana Lusi menunjuk, yaitu di belakangnya.

Jarak Arda yang kini mulai dekat dengannya. Arda memberikan senyuman hangatnya, Dara pun membalasnya.

Lusi pun langsung buru-buru untuk menjauh dari mereka, karena setiap dia berada diantara mereka dia akan merasa tidak enak dan nantinya hanya akan jadi obatnyamuk mereka. Kadang Dara malah yang merasa tidak enak dengan Lusi, tapi mau bagaimana lagi toh bukan itu yang dia inginkan. Tapi patut diacungi jempol temannya ini sebagai teman yang sangat pengertian.

Tapi kali ini dia ingin di temani jadi dia akan mencegah Lusi untuk beranjak dari sini.

"Lusi sini aja dulu, nemenin gue."

"Gak ah. Gue ke kelas aja ya?"

"Please!" Dara memohon kepada Lusi dan akhirnya Lusi mengangguk mewujudkan permintaan Dara.

Kini Arda sudah duduk di sebelah Dara. Tiba-tiba ada seorang adik kelas mendekati Arda.

"Kak! Gimana sih. kan tadi aku ngomong aku pengen ke kantin bareng." Tanpa meminta izin adek kelas itu langsung menarik lengan Arda. "Ya udah ayok kita ke bangku lain."

"E..eh, tapi gue ngerasa gak bilang iya tadi. Lagian gue udah di sini sama temen gue." Arda mencoba melepaskan pelukan dari adek kelas itu di lengannya.

"Kenapa sih kak kok mau terus sama dia?" Tunjuk adik kelas dengan ekor matanya yang memberikan tatapan tidak suka ke Dara.

"Ini apa sih? Kan tadi udah bilang dia gak mau. Lagian kamu itu siapanya Arda?" Tanya Dara mencoba sebaik mungkin padahal dalam hatinya dia tidak suka semenjak sang adik kelas ini memberi nya tatapan yang sama tak sukanya.

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang