part#19 Hallo princess

8 2 0
                                    

"Ya Arda? Pliese. Mau ya lo?"

"Gak!" Tolak Arda kesekian kalinya kepada Kris yang dari tadi memintanya untuk mau mengerjakan Pr bareng dirumahnya.

"Derin lo bantuin gue dong bujuk Arda." Kata Kris kepada Derin yang dari tadi mentertawakannya.

"Ngapain nyuruh gue. Kan yang butuh lo." Jawab Derin sambil melepaskan lengannya dari Kris yang memohon agar dirinya bisa membantunya membujuk Arda.

"Gak guna lo Rin." Kata Kris kepada Derin dengan gusar.

"Gue janji deh. Kalo lo mau, gue akan nyontek lo lagi kalo ujian." Kata Kris frustasi walau memang sengaja. Kan memang kerjaan Kris itu menyontek waktu ujian atau ulangan harian. Dan Arda melotot mendengar perkataan Kris itu.

"Gak! nanti yang ada malah gue sendiri yang ngerjain. Trus lo enak-enak main game." Tolak Arda lalu melipat tangannya didepan.

Dan saat itu juga Dara datang bersama Lusi dan Airin. Ditengah-tengah kesibukan Kris membujuk Arda.

Tadi Dara sempat cerita kepada Lusi, tidak kepada Airin. Saat Lusi mendengarnya dia kaget. Sejak kapan? Kalau Derin sudah lama menyukai Dara. Kan Derin tau semuanya kalau Dara itu suka sama Arda. Berarti saat itu Derin patah hati.

Saat Dara melihat di sana ada Derin dia merasa tidak nyaman setelah mengetahui kalau Derin menyukainya. Dara jadi ingin menjaga jarak antara dirinya dan Derin. Dia tahu, pasti Derin sakit hati. Mangkanya dia tidak ingin nantinya pertemanan mereka akan rusak gara-gara dirinya.

"Tuh Dara udah dateng. Gue mau pulang." Kata Arda lalu pergi meninggalkan Kris yang masih ingin membujuknya bersama Derin dan menghampiri Dara.

"Ayo Dara kita pulang." Ajak Arda dengan cepat menarik tangan Dara mengajaknya pulang.

"E eh, iya."

~*~

Saat ini Dara sudah berada diatas kasurnya merentangkan tubuhnya yang masih memakai seragam sekolah lengkap. Dia saat ini tengah memikirkan kejadian tadi di kantin sekolah.

Derin suka sama gue? Sejak kapan? Tapi kenapa bisa dia suka sama gue?. Banyak pertanyaan yang dara keluarkan di benaknya. Dia kini bingung harus menyikapinya bagaimana.

Lalu dia meraih ponselnya dan menghidupkannya. Dia melihat wallpaper ponselnya. Gambar pemandangan dari matahari terbit yang di abadikan oleh Arda lewat ponselnya. Waktu itu Arda yang menjadikan wallpaper di ponselnya lalu Arda juga menjadikan foto tersebut sebagai wallpapernya. Dara tersenyum mengingat kejadian itu.

Kemudian dia bangkit dan duduk diatas kasur. Lalu memandang layar ponselnya dengan serius dan yakin. Sempat menganggukan kepalanya sekali.

Baik Dara. Lo mencintai Arda. Jadi lo harus putuskan hari ini juga. Lo bakal jaga jarak lo dengan Derin agar lo gak bikin hatinya sakit. Lo gak mau kan pertengkaran diantara mereka terjadi.

~*~

Hari ini Dara berangkat sekolah tidak bersama Arda di karenakan dia harus berangkat bersama bundanya tadi karena sebelum berangkat dia harus membantu bundanya membawakan kue-kue yang akan di jual, kebetulan juga arah toko bundanya Dara juga searah. Jadi mau tidak mau Dara menyuruh Arda untuk berangkat sendiri dan dia naik angkutan umum bersama bundanya.

Mengingat bagaimana susahnya dia mengatakan dan relanya dia untuk tidak berangkat bersama Arda kemaren malam lewat telepon.

"Halo Arda!" Kata Dara ketika sambungan teleponnya terhubung.

"Halo Princess. " Jawab Arda yang membuat Dara langsung deg degan. Princess? Baru kali ini Dara di panggil Princess.

"Kamu bisa aja Arda." Ucap Dara yang kini di seberang sana menahan rasa senanggnya agar tidak membuat dia kehilangan kendali untuk berteriak.

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang