part #16 gue juga suka

14 1 0
                                    

Malam harinya Arda pergi ke rumah Dara untuk belajar bersama sesuai permintaan Dara tadi siang.

Saat ini Arda sudah berada di depan rumah Dara dengan membawa beberapa buku di dalam tasnya untuk digunakan belajar bersama.

Saat Arda tiba dia bersamaan dengan bunda Dara yang baru datang dari toko kuenya.

"Bunda." Sapa Arda hangat kepada bundanya Dara.

"Arda. Mau kemana?" Tanya bunda nya Dara dengan hangat juga.

"Ini mau belajar bareng sama Dara."

"Oh, belajar bareng. Ya udah ayo masuk. Biar tante panggilan Dara."

Mereka pun mulai masuk bersama. Terdengar suara bunda Dara yang mulai meneriaki nama anaknya yang entah tidak tau dimana keberadaannya karena tadi pintu rumahnya sempat tertutup sebelum bundanya membukanya.

"Dara!" Teriak Citra, namun tak kunjung ada jawaban dari Dara.

"Mana ya Dara?" Bicara Citra pada dirinya sendiri.

"Arda kamu coba cari di kamarnya. Mungkin disana. Bunda mau ke kamar dulu habis nutup toko, capek."

"Kalau gitu Arda ke kamar Dara dulu bunda." Pamit Arda dengan sopan dan ibunya Dara tersenyum dan mengangguk.

Walaupun Arda sudah terdengar akrab dengan bunda Dara dan Dara, tetapi dia masih mempunyai sopan santu untuk bertingkah di rumah Dara, apalagi masuk ke kamar Dara walaupun dia sudah tau yang mana kamar Dara dan ini bukan yang pertama tapi dia tidak akan ke sana jika tidak di suruh.

Dia pun mulai berjalan ke arah kamar Dara. Saat dia sudah berada di dekat kamar Dara dia melihat pintunya tidak tertutup hanya terbuka sedikit. Arda membuka pintu sedikit agar kepalanya bisa masuk dan memanggil sang pemiliknya.

"Dara." Panggilnya lirih, merasa tidak ada jawaban dia pun mulai masuk. Kosong tidak ada siapa-siapa.

Mungkin di kamar mandi. Sebaiknya gue keluar aja kalau memang dia di kamar mandi. Pikirnya.

Tapi kalau memang di kamar mandi kenapa kok gak ada suaranya. Apa gue ketuk aja pintu kamar mandinya atau gue panggil. Arda mulai sibuk dengan pikirannya sendiri.

Tapi Akhirnya dia memutuskan untuk keluar dari kamar Dara karena tidak mungkin kan dia akan berada di kamar Dara jika benar Dara tidak ada di situ.

Namun saat dia akan pergi, dia sempat melirik ke arah cendela kamar Dara yang terdapat sebuah bunga matahari yang ada di dalam pot berukuran kecil pemberian darinya. Dia sempat menghampirinya dan menyentuh bunganya.

Dia sempat mengingat perkataan Dara yang waktu itu bahwa Dara tidak akan melupakannya. Dia sempat tersenyum sambil melihati bunga tersebut walaupun sorot matanya seperti menerawang entah kemana.

"Gue harap yang lo ucapin itu benar adanya Dara." Ucap nya lirih terdengar sangat tulus.

Lalu dia mulai beralih ke meja belajar Dara yang disana ada secarik kertas yang bertuliskan
"Semangat!!! Untuk masa depan"
Dia mengangkatnya dan membacanya sambil tersenyum tipis.

Saat dia hendak menaruh nya lagi seperti semula diatas sebuah buku yang terbuka. Dia sempat melihat isi di buku itu. Dia sempat menautkan alisnya. Dia mengangkat buku itu dan mulai membacanya dengan teliti dan sempat membuka beberapa halaman lainnya. Dan ketika dia membuka di halaman yang ter akhir dia menemukan tulisan yang membuat matanya sempat melebar dan memperlihatkan wajah terkejutnya namun raut wajah itu langsung dia singkirkan saat dia mendengar namanya dipanggil.

"Arda! Lo masih di - situ." Ucapan Dara melirih di kata terakhir dan langkahnya pun terhenti seketika saat melihat Arda tengah memegang buku diary nya yang sudah terbuka.

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang