Part #1 kangen dan rindu

75 7 0
                                    

Nadara Anggranesta biasa dipanggil dengan Dara, gadis cantik berambut panjang ,berkulit putih dan mempunyai senyum manis yang kini tengah duduk di kasurnya sambil memeluk boneka bear nya yang di berikan oleh sahabatnya waktu dia ulang tahun di umur ke 16 nya, tepatnya satu tahun kemaren. Kini dia sudah duduk di bangku kelas XI.

Dia adalah anak tunggal, kini dia tinggal dengan ibunya, ayahnya sudah meninggal waktu dia masih SD kelas 5 tepat pada saat dia mempunyai perasaan lebih kepada sahabatnya itu.

Waktu itu sahabatnyalah yang membuat Dara tetap tegar dalam melewati masa-masa sulit menghibur Dara dalam suka maupun Duka dan mengisi hari-harinya dengan penuh bahagia.

Tapi,yang namanya persahabatan antara lawan jenis pasti akan menginginkan hubungan yang lebih dan sekarang itu yang dirasakan oleh Dara terhadap hubungannya, tapi dia tidak tau kalau temannya itu menginginkan hal yang sama atau tidak.

Keluarga mereka berdua memang sudah sangat dekat jadi tidak salah jika mereka sudah saling mengenal sejak kecil

Sekarang matahari sudah tidak nampak lagi dan sekarang hari sudah malam tepatnya pukul 18.00. Dan dia masih memeluk boneka bear nya itu.

Dara yang kini berada di kamar nya dia mengambil ponselnya yang ada di sebelahnya,kemudian dia mulai mencari nama di daftar kontaknya dan memencet tombol panggil.

Sambil mendekatkan hand pone di telinganya dia membaringkan tubuhnya di kasur. Dan kini Dara tengah menunggu seseorang di seberang sana untuk mengangkat telfon darinya.

Tut... tut... tut...

"Hallo Dara." Sapaan hangat dari sahabatnya yang kini sudah mengangkat telfon Dara.

Tentu langsung membuat Dara yang tadi menunggu jawaban telfon dari sahabatnya itu mengembangkan senyumnya.

"Hallo juga Arda." Dara juga membalas sapaan sahabatnya, Arda dengan hangat.

"Kenapa malam-malam telfon? udah kangen ya?"

Dara yang mendengar pertanyaan dari mulut sahabatnya itu mengerutkan keningnya.

"Ih dasar! Siapa juga yang kangen sama cowok nyebelin kayak lo." Jawab Dara dengan heran kepada sahabatnya ini yang memiliki tingkat kepedean yang sangat tinggi.

"Terus kenapa kalau bukan kangen? Rindu?" Tanya Arda sedikit menyindir.

"Iya." Tentu saja Dara mengucapkan dalam hati, mana mungkin dia mengucapkannya langsung nanti orang yang di seberang sana pasti akan kepedean.

"Siapa juga yang mau rindu sama lo?" Ucap Dara tentunya berbohong, buktinya dia sendirinya Rindu.

"Ada kok yang rindu sama gue."

"Emang siapa? Ada ya? Paling lo bohong." Tanya Dara seperti orang tidak percaya, memang tidak percaya sih.

"Beneran. Gue gak bohong." Arda masih mencoba meyakinkan Dara.

"Paling-paling cuma lili." Tebak Dara dengan sedikit tertawa. Lili itu nama kucingnya Arda yang dia beli bersama Dara dua tahun ke belakang.

"Beneran ada!" Tegas Arda. "Dia cewek dan spesial."

"Iya, mama lo." Dara masih tertawa kecil.

"Bukan...Kita ada hubungan spesial kok." Tentunya pernyataan Arda tadi langsung membuat mata Dara yang bulat terbuka lebar seketika itu jantung Dara mulai berdebar dan fikirannya mulai memikirkan perkataan Arda tadi. Yang rindu Arda.Hubungan spesial.

Arda punya pacar? Pikirnya.

"Hubungan spesial? Maksudnya?" Tanya Dara masih meyakinkan diri.

"Iya."

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang