Part#17 Kalian pacaran

8 1 0
                                    

Senyum Dara tidak kunjung hilang dari wajahnya. Wajahnya terlihat sangat bahagia. Dan temannya si Lusi yang menyadari kelakuan Dara sempat meneliti Dara dari ujung kaki sampai ujung kepala. Namun tidak ada jawaban disana. Hanya senyuman di wajah Dara yang tidak dimengerti oleh Lusi.

Kini mereka berdua tengah berada didalam kelas menunggu bel masuk pertama.

"Gue lihat-lihat lo hari ini kayaknya seneng banget." kata Lusi dan Dara hanya menoleh sebentar ke Lusi masih dengan senyum di wajahnya.

"Pasti gara-gara Arda ya?" Tebak Lusi yang tentu saja benar. Memang yang Lusi ketahui itu sikap Dara akan berubah-ubah dengan cepat pasti itu cuma gara-gara Arda.

Dara pun masih dalam mode dan posisi yang sama namun gerakannya ia tambah dengan anggukan kepala antusias sebelum melirik Lusi sebentar. Lalu setelah mendengar pertanyaan Lusi selanjutnya barulah Dara menoleh sepenuhnya dan memberi tatapan penuh arti kepada Lusi.

"Emang kali ini dia lakuin apa ke lo sampe-sampe senyum lo gak hilang-hilang dari wajah lo. Awas aja nanti wajah lo kaku."

Dara mengerutkan keningnya tapi senyumnya tak menghilang dari wajahnya. "Lo tau gak." Ucap Dara antusias.

Kini tingkahnya berubah lagi. Dan semakin membuat Lusi bingung. Sebenarnya apa yang Arda lakuin sampe-sampe Dara kayak gini. Pikirnya.

"Gak." Jawab Lusi sambil menggeleng pelan.

"Kemaren," Ucapan Dara terhenti dengan pergerakan tangannya yang menggenggam seperti orang geregetan.

"Kemaren?" Tanya Lusi mengulang ucapan Dara yang terhenti.

"Arda suka sama gue." Ucap Dara masih antusias tapi kali ini suaranya ia pelankan karena dia takut seluruh siswa yang ada di kelasnya mendengarnya dan Lusi yang mendengarnya memberikan tatapan kurang yakin.

"Tau dari mana lo?" Tanya Lusi lalu menyenderkan bahunya di senderan kursinya sambil melipat tangannya.

Dara pun mulai menjelaskan dengan antusias kepada temannya ini. "Kemaren kan gue belajar bareng dirumah gue. Trus waktu Arda masuk ke kamar gue, dia liat diary gue. Trus dia tahu deh kalo gue suka ke dia. Gue kira dia akan marah. Eh tau-taunya dia malah bilang kalo suka ke gue juga." Jelasnya panjang lebar.

"Kok bisa?" Dara hanya mengendikkan bahunya. "Sejak kapan dia suka juga ke lo?" Tanya Lusi lagi.

"Nah itu juga gue gak tau. Pas gue tanya dia malah jawabnya mulai bayi. Kan aneh." Dara terkekeh.

"Emang dia aneh." Timpal Lusi.

"Tapi dia udah bikin gue tambah suka dengan keanehannya."

"Mulai aneh juga ni anak." Lusi geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan temannya. "Oh ya! Berarti kalian pacaran dong?"

Dara akan menjawab pertanyaan temannya ini dengan cepat dan antusias namun diawurungkun dengan wajah sedikit kecewa.

"Gak sih. Tapi Gak papa deh yang penting gue tau kalo Arda itu juga suka sama gue." Wajahnya berubah lagi jadi senang.

"Ya terserah sih." Sambil mengangkat pundaknya. "Tapi itu bukan jaminan kan kalo Arda itu gak bisa diambil orang lain." Lusi sengaja menyindir temannya itu yang membuat Dara belum fikir keras seketika.

"Maksud lo?"

Sebelum Lusi menjawab pertanyaan Dara, namun sudah terlebih dahulu bel masuk berbunyi bersama kedatangan Bu Dini di kelas mereka. Kemudian ada seorang siswi juga yang mengikuti masuk.

"Kayak pernah lihat. Tapi dimana ya?" Pikir Dara ketika merasa tidak asing dengan gadis tersebut. Sebelum pikirannya di ganggu oleh suara dari Bu Dini.

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang