Part #3 Perhatian

35 4 0
                                    

"Dara..."
"jadi, gue baru tau kalau lo..."

"Arda gue bisa jelasin ini semua kok." Sambil berdiri Dara langsung memotong ucapan Arda dan berusaha meyakinkan ke pada Arda tentang apa yang barusan dia dengar tadi.

"Iya Arda jangan salah paham dulu." Lusi ikut berdiri dan berbicara, mencoba membantu temannya yang sedang dalam masalah. Bagaimanapun juga dia merasa bersalah karena ini semua juga tidak akan terjadi kalau dia tidak memulai pembicaraan ini dan tidak mungkin akan terjadi ke salah pahaman ini.

"Oke Arda. Lo jangan marah dulu gue..gue akan jelasin semuanya ke lo mulai dari awal sampai terakhir." Ucap Dara tanpa pikir panjang karena dia tidak mau urusan ini jadi panjang.

Mereka berdua nyerocos tanpa henti sampai tidak memberikan Arda untuk berbicara. Perasaan Dara sekarang sangat campur aduk. Sampai-sampai tidak memperhatikan raut wajah Arda yang terlihat mulai bingung.

"Iya Arda lo dengerin penjelasannya Dara dulu ya." Lusi yang ikut-ikutan meyakinkan Arda.

"Tapi Dara, lo beneran siap kan?" Lusi berbisik ke arah Dara agar Arda tidak mendengar, Lusi mulai kurang yakin dengan ucapan dara

"Gak." Jawab Dara sambil berbisik seperti orang tanpa beban tapi terlihat suaranya seperti orang sedang cemas.

Mampus lho Dara, Batin Lusi. Gimana ngejelasinnya kalau belum siap. Lusi kira Dara yang berbicara tanpa henti dari tadi yang mau memberi penjelasan ke Arda sudah mempersiapkan segalanya untuk menjelaskan.

"Gue akan jelasin sekarang! Tapi lo janji jangan marah sama gue ya?" Perasaan Dara sekarang sangat campur aduk tidak karuan sebetulnya dia juga belum tau harus ngejelasin dari mana.

Arda menautkan alisnya dan menatap Dara heran.
"Marah? ngapain gue harus marah?"

Arda yang dari tadi tidak diberi kesempatan untuk berbicara akhirnya dapat juga dan itupun karena diberi pertanyaan.

"kalian ngomong apa sih dari tadi? Kok gue gak paham sama sekali." Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Emang lo gak denger sama obrolan kita?" Jelas Dara dengan muka yang masih cemas harap-harap Arda memang tidak mendengar.

"Denger." Dara dan Lusi langsung saling menatap melotot mendengar jawaban Arda
"lo tadi bilang lo mau jelasin sesuatu ke gue." Jawab Arda seperti orang tanpa dosa, memang benar itu yang di dengar Arda sih, tapi bukan itu yang dimaksud Dara.

Dara sedikit kecewa dengan sahabatnya ini kenapa dia bisa punya sahabat yang gak peka banget dan Lisa yang menyimak jawaban Arda hanya heran kenapa temannya bisa suka sama orang kayak gini.

"Bukan yang itu. Obrolan aku yang barusan kamu datang." Dengan nada frustasi Dara memberitau.

"Gak."

"Jadi lo tadi gak denger apa-apa sama sekali apa yang gue obrolin dengan Dara?" Tanya Lusi meyakinkan apakah yang di takutkan Dara sama Lusi itu benar.

Arda mengerutkan keningnya mencoba mengingat.
"Gak." Ucapnya mantap sambil menggelengkan kepalanya. "Emang kalian tadi bicara apa sih?" Tanya Arda karena dia memang tidak mendengar apa-apa.

"Loh, bukannya tadi lo denger ya?" Tanya Dara untuk memastikan semuanya sekali lagi dan Arda hanya menggelengkan kepalanya.

"Mungkin apa gitu? Mungkin seperti menyangkut masalah perasaan?" Tanya Lusi yang ikut memastikan

Dan lagi-lagi Arda hanya menggelengkan kepalanya.
Jadi tadi Arda tidak mendengar ucapan mereka.

"Terus tadi lo mau ngomong apa dong? Waktu baru dateng mesen makanan?" Tanya Dara masih dalam kebingungannya ke Arda karena dia yakin tadi Arda mau mengatakan sesuatu dan Dara mengira Arda akan marah karena mendengar obrolannya dengan Lusi tadi.

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang