Part#5 es krim rasa coklat

29 5 0
                                    

Karena hari ini hari minggu, dimana biasanya para remaja membuat janji pada pasangannya untuk bertemu, berbeda dengan Dara dan Arda yang berencana akan ke toko penjual makanan hewan bersama siang ini, untuk membeli makanan kucing kesayangan Dara walaupun milik Arda yang di beli dua tahun lalu.

Dan sekarang Dara tengah menunggu Arda di teras rumahnya, karena cuaca panas dia memakai celana panjang dan memakai blazer berlengan panjang yang tidak memiliki kancing sehingga memperlihatkan baju dalamnya yang berwarna putih dan rambutnya terurai lurus ke belakang.

Rumah Dara ukurannya tidak cukup besar dan bergaya klasik. Di depan rumahnya terdapat taman kecil yang di tumbuhi oleh beberapa bunga yang ditata dengan rajin. Rumahnya tidak di beri pagar sehingga terlihat dari jalanan.

Baru lima menit tadi Dara menelpon Arda, karena menunggunya yang tak kunjung datang. Biasa kalau ingin on time harus di calling-calling. Padahal yang ingin pergi dia.

"Mana sih Arda lama banget." Kemudian melihat jam di ponsel nya.

"Untung sayang, kalau gak udah gue buang sahabat kayak gini." Ucapnya mengomel-ngomel sendiri.

Tidak lama kemudian Arda datang dengan membawa motor biasanya.

"Gak usah turun!" Cegah Dara kepada Arda yang akan menjagang motornya di depan rumah Arda.

"Kenapa?" Tanya Arda masih bertengger di motornya sesuai permintaan Dara.

"Langsung aja, keburu panas." Ucapnya sambil menaiki motor Arda.

"Udah pamit ke mama lo?" Tanya Arda sebelum menyalakan motornya.

"Udah." Jawab Dara kemudian merangkul kan tangannya ke pinggang Arda tanpa di suruh lagi.

Merekapun berangkat menuju toko makanan hewan.

"Kita langsung ke toko makanan hewan?" Tanya Dara sedikit mengeras karena meraka sekarang sudah di jalan dan walaupun panas begini jalan terlihat cukup ramai.

"Iya." Jawab Arda juga mengeraskan suaranya kemudian fokus untuk menyetir lagi dan Dara hanya mengangguk mengerti.

Setelah beberapa menit, mereka pun sampai di toko penjual makanan hewan. Tempatnya lumayan jauh sih dari komplek rumah mereka.

Tokonya tidak hanya menyediakan makanannya saja tapi juga hewan peliharaannya. Tokonya juga lumayan besar dan Arda sering membelikan makanan untuk kucinnya di sini. Dan di sini juga dia membeli kucing peliharaannya ini.

Dara pun turun dari motor Arda setelah sampai, kemudian diikuti oleh Arda setelah menjagang motor nya.

"Pak beli makanan kucing." Kata Arda kepada bapak pemilik toko.

"Oh mas Arda sama mbak Dara toh." Sapa bapak penjualnya karena memang sudah mengenal mereka. Dan Dara yang ikut disapa hanya mengangguk dan tersenyum simpul.

"Seperti biasa mas?" Tanya penjual nya kepada Arda karena memang sudah langganan.

"Iya pak." Jawab Arda singkat.

"Ini mas." Kata bapaknya memberikan Arda barang sesuai yang dia minta dan Arda pun mengeluarkan uang dari dompetnya kemudian memberikannya kepada bapaknya.

"Makasih pak." Bapaknya hanya mengangguk dan tersenyum.

Kemudian mereka berjalan menaiki motor dan pulang. Waktu di jalan Dara tiba-tiba ingin makan es krim karena merasa kepanasan.

"Enaknya panas-panas gini makan es krim ya." Kata Dara sambil mengipasi dirinya menggunakan tangannya, padahal sudah terkena angin karena naik motor.

"Kita beli." Kata Arda setelah mendengar ucapan Dara. Padahal Dara tidak meminta.

"Sekarang?" Tanya Dara polos.

"Enggak, Taun depan." Jawab Arda yang gak habis pikir dengan temannya ini. "Ya sekaranglah." Lanjutnya.

"Oh... ayok." Kata Dara sambil ber oh ria. Tumben temannya ini peka ya.

Kemudian mereka tidak jadi pulang dan menuju toko yang menjual Es krim. Setelah mereka menemukan toko yang diinginkan mereka pun turun untuk membeli es krim.

Ketika Dara hendak berjalan mengikuti Arda tapi dia di hentikan olehnya.

"Lo tunggu sini!" Suruhnya kepada Dara. "Biar gue yang beli ke dalam. "

"Oke, kalau gitu gue es krim rasa," belum sempat Dara menyelesaikan perkataannya tapi sudah di potong oleh Arda.

"Coklat." Tebak Arda memotong ucapan Dara. "Bener kan?"

Dara yang merasa tebakan Arda benar hanya mengangguk dan tersenyum simpul. Akhirnya Arda pun masuk kedalam untuk membeli es krim untuk mereka.

Dan kini Dara di tempat hanya bisa tersenyum-senyum senang, karena Arda begitu mengerti apa yang dia inginkan dan dia sukai kecuali tentang perasaannya ini.

Lalu tiba-tiba ponsel Dara berbunyi.

Pesan masuk dari mamanya.

Dimana? Kok dirumah gak ada.

Keluar, nganterin Arda ma.

Oh ya sudah, hati-hati.

Sebenarnya tadi Dara belum pamit ke mamanya karena mamanya sedang tidak dirumah dan ada di toko kuenya, karena mama Dara membuka toko kue.

Tidak lama, Arda keluar dengan membawa kantong plastik yang berisikan dua eskrim untuk mereka.

"Mana es krim nya?" Ucap Dara sambil mengambil kantong kresek yang dibawa Arda. Tapi sebelum di ambil alih oleh Dara, Arda sudah menyembunyikannya di belakangnya.

"Eits, nanti dulu." Cegahnya. "Lo ikut gue dulu."

"Kemana? Nanti es krimnya ke biru cair." Rengek Dara.

"Ada deh. pokoknya ikut gue dulu."

"Ya udah ayo, kemana?"

Tanpa membalas pertanyaan Dara, Arda langsung menaiki motornya dan menyuruh Dara untuk naik dan Dara pun menurut.

Di jalan Dara terus saja mengomel dan bertanya kemana Arda akan membawanya tapi Arda hanya diam dan fokus untuk menyetir.

Akhirnya Dara pun menyerah dan memilih untuk diam dan membiarkan sahabatnya ini membawanya entah kemana. Waktu di perjalanan Dara hanya mengisi pikirannya dengan hal-hal yang tidak masuk akal. Seperti...

Arda mau bawa gue ke mana ya? Kok gue gak di kasih tau, atau jangan-jangan dia mau bawa gue ke tempat yang spesial trus dia nembak gue. Duh gimana ya? Gue harus jawab apa?
Atau nanti dia mau bawa gue ke KUA?. Gue kok mikir yang aneh-aneh sih. Gak mungkinlah, kita kan masih kelas dua SMA. Duh mikir apaan sih gue.

Dia mulai sibuk dengan khayalannya yang gak jelas itu hanyut dalam lamunannya sampai sampai dia tidak sadar dia mau di bawa kemana oleh Arda.

"Aduh!" Dara mengaduh ketika kepalanya membentur punggung Arda. "Hati-hati dong Ar." Kemudian mengusap-usap kepalanya.

"Turun!" Suruh Arda yang sudah mematikan mesin motornya.

"Emang udah sampai?" Tanya Dara yang baru sadar kalau motor yang dinaikinya sudah berhenti.

"Udah Dara." Kata Arda dengan nada yang jengah dan berusaha sabar.

"Oh," Kemudian turun dari motor Arda.

"Mangkanya jangan ngelamunin gue terus." Sindir Arda yang memang benar adanya dan langsung mendapat pelototan Dara.

"Enak ajah." Ucap Dara berbohong sambil memukul Arda karena merasa tak terima.

"Terserah lo deh." Ucap Arda masih mengatai Dara.

"Dikit sih." Ucap Dara jujur tentu dalam hati.

Kemudian Dara mulai menyapukan pandangannya ke sekitar. Dia mengernyitkan dahinya. Tempat ini... sepertinya tidak asing. Tempat yang indah dan damai. Dia mencoba mengingatnya lagi....
dan diapun mengingatnya.

Terimakasih sudah membaca 😊

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang