Part #4 Suami

28 7 0
                                    

Di kelas Dara kini sangat sepi karena memang sekarang jam istirahat ke-2. Waktunya semua murid mengisi perut mereka yang mungkin sudah mulai keroncongan, tapi juga ada yang hanya bermain di halaman sekolah dan duduk-duduk di gazebo sekolah.

Kini di kelasnya cuma tinggal Lusi dan Dara. Lusi yang terlihat mulai jengah menunggu Dara yang masih merapikan bukunya dari tadi yang belum selesai-selesai.

"Dara. Ayok cepetan!" Ucap lusi yang sudah berdiri disamping Dara sambil melipat tangannya di dada.

"Sabar kenapa? Gue masih nyari pulpen gue yang gak ada." Jawabnya sambil melihati kolong mejanya, mencari pulpennya yang hilang.

"Lo ke kantin?" Tanya Lusi kepada Dara yang tengah sibuk sendiri.

"Gak, gue tadi udah makan pas jam istirahat pertama sama Arda."

"Ya udah gue duluan ke kantin ya? Keburu laper, soalnya gue tadi cuma jajan doang." lalu akan berjalan meninggalkan Dara tapi di hentikan oleh Dara.

"Eits, tungguin gue." Sambil menahan tangan Lusi. "Nantikan kita jadi ke toko buku kan?" Hanya diangguki oleh Lusi. "Ya udah, tungguin gue, gue mau ke kelas Arda sekalian bareng."

Mereka berdua sih rencana pulang sekolah mau ke toko buku bersama untuk membeli sesuatu yang di suruh oleh guru mereka tadi.

Jadi Dara harus ngomong dulu ke Arda kalau pulangnya nanti gak bisa bareng dan kebetulan kelas Arda searah dengan arah kantin.

"Ngapain?"

"Gue mau ngomong kalau gue gak bisa pulang bareng." Jelasnya.

"Pake acara pamitan segala. Udah kayak suami aja." Goda Lusi kepada Dara.

"Amin." Ucap Dara singkat dan sangat tulus.

Lusi mengangkat alisnya. "Emang dia mau?"

"Mau lah." Ucap Dara dengan yakin dan percaya diri.

"Tau kalau lo suka aja belum, gimana mau jadi suami." Sindir Lusi yang langsung nusuk ke hati Dara.

"Lo kok gitu sih ke gue, harusnya kasih semangat dong." Ucapnya lalu mengerucutkan bibiranya.

Lusi yang melihat temannya murung itu menertawakan nya. "Hahaha, iya-iya. Yaudah cepetan!"

Dara masih mengerucutkan bibirnya lalu mencari pulpennya lagi.

Lusi menghembuskan napas berat tanda mulai tak sabar. "mungkin jatuh tuh, dibawah." Saran Lusi.

"Eh iya," katanya sambil mengambil pulpen yang dia lihat di dekat kaki mejanya. Lalu memasukannya di dalam tasnya.

"Ayo!" Lanjutnya mengajak Lusi kemudian berjalan keluar kelas dengan diikuti oleh Lusi.

Mereka pun berjalan sambil bergandengan tangan. Seperti anak dengan ibu yang ingin menyebrang jalan. "Duh!" Tiba-tiba Lusi berhenti dan bertingkah aneh.

"Kenapa?" Tanya Dara.

"Gue ke toilet dulu. Lo duluan aja." Setelah berbicara begitu Lusi langsung pergi ke toilet tanpa menunggu Dara membalasnya.

"Eh main nyelonong aja." Katanya tentu Lusi sudah pergi.

Kemudian dia berjalan ke kelas Arda. Saat di depan kelas Arda Dara mengintip ke dalam, disana hanya ada Arda dan temannya Derin dan juga beberapa siswa lain yang kemudian berjalan ke luar kelas.

"Lagi apa?" Tanya Dara yang sudah menghampiri Arda.

"Eh, Dara! Ngapain?" Tanya Arda yang sudah menghentikan aktifitasnya yang lagi memainkan ponsel.

Don't Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang