Pernahkah kalian merasakan jatuh cinta? Merasakan jantungmu berdebar-debar ketika melihat sosok yang kalian sukai? Kurang lebih seperti itulah yang aku rasakan ketika melihat Rama. Aku berusaha menyembunyikan perasaanku itu, namun semakin aku sembunyikan aku menjadi semakin bertingkah aneh di depannya.
Meski sudah mengenal Rama sejak duduk di bangku SMP, namun aku baru mengenal benar siapa dirinya. Ada banyak hal yang membuatku menjadi semakin jatuh hati padanya.
Pertama, ia hangat dan terbuka.
Aku bisa merasakan kehangatannya saat kita jalan bersama untuk pertama kalinya.
Saat itu, selepas pulang sekolah mama tidak bisa datang menjemputku. Aku rasa mama sedang kebut mengerjakan artikel cara mengasuh remaja seperti yang selalu ia buat untuk penerbit majalah mingguannya. Sedang Mona dan Sally pun sudah pulang duluan. Tinggalah aku sendiri menunggu bus lewat di depan gerbang sekolah. Kulirik jam tanganku, sudah menunjukkan pukul 2 siang.
"Hai Bunga!"
Kudengar suara laki-laki memanggil namaku dari arah belakang. Aku menoleh segera. Ternyata itu Rama! Wajahku langsung berubah merah padam. Tenang Bunga... Tenang. Bersikaplah seperti biasa.
"Oh Rama! Aku pikir siapa. Kukira komplotan penculik ingin menculikku dan meminta tebusan."
Rama terdiam sesaat. Ia melirikku dengan tatapan aneh. Oh, Tuhan! Apa yang telah kukatakan? Aku memukul jidatku sendiri.
"Oke.. Itu agak drama." kata Rama.
"Maafkan aku, Rama. Aku masih terngiang adegan serial Son of Anarchy yang disetel Sally minggu lalu di rumahku."
Rama tertawa kecil. "Tak apa. Kau belum pulang?"
"Ini mau pulang, tapi belum ada bus yang lewat." kataku sambil menoleh ke kanan dan kiri.
"Ee... Bunga." Rama ikut menoleh ke arah bahu jalan. "Jalan depan sekolah kita tidak dilalui bus."
"Oh!" aku menggerutu dalam hati. Mona bilang ia pernah naik bus di depan sekolah. Terkutuklah dia berani berbohong padaku. "Biasanya aku dijemput mama.. Tapi sepertinya hari ini mama tidak bisa datang."
Rama tersenyum. "Bagaimana kalau aku antar kau naik bus? Kita bisa berjalan sampai di ujung jalan sana. Di sana ada halte bus."
"Boleh."
Kedua, Rama sangat rendah hati. Ia mau membantuku di saat aku kesulitan.
Aku pun menyetujui usul Rama. Kami berdua berjalan bersama sembari memgobrol ringan.
"Tadi kau bilang, mamamu yang biasa menjemputmu sepulang sekolah?" tanya Rama.
"Iya. Tapi hari ini sepertinya dia sibuk."
"Sibuk?" Rama bertanya.
"Menulis artikel cara mengurus remaja. Kau bisa baca artikel mamaku di majalah Good Housekeeping. Semua ibu-ibu sudah dibodohi oleh artikel itu."
"Mamaku juga membaca artikel di majalah Good Housekeeping." kata Rama.
"Eh?" Aku terkejut lalu menoleh ke arah Rama. "Maafkan aku.."
"Hahaha... Tak apa. Mereka memang suka membacanya."
Setibanya di ujung jalan, Rama mengajakku menyebrang bersama. Kami berdua berjalan sedikit ke arah halte bus yang tadi ditunjukkan Rama. Kami berdua pun menunggu bus yang lewat bersama beberapa penumpang lainnya.
"Lalu saat ini apa kau sedang ada waktu luang?" tanya Rama.
"Aku?" Aku menoleh ke arah wajah Rama. "Tidak.. Aku bebas."
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI KE AWAL [COMPLETED]
RomansaBunga mencoba move on setelah putus dengan Rama. Namun kemana pun ia melangkah, ada bayangan sang mantan di situ. - 14 Juni 2018 -