22 : Pisang Caramel

4.6K 964 75
                                    

Gak ada yang spesial di liburan semester 1 ini. Ya biasa kayak tahun-tahun yang lalu.

Keluargaku pulang kampung, natalan bareng keluarga besar, kumpul, bercanda bareng, dan begitu.

Sebelum tahun baru pun aku udah pulang ke rumah. Soalnya mas johnny udah janjian tahun baru bareng squadnya. Nah aku sendiri juga udah gak betah di desa.

Terus yaudah, aku cuma di rumah, bantuin ibu nyuci piring, nyapu, nyetrika baju, dan pekerjaan rumah lain. Kak mark juga udah intensif les karena januari udah ada try out gitu, terus mas johnny juga udah mulai ngerjain skripsi.

Liburan berlangsung cepat, karena minggu ini aku udah masuk sekolah lagi.

"Aduh, ini kayaknya bentar lagi ada yang mau 17 tahun," sindir Shuhua begitu aku masuk kelas.

"Maknaenya kelas nih, udah mau legal masa?" Jisung ikut-ikutan.

Iya. Ini ngebahas aku. Siapa lagi sih yang ulang tahunnya bulan januari begini? Di kelas sih kayaknya cuma aku.

Aku gak hafal tanggal lahir anak kelas.

"Mau dikado apa buat sweet seventeen?" Siyeon mendekati aku.

Aku berdecih. "Kayak mau ngado aja"

"H- berapa sih ini? Seminggu?" Jeno tanya.

"6 hari. Pokoknya kamis minggu depan kantin disewa sama nanas," kata nakyung.

Aku cuma terkekeh lalu meletakkan tas. Masih minggu awal begini memang agak santai, apalagi kelas 12 sudah mau banyak ujian. Tinggal nunggu libur-liburnya.

"Minggu depan bukannya libur?" Jaemin ikutan gabung.

Aku menoleh. "Iya. Hari senin sampe rabu katanya"

"Eeee udah cari info. Persiapan nih?" Goda Felix.

"Kan tau dari kak mark," ujarku.

Temen-temenku ini memang suka begitu. Padahal mereka sendiri yang udah countdown sejak desember. Iya, countdown lewat grup kelas.

Katanya aku maknae, jadi harus dijaga.

Plis dong, aku gak se maknae itu.

"Permisi, ada yang mau pisang karamel gak?" Teriak seseorang dari pintu.

Kelasku yang tadinya lagi ngobrol bareng langsung berlomba ke pintu kelas, menghampiri si tukang pisang karamel.

Ternyata yang jualan itu Saeron, anak ips.

"Berapaan nih ron? Seribu?"

"Yee anjing ya. Seribu gue rugi dong," keluh saeron.

"Gue ambil dua nih. Berapa?"

"Kalo satu 2 ribu. Kalo dua 3 ribu," kata saeron.

Anak kelas langsung dulu-duluan gitu ngambilnya. Kalo aku yang jualan sih pasti udah khawatir gak bakal dibayar.

Tapi berhubung saeron orang luar, pada bayar.

"Eh ini masih 3, nas beli gak?" Tanya saeron sambil ngelihat aku.

Aku menggeleng. "Gak ah, gak ada yang bayarin"

"Yeee kan lo yang mau ulang tahun. Masa minta bayarin?" Kata saeron.

Aku meringis. Saeron ini dulu sekelas sama aku pas kelas 2 SMP. Kok masih inget aja ya sama ultahku.

"Ini tinggal 3, beneran gak ada yang mau beli?" Tawar saeron.

Anak kelas udah pada diem, makan pisang karamel masing-masing.

"Sini gue ambil semua. 5 ribu tapi," haechan tiba-tiba masuk ke kelas.

"6 ribu dong chan," kata saeron memelas.

Haechan mengangkat bahunya cuek. "Yaudah kalo gak mau"

"Ah iya iya udah sana ambil aja, 5 ribu ya," kata saeron sambil menyodorkan 3 pisang karamel ke haechan.

Haechan tersenyum puas lalu menyerahkan uangnya. Terus dia ambil 1 pisang karamel, habis itu pergi.

"Loh chan, ini yang dua," panggil saeron.

"Gue cuma mau satu. Itu siapa yang belum makan ambil aja," kata haechan.

Saeron mendengus. "Gue udah mabok kali di rumah makan ginian. Gengs, ini punya haechan siapa yang mau ambil?"

Felix, hyunjin, jaemin, dan jisung udah rebutan. Pokoknya udah sahut-sahutan "punya gue. Punya gue"

Aku cuma menghembuskan nafas. "Yaudah itu dua dibagi empat napa," kataku.

"Pinter anjir. Kok gak kepikiran?" Kata felix.

Hyunjin langsung menoyor felix. "Lah emang gak mikir kan"

"Eehh apaan, lo kan udah pada makan. Yang belum makan pisang karamel siapa, yang udah gausah," cegah haechan.

Renjun menunjuk aku. "Dia tuh gak beli, gak minta, belum makan. Udah itu buat nanas aja," kata renjun.

Haechan mengangguk. "Yaudah ambil sana"

Aku melihat ke sekeliling. Jaemin udah ngode aku sambil senyum-senyum. Heejin juga begitu.

"Buruan diambil, itu saeron udah pegel berdiri," kata haechan lagi.

Jaemin ini terus dorong-dorong lenganku gitu. "Buruan diambil, itu sana loh"

Aku akhirnya berdiri dan mengambil dua pisang karamel tadi.

"Makasih, chan," kataku. Aku udah mencoba buat gak terlihat awkward sama sekali.

Soalnya, ini interaksi pertamaku sama haechan di awal tahun.

"Hmm," gumam haechan.

Heejin bergeser berdiri di sebelahku. "Buat yang belom makan katanya. Padahal itu emang daritadi udah ngelirik lo, tapi gak berani bilang langsung"

Aku menyikutnya. "Apasih"

Gantian jaemin yang godain aku. "Acia cia. Dikoleksi aja, gaudah dimakan. Dibeliin loh sama haechan"

Aku kadang heran, kok bisa ya aku curhat sama jaemin dan heejin begini?

🌱🌱🌱

      

       

        

       

Headphones ✔ haechan [Au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang