Langit-langit kamar adalah hal pertama yang aku lihat begitu buka mata. Aku mencari hp untuk mengecek jam, sudah jam enam sore.
Aku membuka kamar, agak kaget juga karena rumah hening. Tumben aja, biasanya suara-suara laknat udah memenuhi rumah, apalagi mendekati jam makan malam begini.
Kamarku dan kedua kakakku ada di lantai dua. Jadi, aku harus turun tangga dulu kalau mau mengecek keadaan, karena di lantai dua cuma ada tiga kamar.
"Aduh, baunya," keluh ibu begitu aku lewat.
"Bau banget? Yaudah deh habis ini aku mandi"
Ibu terkekeh. Masih sibuk memasak di dapur.
Aneh. Sepi loh rumah ini.
"Ayah belum pulang?" Tanyaku.
"Lembur katanya"
Aku mengangguk mengerti.
"Yang lain?"
Yang lain yang aku maksud ya pastinya dua cowok yang merupakan kakakku.
Ini sudah jam enam, gak mungkin kalau belum pulang.
"Tadi pamit pergi"
"Mereka berdua? Kemana?"
"Timezone"
Aku mendengus sebal. Ini nih yang aku gak suka lagi dari mereka berdua. Kalo pergi sukanya gak ngajak. Katanya, aku masih kecil, gak boleh ikut-ikutan. Apasih, aku udah gede tau, udah 17 tahun juga.
Eh, baru mau 17 tahun.
Aku naik lagi, menyusun strategi buat ngambek masal ke mereka berdua. Ya lagian main gak ngajak-ngajak, gimana aku gak jengkel?
"Loh, adek mau kemana? Gak makan dulu?"
"Gak, bu. Nanti aja nunggu yang lain"
Aku menutup pintu kamar. Lebih baik sekarang aku mandi dulu.
🌱
"Tau gak, dek? Tadi mark kena bola basket pas main hahaha," cerita mas johnny saat makan malam.Aku diem. Iya, jadi aku berniat diemin mereka berdua. Iri tau, mereka main sedangkan aku ditinggal. Berasa aku saudara tiri banget.
"Daripada kakak, masa cewek di timezone dimodusin. Malu-maluin," sahut kak mark.
Ibu melirik aku yang kelihatan gak peduli sama sekali sama cerita mereka. Lalu ibu geleng-geleng. Maaf ya bu, ribet emang kalo punya anak kayak aku.
"Dek?" Panggil mas johnny.
Aku gak menjawab, pun gak berdehem. Aku lanjut makan, pura-pura budeg aja.
"Ngambek nih?" Senggol kak mark.
"Apasih. Sokap," ujarku agak marah.
Mas johnny sama kak mark langsung diem. Gak ada niat berbicara lagi bahkan sampai makan malam selesai.
Setelah nyuci piring, aku langsung pergi lagi ke kamar. Pokoknya menghindari dua kakakku.
Haechan🔽
|nas dimana
Rumah|
|keluar yuk
|refreshingMales|
|beneran males?
Banget|
|yaudah gue pulang aja deh
|selamat istirahatApaan|
Emang lo dimana?||di ruang tamu. Ngobrol sama ibu lo
Ngibul|
|cek dulu dong sayang, jgn ngibul ngibul gitu
Aku membaca pesan terakhir haechan lalu berlari keluar kamar. Begitu sampai di tangga paling bawah, aku lihat haechan senyum ke aku sambil melambaikan tangan.
Ternyata gak lagi bohong. Loh, terus mau ngapain?
"Kirain kamu udah tidur," ujar ibu lalu meninggalkan aku dan haechan berdua di ruang tamu.
Aku duduk di sofa seberang haechan. Awkward juga karena kita cuma berdua.
"Nyari siapa? Mas johnny apa kak mark?" Tanyaku. Soalnya dia biasanya memang gitu.
"Nyari kamu"
"Geli tau kamu-kamuan"
Haechan terkekeh. "Beneran, nyari lo. Mau ngajak main"
"Kemana?"
"Pasar malam. Yuk, kan gue udah disini nih, masih mau nolak atau enggak?"
Aku mendengus. "Iya iya. Berdua doang?"
"Emang mau kalo ngajak kakak lo?"
Aku menggeleng secara spontan. Aku kan lagi ngambek sama mereka. Ini aja gak tau, mereka kemana lagi. Kayaknya sih main ps di kamar mark.
"Yaudah sana ganti dulu. Gue tungguin"
Aku mengangguk, menuruti perintah haechan.
Besok hari apa sih? Sabtu apa jumat ya?
Oh sabtu, pantesan berani ngajakin main malem-malem.
🌱🌱🌱
Ibu dan ayah!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Headphones ✔ haechan [Au]
Fanfic❝Things that are get twisted is just like earphone in a pocket❞ 🔜18.06.19 🔚18.12.17