Headphones ✔ haechan [Au]

16 : Silent silent saja

"Masih belum balik juga apa suaranya?" Tanya nancy ke aku.

Aku mengangguk aja. Padahal ini tuh udah dua hari, tapi kenapa masih aja serak dan pelan gini.

Ya mungkin efek juga aku gak sengaja minum es sirup yang ada di kulkas. Hhh kan lupa.

"Woy pr lo udah belom?" Jeno menyenggol lenganku.

Aku mengangguk. Ini beneran aku menghindari ngomong karen tenggorokanku sakit parah kalo dibuat ngomong.

"Bukunya shuhua mana anjir," jaemin dateng langsung merusuh mejaku.

Aku menunjuk meja seberang.

"Hah? Dimana?"

"Itu ih disana," jawabku akhirnya.

Jaemin ketawa lalu mendekati aku. "Buset dah, lo ngomong apa ndesah sih? Suara napas doang"

"Berisik ah minggir," kataku pelan.

Ya jaemin cuma ketawa aja lah. Emang temen kurang ajar tuh begitu.

Aku menopang kepala, pengen bacot tapi kok suara gak mendukung. Yaudah deh aku diem aja.

"Woy anjir pr mana pr? Nyontek lah," suara haechan tiba-tiba memenuhi kelas.

Sambil grasak grusuk naruh tas, ambil buku, dan nyari bangku sama contekan buat ngerjain pr nya.

"Anjeng itu buku shuhua mana, bawa sini gak?" Protes jaemin waktu bukunya diambil paksa sama haechan.

"Ahelah berbagi napa sih," haechan gak mau kalah.

Aku memperhatikan mereka. Iyalah, mau ngapain lagi, toh daritadi aku juga emang gak ada kerjaan.

"Cari yang laen sono ah. Ini punya shuhua udah gue booking sama felix," jaemin merebut kembali buku shuhua.

Haechan udah panik, dia nyari-nyari gitu. Terus dia tanya siyeon, "Yeon pr lo udah belom?"

"Belom. Ini lagi nungguin punya shuhua"

Terus haechan tanya ke nancy. "Nan, udah?"

"Itu dibawa jisung sama hyunjin"

Aku diam saja. Selain gak kuat ngomong, juga nungguin dia nanyain aku. Ya soalnya kan nancy sama siyeon dan shuhua duduknya deket aku.

Tapi aku langsung kecewa begitu haechan langsung pergi tanpa tanya dulu ke aku, apa aku udah ngerjain pr atau belum.

Padahal aku udah ngerjain. Ya bukunya lagi dibawa jeno sih, tapi kan mereka bisa barengan.

Aku cuma menghembuskan nafas. Sedih tapi juga gak tau kenapa harus sedih? Apa karena di diemin haechan?

"Lah, napa dia gak tanya punya nanas. Kan udah lo nas?" Kata siyeon.

Aku mengangguk. "Tapi bukunya di jeno"

"Ya berdua juga gapapa kali mereka," ujar siyeon.

Aku cuma mengangkat bahu. Gak tau juga yeon, terserah aja.

      

🌱

      

"Nah, silahkan berkumpul sesuai kelompok," kata guru ekonomiku.

Barusan kita dibagi jadi beberapa kelompok, berhitung gitu biar adil katanya.

Aku menghembuskan nafas kasar, aku sekelompok sama haechan.

Gak tau juga kenapa sikapnya mendadak berubah gitu. Yang tadinya suka ngerusuhin, terus mendadak diem. Kan aku juga jadi gak enak dan merasa harus jaga jarak.

Terus ini malah satu kelompok.

"Sini buruan, ayo kelompok 2," shuhua teriak.

Untung sih aku masih sekelompok sama shuhua juga. Terus ada jeno sama nakyung juga. Jadi ya aku masih ada temen ngobrol.

"Sana ih gue mau sebelah shuhua," usirku ke jeno yang malah menyisakan tempat kosong disebelah haechan.

"Hah? Apa?"

"Lo geser," kata nakyung.

Jeno berdecak, tapi juga nurut. Dia langsung pindah tempat duduk disebelah haechan. Nah aku duduk disebelah shuhua sama jeno.

"Sini gue aja yang nulisin materinya. Kalian yang nyari," kataku.

"Translate dong, gak denger gue dia ngomong apa," kata jeno.

Shuhua terkekeh tapi juga menjelaskan. "Kita yang nyari materi, katanya dia mau nulis aja. Yaudah sekalian aja kita bagi materi, ntar kalo udah dapet langsung dikte ke nanas"

Aku menyobek kertas lalu nulis nama kelompok, sambil dengerin juga sih shuhua bagi-bagi tugas.

"Ini harus urut gak?" Tanya haechan yang daritadi cuma diem aja. Sesekali bercanda bareng jeno.

"Iya aja, ntar ibunya ngamuk kalo gak urut," kata nakyung.

"Yaudah itu jeno duluan," shuhua menunjuk jeno.

Jeno mendikte materi yang dia dapat, aku tulis.

Setelah jeno giliran nakyung, baru shuhua, yang terakhir haechan.

Tapi, begitu giliran shuhua selesai, haechan malah berdiri.

"Lah, mau kemana anjir? Itu diktein dulu," kata jeno menarik lengan haechan.

"Lo aja diktein, gue mau ke kantin. Laper," kata haechan.

"Bentar doang, ntar pas mau presentasi chat jaemin aja, ntar gue balik," lanjutnya.

Haechan ini lantas ijin ke guru bareng sama jaemin. Jeno ya berdecak aja karena dikhianati temannya.

"Hpnya ditinggal?" Tanyaku.

Jeno mengangguk. "Iya. Sini gue diktein"

"Mana sini gue salin sendiri aja," kataku.

Jeno menurut, dia menggeser hp haechan sampai di depanku. Aku lantas segera menyalinnya.

Ini perasaanku doang atau haechan memang beneran menghindar dari aku?

🌱🌱🌱