Bab 7

57 16 0
                                    

Sebelumnya, Minal Aidin Walfaidzin
Mohon maaf lahir dan batin.
Semoga amal ibadah kita di bulan puasa ini diterima oleh Allah.
Amin.

07.30
Kelas XI IPS 2 sangat rusuh. Yah--apalagi kalau bukan jam pelajaran kosong. Ada yang duduk di meja, ada yang sedang gosip, ada yang tiduran di lantai, ada yang sudah tidur dan ada juga yang sedang mengusil teman-temannya.

Tetapi, itu semua tidak berlaku untuk cowok yang sedang melamun di pojok belakang kelas. Entah, sepertinya ia sedang memikirkan seseorang. Pandangannya kosong namun pemikirannya tidak. Yah--cowok itu sedang memikirkan cewek yang dari tadi pagi ia tidak jumpai.

Cowok itu adalah Renaldo Atta. Ia ternyata sedang memikirkan Lolita. Cewek yang ia suka sejak pertama melihatnya, kini tak kunjung terlihat. Aldo sudah mengirimkan pesan, namun Lolita tidak membalasnya. Aldo berfikir mana mungkin cewek sepintar, serajin, seteladan, segalanya itu tidak berangkat sekolah. Jika iya, pasti ada sesuatu yang terjadi pada Lolita entah ia sakit ataupun ada acara keluarga. Aldo terus melamun di pojok belakang kelas. Seketika teman sebangkunya Aldo--Fino mendekati Aldo, dan Aldo pun--

"WOYYY!" Fino mengageti Aldo.

"Astagfirullah." Entah sejak kapan Aldo menjadi alim seperti ini.

"Ce'ellah sekarang lo tobat ya, Do." Ledek Fino.

"Gila lo, gue ini anak baik-baik. Lagian lo kenapa si ngagetin gue aja. Nggak tau apa kalo jantung gue mau copot tadi." Lalu Aldo memalingkan wajahnya.

"Lo cowok apa bukan si? Dibilang gitu doang kok langsung ngambek gitu deh."

"Ya gue cowok lah. Emang kayak lo apa banci." Aldo menghina, ia mungkin merasa kesal pada Fino.

"Iya iya, maafin gue ya sayang. Gue emang yang salah kok." Seketika Fino mendadak jadi ngondek, entah ia kesambet setan mana.

"Astagfirullah." Aldo menyebut lagi.

"Ah lo mah sok-sok jadi anak alim. Udah ah gue mau to the point aja." Jelas Fino.

"Ah lo, emang lo mau apa si?" Aldo mulai kesal dengan tingkah teman sebangkunya ini. Bagi Aldo, tumben ia aneh begitu sikapnya.

"Lo kenapa coba dari tadi ngelamun gitu? Padahal masih pagi? Lo belom sarapan atau jangan-jangan..."

"Jangan dimakan." Jawab Aldo singkat.

"Emang bego lo ya, gue ngomong lo kok kayak ngga perhatiin pembicaraan gue, deh." Fino manyun.

"Lo-nya si. Iya dah maaf. Lo sebenarnya mau ngomong apa si Fin, kok kayaknya serius amat. Amat aja nggak serius." Aldo malah nglawak.

"Udah deh jangan kek orang bego mulu. Lo kenapa sebenernya do? Tumben-tumbenan lo nglamun kek gitu. Kayak orang kesambet tau nggak?" Cibir Fino.

"Lah gue emang ngapain?" Aldo malah sok polos.

"Dari tadi lu itu nglamun be-- PINTERRR" Fino mulai memanas.

"Ah, apa iya si?"

"Udah ah. Lo pasti lagi mikirin cewek itu kan?"

"Cewek siapa ah?" Aldo pura-pura tidak tahu.

"Lolita lah, cewek tetangga sebelah. Lo itu ya lama-lama pingin gue cincang deh. Sok polos banget deh dari tadi."

"Cicing ah cicing."

"Dasar manusia. Gue cincang bukan malah lo jadi ngomong Bahasa Sunda."

"Aya naon atuh?"

"Au ah, lo mau gue kasih info malah kayak gitu. Gue cabut ah, ke kantin." Fino manyun.

HY (Hate You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang