22. Pergi

12.7K 1K 5
                                    

"Makasih udah nganterin Rena," ucap Rena pada Arga

Mereka kini sudah berada didepan rumah Rena, setelah dari cafe tadi, mereka bedua memutuskan untuk pulang, dan berakhir pada Arga yang mengantar Rena ke rumah gadis itu.

"Mau masuk gak?" tawar Rena.

"Gak usah, langsung pulang aja," jawab Arga, setelah mendapat balasan senyum tulus dari Rena, Arga melangkahkan kaki menuju motor miliknya.

"Arga!"

Langkahnya terhenti saat Rena memanggilnya, ia pun berbalik dan tanpa disangka Rena langsung memeluknya, namun Arga tetap membalas pelukan gadis itu.

Alis tebal Arga menyatu menatap bingung pada gadis yang berada di pelukannya ini, tangannya terulur untuk mengusap pelan rambut panjang Rena.

"Tumben?" hanya itu yang mampu Arga katakan, karna ia juga bingung pada dirinya, mengapa ia bisa segugup ini saat dipeluk Rena.

"Gak tau, pengen aja gitu meluk Arga, rasanya kaya kita bakalan pisah lagi, kayanya bakalan ada yang pergi di antara kita."

"Lo ngomong apa sih? Siapa yang mau pergi?" ucap Arga, tangannya masih setia mengelus rambut Rena "Atau lo yang mau pergi, lo yang bakalan ninggalin gue?"

Tatapan tajam Rena dapatkan dari Arga, yang ditatap hanya menggeleng menenggelamkan kepalanya di dada bidang Arga.

"Bukan Rena, tapi Arga, Rena rasa Arga nanti bakalan ninggalin Rena." Rena mengangkat kepalanya menatap Arga karna cowok itu lebih tinggi dibanding dirinya, atau memang ia yang terlalu pendek.

Mata bulat gadis itu menatap mata hijau milik Arga, wajahnya berubah serius, ia khawatir kalau yang ditakutkannya selama ini akan terjadi.

"Arga, apapun yang terjadi jangan tinggalin gue ya." mata bulat miliknya kini sudah berkaca kaca.

Arga hanya terkekeh kecil "Emang siapa yang mau ninggalin lo? Justru gue seneng punya temen kaya lo, berkat lo, gue udah deket lagi sama Mama, Mama sekarang udah lebih banyak ngeluangin waktunya buat gue."

Tangan Arga yang tadi mengusap rambut Rena kini beralih mencubit hidung mungil gadis itu. Ia selalu gemas pada Rena.

Rena hanya menyengir "Udah ah sana pulang."

"Ini juga mau pulang. Yang meluk meluk tadi siapa? jadi gak bisa pulang kan." ucapan Arga berhasil membuat pipi gembul gadis itu memerah.

Segera ia melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah, meninggalkan Arga yang masih tertawa pelan melihatnya.

"Jangan lupa nanti sore kerumah, diajak Mama makan malam bareng!" teriak Arga setelah itu ia pergi meninggalkan pekarangan rumah Rena.

***

Rena kini telah siap, ia hanya memakai pakaian seperti biasa saat pergi kerumah Arga, ini hanya makan malam biasa, jadi tidak perlu memakai pakaian bagus.

Kakinya kini melangkah menuruni tangga, matanya menangkap sosok sang Kakak yang berada didepan pintu, segera ia berlari menemui kakaknya.

Seperti biasa, ia mengambil tas Aldo, membawanya kekamar Kakaknya itu, lalu ia turun lagi untuk membuatkan coklat panas kesukaan Kakaknya yang tak pernah terlupakan.

Sebelum mendengar suara pecahan lagi, ia buru buru meninggalkan kamar itu, ia hampir terlambat untuk pergi kerumah Arga.

Seperti biasa, ia hanya perlu berjalan kaki untuk sampai kerumah Arga.

Rena menatap pintu yang menjulang didepannya, dengan tak sabaran ia menekan bel yang berada di dekat pintu.

Tak perlu menunggu lama, Arga pun datang dengan senyum khasnya, membuat siapa saja yang melihat akan lupa dunia.

Annoying Girl (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang