Saat sampai di depan pintu kelas, Rena baru menyadari jika kakinya masih sakit. Alhasil ia pun kembali masuk dengan pincang karna kakinya yang mendadak nyeri.
"Arga pliss, jangan marahin Rena ya. Kaki Rena lagi sakit. Nanti aja marahnya." Rena memohon dengan wajah memelas.
Melihat Arga yang diam saja, Rena menghela nafas lega. Ia kembali duduk dibangkunya dan mulai membuka sepatu serta kaos kaki.
Terlihat jelas jika kakinya kembali membiru setelah kemarin mulai membaik. Rena memijat kakinya dengan teliti.
Arga yang melihat itu pun berdiri. Ia berjalan keluar kelas. Entah mau kemana, cowok itu pergi tanpa mengatakan apapun.
"Bukannya dibantuin, malah pergi. Dasar manusia gak berperasaan," kesal Rena masih memijat kakinya.
Tak lama Arga datang membawa plastik berisi es batu dan sebuah kain. Ia meletakkan kain itu di atas meja Rena.
"Lo mau jualan es?" tanya Rena dengan tampang polosnya.
Arga memutar bola mata malas. Ia duduk menghadap ke arah Rena.
"Eh mau ngapain lo. Awas kalau macem-macem," tuduh Rena.
Arga hanya diam. Tangannya bergerak membuka plastik berisi es batu itu lalu membungkusnya dengan kain.
Rena masih bingung dengan apa yang dilakukan oleh Arga. "Lo mau ngapain sih sebenarnya?"
"Diem." singkat, padat, dan jelas.
Arga menarik kaki Rena ke atas pahanya lalu mulai mengompres kaki gadis itu dengan kain berisi es tadi.
"Arga baik banget," pekik Rena.
Arga menatap Rena tajam. Rena pun menyadari jika ia sekarang menjadi pusat perhatian.
"Diam," ucap Arga menyentil kening Rena.
"Sakit bego."
Cowok itu melotot pada gadis yang berani-beraninya mengatakan itu pada seorang Arga.
Untung saja guru datang dan membuat suasana kembali seperti semula.
***
Saat bel istirahat berbunyi. Rena memilih berjalan ke kantin sendiri karena Arga dan teman-temannya sedang berlatih basket. Kakinya sudah mulai membaik setelah tadi dikompres Arga.Ia merasa bosan di kantin. Rena sendirian, tidak ada yang bisa diganggu. Tidak ada juga yang mengganggu. Memang siapa yang mau mengganggunya, teman saja Rena tidak punya.
Setelah selesai makan. Ia memilih kembali ke kelas. Karena jalan kearah kelas melewati lapangan. Ia tak sengaja melihat anak basket yang sepertinya sedang beristirahat.
Terlihat beberapa dari mereka sedang duduk dipinggir lapangan dengan nafas ngos-ngosan.
Tapi bukan itu yang menjadi perhatian Rena. Ia melihat salah satu cowok diantara mereka yang duduk menyamping. Kepalanya menghadap pada teman disebelahnya. Sepertinya mereka sedang mengobrol.
Cowok itu melepas baju miliknya dan mempelihatkan perut yang nyaris sempurna.
Semua siswi tak berkedip menatapnya. Ada juga beberapa yang terang-terangan memuji cowok itu.
Saat cowok itu berbalik membelakanginya. Rena dibuat terdiam mematung. Betapa terkejutnya ia melihat tato dibagian pundak belakang siswa itu. Tato berbentuk mawar merah.
Tato itu adalah satu satunya bukti Rena untuk menemukan pelaku sebenarnya. Pelaku yang sudah membuat hidupnya seperti ini, seperti di neraka.
Rena menghela nafas kecewa. Ia tidak bisa melihat wajah cowok itu. Tapi postur tubuhnya seperti tak asing lagi bagi Rena
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Girl (Selesai)
Ficção AdolescenteSERIES #1 Highest rank #77 of 53,1k in Teen [25/1/2021] #31 of 37k in Random [25/1/2021] #43 of 36,6k in Indonesia [25/01/2021] #239 of 17k in acak [27/09/2020] #33 of 135k in fiksiremaja [16/01/2021] #219 of 217k in remaja [25/1/2021] #27 of 15,2k...