8. Bersaudara

12.7K 1.1K 15
                                    

Pagi pagi sekali Rena bangun, bukan apa apa, ia hanya ingin memasak, entah mengapa hari ini ia ingin memasak, sudah lama juga Rena tidak memasak untuk Aldo kakaknya.

Gadis itu beranjak dari kasur, segera pergi ke dapur dan ternyata disana sudah ada bi Ida "Bi hari ini Rena yang masak ya."

"Tumben non Rena mau masak, ada apa non?"

"Gak papa bi, Rena pengen aja, masak buat bang Aldo."

"Oh, yaudah kalau gitu bibi bisa bantu apa?"

"Bibi bantuin Rena potong potong aja ya."

"Oke non."

***

Setelah selesai memasak, Rena kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri dan bersiap siap pergi ke sekolah.

Saat ia akan berangkat, Rena tak sengaja melihat Aldo yang memakan masakannya dengan lahap.

Senyumnya mengembang, ia berjalan ke meja makan dan ikut bergabung "Abang, ini Aya yang masak loh, Aya masakin makanan kesukaan bang Aldo."

Gerakan tangan Aldo terhenti, segera ia mengambil air dan meminumnya, lalu beranjak dari duduknya.

"Loh bang, kok makanannya gak di habisin?" tanya Rena bingung.

"Gak napsu," jawabnya dingin "Gue gak sudi makan makanan dari tangan pembunuh," ucapnya berlalu pergi.

Rena tersenyum miris, sampai kapan kakaknya membencinya, ia hanya ingin membuat Aldo senang, Rena pikir dengan memasak makanan kesukaannya, Aldo akan suka.

"Bi, Rena berangkat ya," ucapnya tanpa semangat.

"Iya non, hati hati."

***
Sampai dikelas, Rena sama sekali tidak memiliki semangat melakukan apapun, biasanya ia akan merecoki Arga setiap pagi.

Tapi Rena tau, lebih baik ia mencari pelaku sebenarnya daripada sibuk dengan kesedihannya.

Rena menoleh ke arah Arga yang tengah sibuk dengan ponselnya, melihat itu ia langsung menyandarkan kepalanya di bahu Arga.

Arga yang sedari tadi fokus bermain game kini terganggu karena merasakan beban di bahunya, ia pun menoleh ke arah Rena.

Disana Arga dapat menatap wajah Rena yang menutup matanya dari dekat, ia sadar, ada beberapa kemiripan diwajah Rena dengan sahabat kecilnya.

"Biar kaya gini ya, gue ngantuk," ucap Rena dengan suara yang agak serak, lamunan Arga pun terbuyar.

Arga hanya membiarkan saja, sepertinya Rena memang benar benar mengantuk, daripada Rena mengganggunya lebih baik ia diam.

"Arga," panggil Rena masih dengan mata tertutup.

"Hmm."

"Gue lagi sedih." Arga tak menjawab ia hanya menunggu Rena melanjutkan ceritanya "Gue cuma pengen dia seneng emang salah?"

"Gak."

"Gak apa dulu nih? gak salah atau gak tau?"

"Gak salah"

"Trus kenapa dia marah?"

"Gak."

"Gak apa lagi nih?"

"Gak tau."

Rena mengangkat kepalanya sambil berdecak "Arga gak asik," rengutnya.

Arga memutar bola matanya, Rena kembali, dasar pengganggu.

"Argaaaaa," panggil Rena.

"Apa?" jawab Arga dengan malas.

"Gue mau nangis ini," ucap Rena memasang wajah lugunya.

Annoying Girl (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang