05

8.4K 398 5
                                    

Hai, sebelum emmbaca author mau minta ketersediaanya buat vote dan komen yaa.. karena satu vote dan satu komentar dari kalian sangat berarti bagi author. Terimakasih dan haappy reading :)

------------------------------------------------------------

Seharusnya aku tidak pantas berada di titik serendah ini.

---0---

Waktu di jam dinding kelas sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih lima menit. Anara masih dibuat celingkukan dengan keberadaan teman sebangkunya lantaran sejak tadi pagi dia masuk di sekolah elit ini tempat duduk sebelah Anara itu masih terlihat kosong seperti tak berpenghuni. Sudah tiga mata pelajaran selesai dengan cepat dan hal ini tidak membuat Anara terbebani karena materi yang diajarkan masih sama seperti materi yang juga diajarkan di sekolah Anara yang dulu.

"Hai Siti, gimana tadi pelajarannya bisa ngimbangin ngga?" Tanya Eci yang kembali mendekat ke arah Anara.

"Lumayanlah sebelas dua belas sama SMA saya dulu"

"Syukur deh kalau gitu berarti gue bisa belajar sama lo dong buat memahami materi pelajaran yang tadi?"

"Boleh, nanti kita belajar sama - sama aja ya" Balas Anara menyetujui.

"Oke setuju gue! jadi kita mau belajar kapan nih kira - kira?"

Anara memutar bola matanya dia mulai berpikir keras kapan waktu yang tepat untuk belajar bersama karena disisi lain Anara harus bolak - balik kerumah sakit untuk mengetahui perkembangan Kanaya.

Tidak ada jawaban yang terlontarkan oleh Anara membuat Eci sedikit kebingungan. "Gimana kalau besok sepulang sekolah aja? Nanti kita belajarnya di rumah gue aja gimana?"

Anara kemudia menggangguk. "Iya gitu juga boleh"

"Oke deh besok gue bakal bawa lo gubuk kecil gue, HAHAHA" Eci tertawa kecil.

Dari luar kelas terdengar suara riuh yang membuat fokus Anara terpecah. Anara sedikit kikuk berada di posisinya karena melihat banyak sekali siswi yang berhamburan lari berlalu lalang melewati depan kelasnya.

Eci tersenyum kecil. "Lo ngga usah bingung. Mungkin itu Jevan yang baru berangkat ke sekolah" Jelas Eci membuat Anara semakin tambah kikuk.

"Kenapa dia baru berangkat? Inikan sudah jam sepuluh lebih? bukannya di peraturan juga sudah tertulis jelas jika waktu masuk ke sekolah dimulai pukul setengah tujuh?" Tuturnya.

"Persturan itu memang ada di sekolah ini, namun kebanyakan peraturan tersebut dibuat untuk dilanggar" Ujar Eci tersenyum miring.

"Maksudnya?" Dari sini Anara mulai tambah bingung dengan penjelasan yang disampaikan oleh temannya itu.

"Sekolah menerapkan peraturan namun peraturan tersebut tidak berlaku bagi anak - anak kolongmerat yang memiliki kasta tinggi seperti Jevano. Jadi wajar kalo dia baru berangkat jam segini"

"Kalo gitu berarti ngga adil dong ci?" protes Siti.

"Lo ingat saat pertama kali lo masuk di gerbang sekolah ini?"

Siti menjawab dengan anggukan.

"Saat itu juga warga sekolah ini menyambut kehadiran lo dengan ucapan selamat datang di sekolah munafik dimana anak - anak berduit yang berkuasa diatas segalanya." Terang Eci.

The Perfect Cupu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang