*****
Jevano
Setelah meninggalkan Cupu dan orang tua itu Jevano menuju ke ruang komite. Apalagi yang akan Jevano cari kalau bukan Kanaya, Jevano harus tau dimana Kanaya berada.
Baru saja Jevano ingin mengetuk pintu ruang komite namun telinganya terlebih dahulu mendengarkan pembicaraan yang sangat jelas tertangkap. "Pastikan jika Kanaya tidak akan pernah bangun dan saya harap kalian bisa membunuh Kanaya tanpa ada seorang pun yang tau!"
Jevano memastikannya kembali dengan mendekatkan telingannya ke pintu ruang komite, harusnya Jevano tau ada cctv yang mengawasi dirinya saat sedang menguping yang membuat pembicaraan itu terhenti seketika.
Apa yang mereka bicarakan? Gue ngga salah dengar itu soal Kanaya, jadi mereka yang nyembunyiin dimana keberadaan Kanaya?
Jevano menjauhkan telinganya dari pintu dan terdiam, berusaha mencerna kembali.
Crekkk... Suara pintu terbuka.
"Jevano ada apa kamu kesini?" Tanya Bu Mega dia adalah sekretaris ayahnya.
Kenapa harus Bu Mega yang keluar dari dalam ruangan? Kenapa bukan anak buah ayahnya yang lain?. Jevano sangat memiliki dendam tersendiri bagi wanita bernama Megasinta ini karena dia adalah wanita iblis yang merebut ayahnya dari pelukan dirinya.
"Dimana papa saya?" Kalau Jevano tidak lupa jika ini di lingkungan sekolah mungkin Jevano sudah menampar kuat - kuat perempuan itu.
"Papa kamu tidak ada di dalam" Jawab perempuan itu.
"Lo tadi habis ngomongin soal Kanaya?" Jevano mendongakkan dagunya seribu kali lipat dia berani bertanya soal Kanaya kepada Mega daripada ke ayahnya sendiri.
Mega berjalan mengikati tubuh Jevano yang masih berdiei tegap di ruang komite yang penuh dosan.
"Kanaya, Kanaya, Kanaya.. Sampai kapan kamu jatuh hati sama perempuan itu?" Mega menatap Jevano dengan serius.
"Bukan urusan lo! Lo tinggal jawab apa susahnya?" Jevano mulai naik pintam.
"Kalau saya tidak suka sama kamu saya mungkin sudah nyuruh anak buah papah kamu buat usir kamu"
Lagi - lagi Mega membahas soal perasaannya ke Jevano. Wanita itu benar seperti iblis, mendekati ayah Jevano ternyata tidak cukup bahkan dia harus menaruh hati pada Jevano yang jelas - jelas umurnya jauh lebih muda dari dirinya.
Jevano menghela nafasnya. "Berhenti sukai gue karna gue ngga akan suka sedikitpun sama lo!" Jevano mendorong pundak Mega.
"JEVANO!" Kata laki - laki yang keluar dari ruang komite.
Raut wajah dari laki - laki itu sudah memerah saat melihat bagaimana kerasnya Jevano mendorong pundak perempuan setengah iblis itu.
Sambil menghela nafasnya Jevano sudah tau pasti akhirnya begini, Pratama datang sebagai sosok pahlawan yang sok sokan terlibat untuk membela perempuan iblis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Cupu
Teen Fiction---------------------------CUPU----------------------------- "Kisahku dimluai pada saat aku memakai topeng samaran dari Siti" Siti adalah nama yang dia pakai selama menjalankan misinya. Dia sengaja memilih nama itu untuk menutupi kepribadiannya yang...