06

8K 340 3
                                    

Serpihan langit abu yang menyelam menjadi semu,

*****

Kaki Anara sudah tidak sanggup menumpu badannya kembali, kelopak matanya sudah menutup dan nafasnya seakan habis tak tersisa. Bruk.. (Jevano menangkap tubuh Anara yang jatuh dipelukannya).

"OH SHITT!" Teriak sengit laki - laki itu, namun tak melepaskan tangannya yang menyengkram badan Anara agar tidak terjatuh.

"WOI SITI" Ujarnya.

Tidak ada kepanikan yang terjadi dalam kelas itu. Mereka pikir ini adalah hal yang wajar, mereka juga berfikir jika Anara adalah ratu drama. Namun tidak dengan Jevano yang hampir mengangkat tangannya untuk mengusap puncak kepala dari gadis baru itu. Belum sempat tangan itu mencapai ke puncak kepala gadis itu dia harus mengurungkan niatnya.

"Siti, lho itu apa apaan sih?" Ujar salah satu siswi sekelasnya itu.

"Alah baru aja game awal udah sok sokan cari perhatian"

"Eh Cupu, tolong minggirin kepala lo dari cowo gue!" T

"EH CUPU, TOLONG MINGGIRIN KEPALA LO DARI COWO GUE!" Teriak salah seorang siswa yang sedang berdiri di ambang pintu dengan wajah yang terlihat emosi.

Itu adalah Agesta, orang - orang menyebutnya Ratu di sekolah ini. Agesta juga termasuk ke dalam orang - orang yang memiliki golongan kasta tertinggi sejajar dengan Jevano.

Langkah Agesta sangat menggebu - gebu. Matanya menandakan dia tidak suka melihat badan Anara melekat ke Jevano.

"Minggir!" Ucapnya dengan nada benci. Agesta mendorong tubuh Anara dengan sangat kuat, namun tenaga yang dimiliki Agesta seakan tidak ada apa - apanya dengan cengkeraman tangan Jevano yang mendekap tubuh Anara.

"Minggirin tangan lo dari perempuan ini" Ketus Jevano.

Jevano lantas mengangkat tubuh Anara tanpa basa - basi lalu membawanya pergi meninggalkan kelas.

"Ci kalo lo mau gue maafin, nanti bilangin ke Bu Derma gue sama anak baru ini izin!" Kata Jevano sebelum meninggalkan kelas.

Manik mata Jevano masih melekat menatap wajah pucat Anara sembari sesekali dia lihat medan jalan di sekolahnya itu.

Baru saja Jevano keluar dari kelas dengan membawa tubuh Anara, Semua orang yang melihat ini langsung mentrendingkan topik pembicaraan seru. Berita hangat yang saat ini tengah menjadi pembicaraan ramai di sekolah elit ini.

*****

Setelah lima belas menit Anara tertidur perlahan dia membuka kedua matanya. Lensa kacamata yang semula ia kenakan sudah menghilang, sekarang pandangan dia langsung ke langit - langit ruang UKS. Anara meraba kedua matanya untuk memastika kacamata itu masih terpakai.

"Kacamata gue mana? " Ujarnya dalam hati, membuat dia segera bangkit.

Anara meraba kanan kirinya masih saja mencari katacamata miliknya itu.

"Lo cari ini?" Kata laki - laki yang menyenderkan badan bagian kanannya ke dinding.

"Itu kacamata saya, sini kembalikan!" Pinta gadis yang masih duduk diatas bangsal UKS.

Jevano berjalan membawa kacamata itu menuju pemiliknya. "Nih (Jevano memberikan kacamata itu), lain kali jangan cari masalah sama gue!"

Anara melihat Jevano dengan segudang pertanyaan yang masih belum bisa dia utarakan.

"Minum tehnya sampai habis, gue pergi" Kata Jevano.

Jevano seperti pemilik dua kepribadian ganda sebab sifatnya yang tiba - tiba berubah namun masih tetap saja menjadi laki - laki yang dingin.

The Perfect Cupu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang