*****
Jenaka
Kanaya, harusnya saya tidak pernah sekalipun mengizinkanmu untuk dekat dengan Jevano agar saya masih bisa menatapmu saat ini. Saya gagal membuatmu jatuh cinta kepada saya. Saat ini apa yang sedang kamu lakukan disana, apakah kamu sedang bahagia dengan Tuhan?. Kanaya, bagaimanapun saya akan selalu merindukanmu disini.. Maafkan saya, maaf telah membuatmu seperti ini.Jenaka tidak pernah absen untuk menuliskan segala rasanya yang dia kasihkan untuk Kanaya. Malan itu Jenaka menemukan Kanaya tertatih duduk di bawah pohon yang rindang, Jenaka laki - laki sedingin kutub utara yang hatinya bisa diluluhkan oleh Kanaya itu turut membantu Kanaya untuk mengobati luka lebamnya. Pada saat itu tak banyak pembicaraan yang Jenaka tangkap karena kondisi Kanaya yang masih belum bisa untuk membuka suara.
"Gue sakit Na, untuk apa gue hidup terlalu lama" Kata Gadis itu menangis histeris.
"Lo bisa sembuh Nay, lo bakal sembuh. Lo sakit apa hah?" Jenaka hanya bisa memeluk tubuh gadis itu.
"Gue ngga bisa sembuh Na, gue ngga bisa sembuh.." Lagi - lagi gadis itu masih terus tersedu membuat Jenaka khawatir.
"No! Semua penyakit ada obatnya, gue akan bawa lo ke rumah sakit yang terbaik disini biar lo bisa sembuh".
Kanaya mencengkram hoodie yang dikenakan oleh Jenaka. "Gue bukan siapa - siapa lo Na! Stop bantuin gue, gue cape terus - terusan dihantui sama anak - anak yang anti dengan kita" Hati Jenaka saat itu merasa sakit sekali melihat perempuan yang sudah mewarnai hidupnya itu seperti orang yang kehilangan arah. Dia bukan seperti Kanaya yang Jenaka kenal, Kanaya si periang meskipun suka nangis.
"Siapa yang nyakitin lo? Lo mau gue apain dia? Gue bakal ngelakuin apapun yang lo mau Nay"
"Lo mana tau Na rasanya hidup serba kekurangan? Lo mana tau rasanya cari uang mati matian demi judi ayah lo agar tetep berjalan! Lo ngga ngerti posisi gue Na!!"
Ya lagi - lagi Jenaka hanya bisa mengehembuskan nafas beratnya kerena frustasi. Memang kehidupan Kanaya sungguh mencekam maka dari itu Jenaka ingin sekali menghapus penderitaan dari gadis itu, namun ternyata apa yang dilakukannya adalah kesalah terbesar hingga membuat beban Kanaya bertambah.
Sampai saat ini Jenaka hanya bisa terdiam menunggu kabar terbaru dari Kanaya. Jenaka menatap sisi lapangan dari lantai rooftop yang sesekali angannya mengatakan untuk segera lompat.
Kanya sebenarnya ngga tau seberapa kuatnya Jenaka untuk bertahan hidup hingga sejauh ini karena masalah keluarganya. Jenaka adalah laki - laki yang pandai menutupi segala masalahnya dari orang lain termasuk Kanaya dan juga Jevano.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Cupu
Teen Fiction---------------------------CUPU----------------------------- "Kisahku dimluai pada saat aku memakai topeng samaran dari Siti" Siti adalah nama yang dia pakai selama menjalankan misinya. Dia sengaja memilih nama itu untuk menutupi kepribadiannya yang...