Oke, sebelum baca aku minta kalian buat vote dan komen terlebih dahulu. Thank uu :)
---000---
Anara mulai menapaki kakinya di sekolah yang sama sekali tidak pernah Anara bayangkan sebelumnya. Benar - benar luar biasa sebuah sekolah elit yang berisi manusia - manusia keturunan petinggi yang tentunya membuat Anara menjadi pusat perhatian tatkala masuk di gerbang setinggi hampir tiga meter itu.
Beberapa sorot mata mulai dari para siswa, satpam, tukang kebun, tukang bersih - bersih maupun guru mulai memandang Anara dengan tatapan tajam dan sinis.
"Neng sepedanya taruh sini aja" Ucap lirih seorang laki - laki paruh baya yang sedang memegang sapu lidi.
Anara menoleh melihat ke arah laki - laki itu sembari membenarkan posisi kacamatanya yang merosot.
"Jangan parkir disana, parkirnya disini aja" Ucap laki - laki itu kembali
Anara hanya memangguk dan menuruti perintah laki - laki itu. Kemudian setelah Anara berhasil memarkirkan sepedanya dia menghembuskan nafas kasarnya. Karena Anara masih merasa asing di lingkungan itu dan saat Anara hendak bertanya kepada laki - laki paruh baya tadi ternyata laki - laki tersebut sudah pergi meninggalkan tempat yang semula.
"Kok hilang?" Ucap Anara dalam hati.
Namun karena kepercayaan diri yang dimiliki oleh Anara sangatlah tinggi maka Anara tidak pikir panjang mengenai hal ini. Anara langsung melangkahkan kakinya kembali dan diimbangi dengan matanya yang mulai mengamati sekolah tersebut.
Saat Anara melewati parkiran dirinya di kejutkan dengan pengeplotan daerah parkiran yang benar - benar sudah mulai terlihat adanya kesenjangan di sekolah ini.
Parkir Flamboyan Parkir Perak
Parkir Perunggu Parkir Gold
Jujur saja Anara kaget saat membaca tulisan - tulisan tersebut, tidak hanya itu saja Anara juga bingung maksud dari adanya pengplotan parkirana dari sekolah ini itu ada apa. Anara lalu melanjutkan kembali perjalannya. Anara mulai menyusuri dimana letak keberadaan ruang guru dan kesiswaan itu berada.
"Dia siapa? "
"Dia murid baru ya disini?"
"Sejak kapan sekolah kita kebobolan gelandangan seperti dia"
Beberapa ujaran ujaran yang tak enak di dengar itu mulai memasuki telinga Anaea dengan sangat pelan. Tatapan - tatapan tajam dan sinis mulai terasa sangat panas di setiap sudut area sekolah. Anara masih berusaha untuk sabar dan tidak mengubah pemalsuannya.
*****
Sebelum masuk ke ruang kelas Anara berhenti di depan pintu, kepala Anara tertunduk dan mata Anara mulai menutup.
"Tuhan, Anara mohon agar kedepannya Anara dapat menyelesaikan studi dan misi ini sebaik mungkin". Kata Anara dalam hati.
Anara menghirup nafas panjangnya lalu menghembuskannya sebanyak tiga kali sebelum perasaan Anara benar - benar manta untuk masuk di kelas tersebut.
"Anak - anak tolong jangan ribut terlebih dahulu karena ibu akan memberikan informasi kepada kalian" Teriak Bu Ane di depan kelas yang berakibat membuat kelas tersebut menjadi hening sekali seketika.
"Baik ibu akan mulai, selamat pagi anak - anak?" sapa Bu Ane.
"Pagi Bu Ane" Sahut satu keras dengan nada suata yang kurang kompak
"Langsung saja ibu akan memberitahukan jika ibu membawa teman baru untuk kalian" Ujar Bu Ane dengan raut wajah yang sumringah.
Siswa seisi kelas langsung saling menukar pandang antara satu dengan lainnya pasalnya mereka selalu menebak siapakah siswa baru tersebut dan dari golongan manakah siswa baru itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Cupu
Teen Fiction---------------------------CUPU----------------------------- "Kisahku dimluai pada saat aku memakai topeng samaran dari Siti" Siti adalah nama yang dia pakai selama menjalankan misinya. Dia sengaja memilih nama itu untuk menutupi kepribadiannya yang...